Wanita di Kalimantan 10 Tahun Derita Kanker Sembuh Setelah Minum Bajakah, Begini Cara Mengolahnya
Wanita di Kalteng 10 Tahun Sakit Kanker Payudara Stadium 4 Sembuh pakai Bajakah dalam waktu 1 bulan, begini cara mendapatkan dan cara mengolahnya
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wanita yang sudah 10 tahun menderita kanker payudara stadium 4 sembuh dalam waktu satu bulan setelah meminum tanaman Bajakah
Wanita asal Kalimantan tersebut sudah dinyatakan sakit kanker stadium 4 menolak operasi dan lebih memilih untuk merasakan khasiat dari tanaman Bajakah
Tanaman Bajakah membuat dunia geger
Tiga siswi SMA asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani mendapat medali emas di Korea Selatan berkat penelitiannya terkait tanaman Bajakah
Tanaman Bajakah diklaim dapat menyembuhkan penyakit kanker
Inspirasi Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani berasal dari nenek Yazid yang menderita kanker payudara
Menurut ayah Yazid, Daldin , ibunya sudah 10 tahun menderita sakit kanker payudara
"stadium 4, kanker payudara, hampir 10 tahun lebih," kata Daldin saat diwawancarai Aiman Kompas TV
Daldin menceritakan saat itu ibunya menolak untuk operasi

"saat itu orang tua saya ngasih tau stadium 4 dan disuruh operasi ibu saya gak mau karena beliau juga orang medias, takut juga, " kata Daldin
Sampai akhirnya, sang ayah berinisiatif pergi ke hutan mencari tanaman Bajakah
"akhirnya pulang ke kampung, akhirnya bapak saya berinistif mencari, dapatlah itu (Bajakah)," kata Daldin
Daldin mengatakan sakit kanker payudara yang diderita oleh sang ibu sudah sangat parah
Menurut Daldin, nanah terus menetes dari bagian payudara sang ibu
"sangat parah, saya ngelihats endiri betapa menderitanya ibu saya, dia punya susu ini sudah bernanah, sudah netes, saya lihat sendiri dan sakit," kata Daldin

Setelah meminum air olahan tanaman Bajakah, khasiat yang dirasakan sangat tak disangka
"setelah minum itu diluar dugaan kita sangat menakjubkan juga," kata Daldin
Sakit kanker payudara yang diderita sekitar 40 tahunan lalu itu kini sudah sembut, dan sama sekali tidak kembali
"ayah bapak yang menemukan obat itu, taunya bapak ngobat pakai itu, alhamdulillah 99 persen sembuh," kata Daldin
Menurut Daldin proses pengobatan menggunakan Bajakah berjalan satu bulan
"cuma dalam 2 minggu reaksi sembuh, sebulan total," kata Daldin
Daldin mengatakan kayu Bajakah kini sudah sangat langka
Belum lagi bentuknya yang hampir serupa dengan tanaman lain di hutan Kalimantan Tengah
"kayu ini sangat langka, saya ikut nyari kita masuk hutan itu seperit berburu, kayunya mirip sekali dengan pohon yang lain," kata Daldin
Lalu Bagaimana Cara mengolahnya ?
Melansir Kompas.com, Untuk mengolah tanaman Bajakah menjadi obat kanker, prosesnya dilakukan melalui pengeringan dengan bantuan matahari.
Setelah itu, cacah tanaman yang telah mengering. Kemudian, tumbuk hingga menjadi bubuk dan rebus.
Satu gram bubuk Bajakah direbus dengan air selama 30 menit dan minum air rebusan tersebut sebagai pengganti air minum setiap hari.
Rasa rebusan air Bajakah memiliki warna seperti teh dan rasa yang hambar.

Namun, hanya mengonsumsinya dalam dua bulan mampu menghilangkan tumor.
Sementara itu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (12/8/2019), untuk memastikan Bajakah benar bisa menyembuhkan kanker pada manusia dibutuhkan sejumlah fase dan tahapan.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Sudoyo.
Ia mengatakan, mengklaim Bajakah sebagai obat penyembuh kanker perlu lebih dari sekadar uji coba terhadap tikus.
"Karena ujicoba terhadap tikus dan manusia itu berbeda," kata Prof Aru.
Setidaknya, ada 5 fase uji klinis obat kanker untuk manusia.
Sudah teruji
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, meraih juara dunia atas temuan obat penyembuh kanker dengan bahan baku alami berupa batang pohon tunggal, atau dalam bahasa dayak disebut dengan Bajakah.
Tanaman ini diperoleh di hutan Kalimantan Tengah.
Ketiga siswa bernama Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani.
Guru pembimbing siswa yang merupakan guru biologi, Helita mengatakan, keberhasilan ketiga siswa tersebut berawal dari informasi dari Yazid.
Yazid mengatakan bahwa ada sebuah tumbuhan di hutan Kalimantan Tengah yang kerap digunakan keluarganya bisa menyembuhkan kanker, Bahkan kanker ganas stadium empat sekalipun.

Di bawah bimbingan Helita, ketiga siswa memutuskan untuk memulai pembahasan awal yang lebih serius mengenai kayu Bajakah tersebut.
Penelitian diawali dengan uji pendahuluan di laboratorium sekolah.
Lalu penilitian dilanjutkan dengan uji sampel penelitian lanjutan, yang menggunakan dua ekor mencit atau tikus betina atau tikus kecil berwarna putih, yang sudah di induksi atau disuntikan zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.
Sel kanker berkembang di tubuh tikus dengan ciri banyaknya benjolan pada tubuh, mulai dari ekor hingga bagian kepala.
Mereka lalu memberikan dua penawar atau obat yang berbeda terhadap kedua tikus.
Satu tikus diberikan bawang dayak dalam bentuk cairan yang diminumkan ke tikus.

Sementara tikus laiinnya diberikan air rebusan yang berasal dari kayu Bajakah.
"Setelah memasuki hari ke 50, mencit yang diberikan air penawar dari bawang dayak mati, sementara mencit yang diberikan cairan kayu Bajakah, tetap sehat bahkan justru bisa berkembang biak,” ujar Helita, Senin (12/8/2019).
Setelah melalui pembuktian terhadap media uji sampel, maka pada awal bulan Mei 2019, penelitian dilanjutkan dengan memeriksa kadar yang terdapat pada kayu Bajakah tersebut melalui uji laboratorium, yang bekerjasama dengan pihak laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Hasil penelitian, kayu Bajakah itu memiliki kandungan yang cukup kaya antioksidan bahkan ribuan kali lipat dari jenis tumbuhan lain yang pernah ditemukan, khususnya untuk penyembuhan kanker.
Beberapa hasil uji laboratorium ditemukan fenolik, steroid, tannin, alkonoid, saponin, terpenoid, hingga alkonoid.
Berdasarkan hasil tertulis uji laboratorium dari Universitas Lambung Mangkurat itu, ketiga siswa dibantu guru pembimbing, mengolah kayu Bajakah menjadi serbuk teh siap sedu untuk bisa dibawa ke ajang kompetisi yang akan diadakan di Bandung.