Menelusuri Bangunan Sejarah Kolonial dan Alun-Alun Cileungsi Bogor Yang Hilang Ditelan Waktu
Dibanding bangunan milik Belanda, warga Bogor saat itu kebanyakan hanya punya rumah yang terbuat dari bilik anyaman bambu.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CILEUNGSI - Tidak banyak yang tahu bahwa sebelumnya di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor terdapat alun-alun yang kerap ramai didatangi warga.
Alun-alun itu ada sejak jaman kolonial Belanda.
Seorang istri salah satu veteran di Cibinong Bogor, Nenek Mini (83) tahu betul bahwa di kawasan alun-alun itu juga banyak berdiri bangunan belanda.
"Di sana ada penjara juga, punya Belanda," kata Nenek Mini kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (13/8/2019).
Namun, kata dia, pemukiman warga saat itu tidak sebanyak saat ini yang bahkan termasuk padat.
Dibanding bangunan milik Belanda, warga Bogor saat itu kebanyakan hanya punya rumah yang terbuat dari bilik anyaman bambu.
"Kantor desa aja dulu mah masih pakai bilik bambu bangunanya, gak seperti sekarang," katanya.

Terpisah, salah satu tokoh warga Cileungsi, Abah Yusuf (65) mengatakan bahwa pusat keramaian warga di jaman kolonial Belanda di Cileungsi berada di Kampung Kaum, Desa Cileungsi, Kecamatan Cileungsi.
Bangunan-bangunan bekas Belanda saat ini nyaris tak terlihat lagi di kawasan ini.
"Kebanyakan bangunan Belanda sekarang udah gak ada. Udah berubah jadi perumahan warga. Dulu maha rame di sini, banyak tentara Belanda," kata Yusuf.
Nama-nama jalan pun, kata dia, dibanding dulu, tidak sebanyak saat ini.
Namun, sejak jaman Belanda, di kawasan itu terdapat nama jalan yang masih bertahan sampai sekarang yakni Jalan Singarante di kawasan kampung tersebut yang ia yakini merupakan alun-alun Cileungsi.
Jalan Singarante tersebut berbentuk melingkar mengelilingi sebuah lapangan bola yang merupakan pusat keramaian warga dan juga tentara Belanda di masa lalu.
Lapangan bola tersebut kini telah berubah dan dipakai menjadi lahan Masjid Agung Al-Mansyurunal Muqorrobun.
"Iya, alun-alun Cileungsi itu di sekitar sini (Kampung Kaum), dulu mah kan gak sepadat sekarang rumah-rumahnya. Ada lapang voli, lapang bola juga, sekarang lapang bolanya dipakai jadi masjid Al Muqorrobun," kata Yusuf.
Masjid tersebut terletak tepat di pinggir Jalan Alternatif Cibubur dan di seberang jalan masjid itu juga banyak bangunan belanda yang juga kini sudah berubah bentuk.

Di Jalan Singarante itu saat ini masih terdapat sebuah bangunan Belanda yang masih bertahan yang kini digunakan sebagai ruang guru SD Negeri Cileungsi 02.
Yang mana Abah Yusuf kini bekerja sebagai penjaga di sekolah tersebut.
Pantauan TribunnewsBogor.com, bangunan tersebut masih terjaga bentuknya sampai sekarang, mulai dari beton, bentuk jendela dan lubang pintu yang memanjang sampai ke atap.
"Dulu mah bangunan sekolah ini tempat istirahat tentara Belanda. Terus ada banyak bangunannya, disebutnya Gedong Papak. Ada bangunan untuk dapur, penjara juga, tapi sekarang udah pada dibongkar. Tinggal ini sekarang yang jadi ruang guru," ungkap Yusuf.