Demo Tolak RKUHP
Ramai Diperbincangkan WA Grup STM Diduga Berisi Nomor Polisi, Tim Cyber Identifikasi Akun Penyebar
Dalam capture WAG STM, beberapa diantara mereka menanyakan keberadaan uang yang dijanjikan oleh oknum lain.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Media sosial Twitter dihebohkan dengan capture percakapan di grup WhatsApp (WAG) STM.
Dalam capture percakapan WAG STM tersebut terdapat keluhan yang tak bisa pulang ke rumah setelah demo karena tidak memiliki uang.
Dalam capture WAG STM, beberapa diantara mereka menanyakan keberadaan uang yang dijanjikan oleh oknum lain.
Akun Twitter @OneMurtadha salah satu yang membagikan WAG STM tersebut.
Namun kini cuitan @OneMurtadha sudah tak ada lagi.

Namun akun lain mempertanyakan kebenaran dari nomor-nomor yang ada di dalam WAG STM tersebut.
Pasalnya ada nomor di WAG STM memiliki kode nomor +1 yang dituding merupakan nomor asal luar negeri.
"Mas coba fokus no telp ny, ad kode telp +1 ... Sy bingung dr tadi mikirny, itu tmn mrk ato mlh penggerak utama demony tapi tinggal di negara +1," tulis akun @Hanifah933.
Kemudian akun lain mengatakan bahwa nomor-nomor di WAG STM tersebut diduga merupakan nomor anggota polisi.
Hal itu dibuktikan lewat capture dari aplikan Get Contact yang dapat melacak nomor dan pemiliknya.
Terlihat di capture bahwa nomor itu diduga milik anggotaa polisi dan Brimob.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menanggapi viralnya WAG STM tersebut.
Menurut Brigjen Pol Dedi Prasetyo kepolisian sudah melakukan investigasi dan identifikasi terhadap akun-akun yang menyebar capture WAG STM.
"dari Cyber sudah melakukan investigasi, identifikasi terhadap akun tersebut, ya biasa propaganda di media sosial," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungin TribunnewsBogor.com, Selasa (1/10/2019) siang.
Menurut Brigjen Pol Dedi Prasetyo pengusutan ranah media sosial akan ditindaklanjuti oleh pihak Cyber Mabes Polri.
Bila memang ditemukan unsur melawan hukum, maka pelaku akan ditindak tegas.
Brigjen Pol Dedi Prasetyo juga mengatakan polisi haanya akan memberi pelaku literasi digital jika tidak terindikasi melawan hukum.
"Nanti selengkapnya dirilis sama tim Cyber," tutup Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Melansir Kompas.com, Adapun pengecekan yang netizen lakukan menggunakan aplikasi yang disebut Truecaller.
Lantas, apa itu aplikasi Truecaller ?
Melansir dari Lifewire, Truecaller adalah aplikasi smartphone yang mampu menunjukkan nama pengguna yang menelepon bahkan meski kontak belum tersimpan.
Sehingga Anda bisa mengetahui jika Anda mendapatkan telepon spam.

Hal ini tentunya bisa membantu Anda dari telepon yang mengganggu dan tidak perlu.
Ini menjadi cukup efisien untuk mengidentifikasi dan akhirnya memblokir panggilan-panggilan yang tidak diinginkan dengan mencocokan nama dan nomor.
Fitur
Tak hanya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi nomor-nomor anonim, Truecaller bisa membuat Anda diselamatkan dari penelepon pengganggu dengan kemampuannya mendeteksi spam.
Truecaller, diklaim memiliki direktori besar penelepon spam.
Anda pun bisa menambahkan daftar hitam nomor tertentu sebagai spam.
Anda memiliki pilihan apakah akan memilih diberitahu apabila nomor tersebut memanggil, atau tidak diberitahu sama sekali ketika nomor dalam daftar spam Truecaller memanggil.
Apabila Anda memilih tidak diberitahu sama sekali, maka nada sibuk akan muncul di penelepon, dan Anda tak akan mendengar apa-apa.
Bagaimana Truecaller bekerja?
Melansir dari website reminya, Truecaller bekerja dengan cara mengumpulkan nama melalui kemitraan dengan berbagai penyedia direktori telepon secara global, jejaring sosial, dan juga ketika komunitas Truecaller menyarankan nama melalui situs web dan aplikasi Truecaller.
Selain itu, untuk semua pengguna yang mendaftar ke aplikasi ini, kontaknya juga akan diakses.
Saat kita membuat akun ke aplikasi ini, maka akan muncul permintaan persetujuan agar aplikasi Truecaller mengizinkan dirinya melihat dan men-download semua kontak yang terhubung dengan akun Anda.
Semua data yang didapat Truecaller, kemudian dikumpulkan dan dijalankan melalui algoritma tertentu hingga didapatkan data yang memungkinkan.
Atau yang kerap disebut sebagai crowdsourcing. Dimana ia mengolah data dan menggunakan bentuk kecerdasan buatan menggunakan crawler dan teknologi prediksi untuk membangun pola dan elemen data yang kemudian mereka gunakan untuk mencocokkan nama dan angka.
Lifewire menerangkan, banyak orang yang mencoba mencari nama dan nomor mereka sendiri melalui aplikasi ini yang kemudian menemukan nama dari nomor mereka sebagai nama-nama yang aneh dan tidak benar.
Hal tersebut bisa saja terjadi karena aplikasi ini membaca berdasarkan hasil pencarian dari kontak orang lain (pengguna Truecaller), yakni orang yang telah menyimpan nomor seseorang di perangkat mereka dengan nama dan gambar lain tanpa sepengetahuan mereka.
Selain itu, kerapkali juga didapatkan data yang usang, dan tak akurat tentang seseorang, karena data diambil dari buku alamat orang-orang yang kerap kali tak mutakhir.