Trisakti Berencana Beri Gelar Jokowi Putra Reformasi, Rocky Gerung: Lebih Cocok Putra Sang Asap
Menurut Rocky Gerung, pemberian gelar Putra Reformasi itu belum cocok, malah lebih cocok Putra Sang Asap.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Trisakti Berencana Beri Gelar Jokowi Putra Reformasi, Rocky Gerung: Lebih Cocok Putra Sang Asap
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi kabar yang beredar bahwa Universitas Trisakti akan memberi penghargaan kepada Presiden Jokowi sebagai Putra Reformasi.
Rocky Gerung menilai hal itu belum layak diberikan kepada Jokowi.
Bahkan ia menyebutkan kalau Jokowi lebih pantas diberi gelar Sang Putra Asap daripada Putra Reformasi.
Dilansir TribunnewsBogor.com Rabu (25/9/2019) dari Youtube Rocky Gerung Official, aktivis HAM itu menyebut kalau pemberian gelar itu konyol.
"Konyol, karena Trisakti itu kampus reformasi yang mengawali kritik terhadap korupsi, kritik terhadap otoritarisme, Jokowi melemahkan KPK dengan akibat korupsi menjadi permisif. Jokowi mengeluarkan undang-undang yang walaupun ditunda, isinya membenarkan otoritarisme, karena soal makar itu," jelas Rocky Gerung.
Lebih lanjut ia juga mengatakan kalau Kampus Trisakti sebetulnya kecolongan isu.
"Jadi dia membatalkan sendiri dalil reformasi yang dimulai di situ. Saya melihat bahwa ini pasti ada panitia yang mau mengambil keuntungan di dalam keadaan sekarang dengan menjadikan Jokowi sebagai Putra Reformasi," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, dalam sejarah, begitu banyak di dalam peristiwa dunia termasuk di Indonesia, kalau orang terlalu banyak dipuji-puji itu tanda ada yang rapuh di dalam diri dia maupun dalam diri pemujinya itu.
"Nah bahayanya di situ," ujar Rocky Gerung.
Membahas soal keinginan memberi label, Rocky Gerung justru mengingatkan gelar Putra Sang Fajar yang disematkan kepada Bung Karno.
• Yunarto Wijaya Singgung Jilatan Pendukung & Serangan Lawan: Kalo Jokowi Mirip Prabowo Harus Dikritik
• Tanggapi Demo Mahasiswa, Rocky Gerung: Mahasiswa Mencium Bau Busuk Istana !
"Jadi mau disebut apa Jokowi? Putra reformasi berlebihan, mungkin dalam konteks area ini Putra Sang Asap misalnya kan, tapi nanti jadi meme lagi," ujarnya sambil tertawa.
Kemudian ia kembali menegaskan kalau baginya, memberi gelar Putra Reformasi kepada Jokowi itu justru menciderai arti reformasi.
"Karena reformasi ini dimulai dengan satu integritas etis, dan saya nggak lihat itu ada di pemerintahan Jokowi saat ini," kata dia.
Menurutnya, seluruh masalah etis justru jadi beban untuk Jokowi, karena sang Presiden tidak bisa mengucapkan sesuatu yang membuat masyarakat percaya bahwa korupsi akan berhenti, bahwa otoriterisme akan berhenti.
"Justru terbalik, yang dilakukan Jokowi adalah memperpanjang mereka yang ingin korupsi dengan melemahkan UU dan memperpanjang watak otoritarisme dengan mengancam mereka yang kritis dengan menghubungkan itu dengan pidana makar," ungkapnya.
Untuk itu, menurutnya akan sangat tidak tepat dan sangat radikal untuk sebuah universitas untuk memberi penamaan kepada presiden dengan istilah yang sangat berat.
"Bapak atau Putra Reformasi, itu menunjukkan ada sesuatu yang luar biasa yang dilakukan oleh presiden sehingga dia layak dapat sebutan itu," katanya.
Ia juga mengatakan, hal ini pasti merugikan meski Jokowi bisa menerima apa aja, termasuk gelar tersebut.
