Taruna Akmil Keturunan Prancis
Kisah Enzo Calon Taruna Akmil Berdarah Prancis,Guru Nangis Dengar Doanya & Ingin Jadi Prajurit Soleh
Enzo Zen Ellie, calon Taruna Akmil bercita-cita ingin jadi prajurit yang sholeh dan dikenal sangat tekun dan pintar saat di Pesantren
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kisah pemuda keturunan Prancis yang lulus tes masuk Akademi Militer ( Akmil) kini jadi buah bibir banyak orang.
Pemuda bernama Enzo Zenz Ellie berhasil menjadi calon Taruna Akmil di Magelang, Jumat (2/8/2019).
Putra pasangan almarhum Jean Paul Francois Allie asal Prancis dan ibu Siti Hadiati Nahriah asal Sunda, Indonesia ini menjadi terkenal ketika videonya sedang berbincang dengan Jenderal TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dengan menggunakan Bahasa Prancis.
Kisah soal Enzo ini memang menarik untuk ditelusuri.
Sosok Enzo merupakan contoh pemuda yang mandiri dan patut dijadikan teladan.
Hal itu berdasarkan penuturan dari orang dekat serta guru Enzo saat dirinya menjalani pendidikan di pesantren, tepatnya di SMA Pesantren Unggulan Al Bayan, Anyer, Banten.
Dalam wawancara ekslusif yang dilakukan TribunJakarta.com, Enzo memang sudah bercita-cita menjadi tentara sejak kecil.
Menurut ibunya, keinginan Enzo menjadi tentara sudah terlihat sejak masih kanak-kanak."Bukan dari SMA, tapi Enzo malahan sejak taman kanak-kanak memang sudah ingin masuk tentara," ungkap Siti lewat telepon, Selasa (6/8/2019).
Berhubung kesibukannya di luar kota, Siti belum bisa bercerita banyak tentang Enzo dan berbagi pengalaman anaknya sampai bisa lukus catar Akmil di Magelang.
• Viral Pria Sunda-Prancis Diwawancara Panglima TNI, Pernah Pesantren di Serang Kini Lolos Akmil TNI
• Sosok Dewi Okta Pusparini, Gadis Pati Calon Jenderal yang Jadi Taruni Terbaik Akmil 2019
Pintar Ngaji dan Tekun
Di lingkungan pesantren, Enzo dikenal sebagai pribadi yang ulet dan tekun.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Deden Ramdani, Kepala SMA PU Al Bayan, mengaku salut dengan perjuangan Enzo meski saat awal masuk memiliki keterbatasan berbahasa Indonesia.
Secara pribadi, Deden dekat dengan Enzo dan menjadi tempatnya curhat karena pernah mengajarnya untuk mata pelajaran kimia.
"Saya pribadi melihat Enzo pribadi yang tekun, ulet dan punya prinsip yang sangat kuat," ungkap Deden lewat telepon.
Alumnus Pendidikan Kimia UPI ini mengaku sejak awal Enzo masuk asrama sudah mengungkapkan keinginannya menjadi TNI.
Ada kata-kata Enzo yang membuat Deden takjub dengan pemuda yang hobi atletik dan renang ini.

"Pak, mohon doanya. Saya ingin menjadi prajurit yang soleh," ungkap Enzo seperti ditirukan oleh Deden.
"Bapak doakan Enzo lulus masuk Akmil," jawab Deden meyakinkan siswanya itu.
Hal itu disampaikan ketika Enzo masuk pertengahan semester kelas satu.
Deden menjadi guru kimia Enzo saat duduk di kelas satu dan dua. Sekali dua kali bertemu di masjid, Enzo menyampaikan keinginannya tersebut kepada Deden.
• Anak Tukang Bubur Ayam Diterima Jadi Calon Taruna Akmil, Ini 5 Fakta Soal Imron Ichwani
• Kisah Anak Tukang Ojek Lulus Akmil, Tak Bisa Hadiri Pemakaman Sang Ibu Karena Masih Pendidikan
Doa yang diminta Enzo kemudian Deden sampaikan saat rapat dengan guru-guru SMA PU Al Bayan lainnya.
"Saya sampaikan di rapat saat briefing, 'tolong Enzo punya cita-cita jadi prajurit yang soleh ke guru-guru. Sebagian mereka menangis," ungkap Deden.
Awal masuk, Enzo masih terkendala dengan bahasa Indonesia. Namun ia pantang menyerah dengan keadaan.
"Ketika belajar kimia karena sulit bahasa Indonesia, dia tidak mudah menyeragh. Paling punya prinsip."
"Misalnya, ketika punya tekad untuk masuk Akmil, dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia rutin push up dan bicara sama saya. Kemudian lari dan jogging sendiri."
"Beberapa anak mungkin sore istirahat tapi Enzo punya prinsip mengejar cita-citanya. Kelas satu sudah seperti itu," ungkap Deden.

Berangakt Umrah
Sad duduk di bangku kelas dua, Enzo mengungkapkan keinginannya memperdalam ilmu agama, termasuk mengaji Alquran.
Akhirnya, Deden menitipkan Enzo untuk belajar mengaji kepada Abdul Amin, guru pengampu Sejarah dan PPKn sekaligus Ketua DKM.
Bahkan, saat ada program umrah yang digelar pihak sekolah, Enzo bisa dibilang siswa yang paling antusias.

Umrah siswa ini menjadi bagian program yang diselenggarakan pihak SMA PU Al Bayan Anyer.
"Dia salah satu yang paling semangat umrah. Dia ingin merasakan bagaimana indahnya umrah. Waktu itu dia umrah bersama kepala sekolah sebelum saya," kenang Deden.
Tak salah jika Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia memuji bacaan Alquran Enzo.
"Itu ngajinya saja, saya mungkin kalah. Ngajinya hebat. Agamanya bagus," puji Aan kepada Tribun Jogja di Akmil Magelang, Senin (6/8/2019).
• Cerita Taruna Akmil Magelang Blasteran Sunda-Prancis, Pernah Nyantren Kini Lulus Jadi Anggota TNI
• Ibu Dari Taruna STIP Marunda yang Tewas Tolak Tawaran Menhub, Saudara Kembar Langsung Bengong
Siswa Berprestasi
Latihan keras Enzo selama ini berbuah prestasi. Pada Februari 2019 lalu, Enzo meraih dua medali emas pada kejuaraan atletik tingkat Kabupaten Serang.
Ia menang untuk atletik nomor 400 meter dan 800 meter dengan catatan waktu 2 menit 15 detik.
"Saya bangga karena bisa menang, membahagiakan orangtua dan nama baik sekolah," ujar Enzo saat itu dilansir dari laman albayananyer.sch.id.
Perjuangan Enzo menyabet dua medali emas sekaligus tidaklah mudah karena ia mempersiapkan diri selama satu bulan.
Saat itu ia menargetikan ingin memberikan yang terbaik di kejurda dan bisa tampil di PON 2020 di Papua.
Menurut Deden, Enzo sempat ikut perlombaan atletik tingkat provinsi namun belum menyumbangkan hasil.
Prestasi Enzo lainnya adalah juara dua dan tiga cabang renang 100 meter gaya bebas di O2SN Kabupaten Serang pada 2018 dan juara 2 lari jarak jauh 5.000 neter yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Untirta beberapa bulan lalu.(*).
(TribunJakarta/ Yogi Gustaman)