Curhatan Sopir Angkot di Bogor, Berjuang Cari Penumpang Meski Penghasilan Rp 50 Ribu Sehari
Setiap pagi hingga sore hari, Indrawan menyusuri jalanan Kota Bogor dengan angkot hijau yang dibawanya mencari penumpang.
Penulis: Tsaniyah Faidah | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Tsaniyah Faidah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Indrawan Koaoady Wellas (33), sudah 19 tahun lamanya menjadi sopir angkot trayek 07 jurusan Warung Jambu - Merdeka.
Lelaki asal Ambon ini memilih sebagai sopir angkot untuk menyambung hidup.
Setiap pagi hingga sore hari, Indrawan menyusuri jalanan Kota Bogor dengan angkot hijau yang dibawanya mencari penumpang.
Bertahun-tahun menjadi sopir angkot, membuatnya turut merasakan perubahan drastis penghasilan yang ia dapat semenjak kehadiran transportasi online yang berkembang pesat.
Sekira tahun 2017, penghasilannya mulai menurun setelah kalah bersaing dengan transportasi online.
Dalam sehari, ia hanya mendapat Rp 50 ribu setelah dipotong setoran Rp 80 ribu dan membeli bahan bakar minyak (BBM).
Padahal dulunya ia pernah mengantongi hingga Rp 150.000 per hari.
"Sekarang incaran kami anak-anak sekolah yang masih naik angkot. Kalau pas lagi liburan sekolah, yaudah kita apes," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (9/8/2019).
Indrawan yang pernah menjadi jawara Porseni Tenis Meja Kota Bogor tahun 1999 lalu ini menjadi tulang punggung bagi satu orang anaknya.
Ia baru saja ditinggal istrinya meninggal dunia karena penyakit yang diderita.
Ia mengaku, dulu sempat ingin terjun ke dunia olahraga, menekuni bidang tenis meja yang dikuasainya.
Namun, menurutnya, untuk menjadikan olahraga sebagai profesi cukup sulit saat itu lantaran persaingan yang begitu kuat.
Indrawan justru melenceng bekerja di Hotel sebagai Petugas Valet Parking hingga pada tahun 2010 beralih profesi menjadi sopir angkot.
"Ya hasilnya begitu, pas-pasan. Tapi dicukup-cukupi saja," ucap dia.