Artis Terjerat Narkoba
Mengenal Depresi Psikosomatik, Gangguan yang Diderita Nunung : Saya Masih Konsumsi Obatnya
Mengenal Depresi Psikosomatik, Gangguan yang Diderita Nunung dan masih aktif dikonsultasikan ke dokter juga rutin minum obatnya
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
Nunung Mengaku Derita Depresi Psikosomatik, Apa yang Dirasa Penderitanya ?
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pelawak Nunung mengaku menderita depresi atau gangguan psikosomatik
Gangguan psikosomatik ini baru diakui oleh Nunung ketikaa ditanya soal tes darah
Nunung mengaku sudah mengenal narkoba sejak 20 tahun silam
Selama 20 tahun itu, Nunung mengaku sempat berhenti dan bersih dari narkoba
Atas pengakuannya, Nunung mengaku baru kembali menggunakan narkoba pada lima bulan lalu, tepatnya pada bulan Maret 2019
"lima bulan yang lalu, bulan Maret," aku Nunung seperti dikutip dari Tv One
20 tahun lalu Nunung terjerumus dalam dunia narkoba karena lingkungan
"20 tahun yang lalu, waktu itu memang lingkungan yah, saya masuk disitu ketemu teman-teman banyak yang kena, akhirnya saya takut, saya berhenti sendiri, karena saya takut temen kena kasus, Polo, Almarhum Gogon, Doyok, saya berhenti, berhenti sama sekali saya sudah hidup sehat," kata Nunung
• Luapan Emosi Jan Sambiran Sebelum Ditangkap Polisi, Nunung Panik Diketuk Tamu Misterius dari Bandung
Namun Nunung memutuskan kembali menggunakan narkoba karena pekerjaannya yang padat
"mungkin karena faktor kecapean bekerja, kalau saya tidak ambil sinetron mungkin yang pagi syuting sore tapping malam live, biar saya gak cape terbesit lagi," kata Nunung
Padahal, Nunung mengaku bahwa sabu yang dipakai olehnya sama sekali tak menimbulkan efek siginifikan terhadap kebugaran tubuh
"pertama memang gak ngantuk, seterusnya ya biasa saja tetep aja cape, gak ada rasa apa-apa," kata Nunung
Jurnalis yang mewawancarai Nunung penasaran terhadap kondisi Nunung
• Nunung Bongkar Sosok yang Mengenalkannya pada Narkoba 20 Tahun Lalu: Sudah Almarhum, Rekan Grup Saya
• Dimarahi Suami karena Pakai Narkoba Lagi Pasca 20 Tahun, Nunung Menangis: Janji Ini Terakhir Kali !

Jurnalis tersebut menanyakan selama 20 tahun itu, bagaiaman cara Nunung menyembunyikannya
Selama ini, Nunung mengaku tak pernah melakukan tes darah atau apapun yang bisa mendeteksi adanya zat adiktif dalam tubuhnya
"saya kalau ke rumah sakit selama ini cuma konsultasi," aku Nunung
Nunung mengaku selama ini melakukan konsultasi atas gangguan yang dialaminya
• 5 Anggotanya Termasuk Nunung Terjerat narkoba, Tarzan Geram Disebut Srimulat Gembong Narkoba
• Cerita Detik-Detik Nunung Digerebek Polisi: Saya Sudah Feeling, Anak dan Menantu Suruh Masuk Kamar
• Nunung Pakai Narkoba Lagi Setelah 20 Tahun Berlalu, Suami Marah Besar: Ayo Kita Hancur Sekalian
" karena memang saya masih dalam perawatan, saya kena kaya depresi kaya psikosomatik, " kata Nunung
"stres yang terlalu tinggi, panik attack, " tambah Nunung
Nunung mengaku sampai saat ini masih rutin mengkonsumsi obat dari dokter
"dan saya masih kunsumsi obatnya juga," ujar Nunung