"Bisikan dari panitia atau promosi, kan ini menunjukkan bahwa sudah ada komunikasi duluan sehingga Trisakti berani mengusulkan. Kan gak mungkin Trisakti mengusulkan terus Jokowi tolak kan, mustinya sudah disiapkan, oke Jokowi akan terima kemudian itu kami berani mengusulkan," bebernya.
Rocky Gerung juga menyebut kalau usulan itu sangat tidak masuk akal.
• Disambut Meriah, Jokowi Hadiri Deklarasi Alumni Trisakti
• Alumni Trisakti Akan Gelar Deklarasi Dukung Jokowi-Maruf Amin
"Mengusulkan sesuatu yang itu kan akan diingat orang terus bahwa dia putra reformasi, tapi kemudian satu waktu orang akan lecehkan itu. Jadi sayang sekali kalau kampus tidak berpikir cukup panjang untuk memberi predikat pada seseorang yang tidak atau belum layak menerima itu," katanya.
Lebih lanjut Rocky Gerung punmenyarankan agar Universitas Trisakti kembali pada tujuan awalnya.
"Trisakti itu lokasi politik reformasi, jadi kembalikan Trisakti sebagai lokasi pikiran, bukan lokasi negosiasi, jadi kita tidak boleh negosiasi terhadap reformasi. Nah sekali itu diloloskan, orang akan ingat bahwa Trisakti membohongi diri sendiri hanya untuk pencitraan. Dan tentunya di belakang itu kita bisa analisis siapa yang punya usul segala macam," ungkapnya.
Kemudian saran untuk Jokowi, terima saja jika ingin diolok-olok.
"Dan usulan saya buat Pak Jokowi ya terima aja, kalau dia mau diolok-olok lagi sebagai orang yang tidak berhak atau tadi saya katakan, kalau Pak Jokowi ingin diolok-olok sebagai putra asap, silahkan terima putra reformasi itu. Nah itu kontras sekali dan publik sedang marah karena pemerintah tidak mampu untuk mengatasi asap itu tapi justru dia dapat bintang maha Putra Reformasi. Itu kekonyolan yang sangat bermutu," jelasnya.
Kemudian saat ditanya gelar apa yang cocok diberikan kepada Jokowi, Rocky Gerung pun mengatakan yang sebelumnya.
"Ya Putra Sang Asap," ujarnya sambil tertawa.
• Ikut Demo di DPR, Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Alami Pendarahan di Kepala dan Patah Tulang
• Lihat Kabar Mahasiswa Demo, Iwan Fals : Jadi Pengin Kuliah Lagi
Ditolak Mahasiswa Trisakti
Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Dinno Ardiansyah menolak wacana pemberian penghargaan kepada Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sebagai 'Putra Reformasi'.
Penolakan itu dibacakan langsung oleh Dinno di Tugu Reformasi Universitas Trisakti, Tomang, Jakarta Barat, Senin (23/9/2019).
"Belum ada pernyataan resmi dari universitas, tapi kami masih lakukan komunikasi, kalau dari mahasiswa menolak," ucap Dinno.
Dinno mengungkap apa yang menjadi alasan penolakan pemberian penghargaan kepada Jokowi.
Menurut dia, sampai saat Jokowi dinilai belum mampu menuntaskan permasalahan hak asasi manusia ( HAM).
"Alasan pertama memang dari Pak Presiden, Pak Jokowi, sampai hari ini belum serius menuntaskan masalah HAM, belum juga menuntaskan rencana reformasi," tambah Dinno.
Selain itu, Dinno tidak mengetahui indikator apa yang membuat Presiden Jokowi terpilih menjadi ' Putra Reformasi'.
"Kami enggak tahu ada indikator apa yang menimbulkan keluarnya penghargaan tersebut. Jadi kami memang sedang komunikasikan dengan pihak universitas. Kalau sikap kami menolak sampai hari ini," kata Donni.
Sebelumnya, beredar luas di media sosial surat pemberian penganugerahaan dengan nomor surat 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019.
Tertulis dalam surat itu, Universitas Trisakti memberikan penganugerahan Putra Reformasi kepada Jokowi.