Tak hanya itu, Nunung juga mengaku sampai saat ini masih rutin konsultasi atas gangguang psikosomatik yang dialaminya
"sampai sekarang masih konsultasi aktif sama prof Sesanto," kata Nunung
"Itu aja, tapi gak pernah periksa-periksa darah ," tambah Nunung
Lantas apa itu psikosomatik ?
Melansir Kompas.com, Gangguan psikosomatik merupakan kondisi jiwa yang berpengaruh terhadap fisik.
Sebagian besar gangguan psikosomatik ini melibatkan pikiran dan tubuh.
Bagaimana kita bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana kita mengatasi itu sangat bervariasi dari orang ke orang.
• Nunung Pakai Narkoba Lagi Setelah 20 Tahun Berlalu, Suami Marah Besar: Ayo Kita Hancur Sekalian
• Anak Bungsu Nunung Ingin Pindah Sekolah karena Dibully - Awas! Bullying Bisa Ganggu Kesehatan Mental
• Anak Bungsu Nunung Srimulat Dikabarkan Dibully Disekolah, Ini Tanggapan Keluarga

Misalnya, ruam psoriasis mungkin bagi kita tidak mengganggu, namun bagi beberapa orang hal ini membuat mereka tertekan dan sangat mengganggu.
Faktor mental juga mempengaruhi beberapa titik di tubuh.
Misalnya merasakan sesak dan sakit dada, namun secara fisik tidak ditemukan adanya indikasi gangguan di jantung atau paru-paru.
Umumnya penderita psikosomatik berusia muda, dan didominasi wanita.
Pemicunya adalah stres.
Sebagai contoh, ketika merasa cemas dan stres, detak jantung menjadi cepat, berdebar, merasa sakit (mual), tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut dan napas menjadi cepat.
Ketika kita cemas, gejala fisik meningkat akibat meningkatnya aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, dan adanya pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan penyakit.
Biasanya, dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin mempengaruhi timbulnya penyakit.
Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah psikis, kita perlu menjaga kondisi mental.

Hindari stres, buat pikiran tenang, atasi rasa cemas, hindari depresi, dan selalu berpikiran positif.
Penyakit yang bersifat psikosomatik
Sampai batas tertentu, kebanyakan penyakit bersifat psikosomatik - yang melibatkan pikiran dan tubuh.
Ada aspek mental untuk setiap penyakit fisik yang muncul.
Bisa juga ada efek fisik dari penyakit mental.
Misalnya, penyakit mental yang kita alami menyebabkan tidak nafsu makan, tidak merawat diri sendiri yang menimbulkan masalah fisik.
Istilah gangguan psikosomatik terutama digunakan untuk "penyakit fisik yang diduga dan disebabkan oleh faktor mental".
Beberapa penyakit dianggap sangat rentan diperburuk oleh faktor mental, di antaranya sakit maag, eksim, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Beberapa orang juga menggunakan istilah gangguan psikosomatik ketika faktor mental menyebabkan gejala fisik, tetapi tidak ada penyakit fisik.
Misalnya, nyeri dada dapat disebabkan oleh stres dan tidak ada penyakit fisik yang dapat ditemukan.

Pikiran mempengaruhi fisik
Pikiran dapat menyebabkan gejala fisik.
Misalnya, ketika kita takut atau cemas kita sering merasa:
- Denyut jantung cepat atau jantung berdebar-debar - Merasa mual
- Gemetar (tremor).
- Berkeringat.
- Mulut kering.
- Sakit dada.
- Sakit kepala.
- Pernapasan susah diatur
Gejala-gejala fisik ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh dan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah ketika cemas/khawatir.
Perawatan untuk meredakan stres, kecemasan, dan depresi dapat membantu jika hal-hal dianggap berkontribusi terhadap penyakit fisik kita.
Meski gejala tertentu dengan pengaruhnya terhadap pikiran yang sebabkan penyakit fisik (ruam, tekanan darah, dll), mungkin ada hubungannya dengan impuls syaraf yang menuju ke tubuh, yang tidak sepenuhnya kita pahami.
Ada juga beberapa bukti bahwa otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang terlibat dalam berbagai penyakit yang muncul.