Laporan dari Wamena

Kesaksian Tukang Bata Asal Kebumen soal Rusuh di Wamena, Kini Trauma Ingin Pulang ke Kampung Halaman

Budiarto yang merupakan asal Kebumen ini turut melihat langsung mayat bergelimpangan dalam kerusuhan di Wamena tersebut.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Ilustrasi - Rumah warga di Jayapura, Papua dihancurkan massa dalam kerusuhan 29 Agustus 2019./ Naufal Fauzy 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, SENTANI - Rasa trauma yang mendalam menimpa Budiarto (43) seorang pekerja pembuat bata di Wamena, Papua yang kini mengungsi di Posko Masjid Al Aqsha, Distrik Sentani, Jayapura, Papua.

Budiarto yang merupakan asal Kebumen ini turut melihat banyak korban dalam kerusuhan di Wamena tersebut.

Budarto menceritakan bahwa pada Senin (23/9/2019) pagi awalnya dia bersama tiga kawannya pergi meninggalkan rumah menuju ke pabrik pembuatan bata untuk bekerja.

Belum sampai ke lokasi tujuan, di arah Kota Wamena ia melihat kerusuhan yang meledak.

"Saya kerja bikin batako di sana (Wamena). Hari Senin pagi lagi jalan ke kota, sampai ke kota ada kejadian (kerusuhan), gak jadi bikin batako," kata Budiarto kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (2/10/2019).

Kemudian, Budiarto pun diajak untuk tinggal sementara di rumah bosnya yang berlokasi agak jauh dari pusat Kota Wamena.

Setelah itu, Budiarto dan tiga kawannya yang juga dari Kebumen berlindung di Polres Wamena.

Budiarto mengaku sempat meminta diantar kepada aparat polisi untuk mengambil baju di rumahnya.

Saat pulang, Budarto kaget mendapati rumahnya sudah hancur.

"Pulang ngambil baju sambil dikawal polisi, pas ke sana, rumah udah hancur semuanya. Di rumah itu saya tinggal sama kawan-kawan berempat dari Kebumen," kata Budiarto.

Budiarto mengaku untuk sementara tak ingin lagi pergi ke Wamena.

Suasana di Posko Pengungsian Wamena di Sentani, Jayapura, Kamis (3/10/2019).
Suasana di Posko Pengungsian Wamena di Sentani, Jayapura, Kamis (3/10/2019). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Budiarto mengaku merasa takut setelah melihat banyak korban meninggal dunia.

"Pengen pulang dulu lah (ke Kebumen), masih takut, ngeri," ungkapnya.

Namun, Budiarto mengaku tidak menutup kemungkinan dia bisa kembali ke Wamena untuk kembali bekerja apabila rasa trauma yang dialaminya sudah hiang serta situasi di Wamena sudah benar-benar kondusif.

*MUI Papua minta setop pemakaian istilah 'asli Papua' dan 'pendatang'*

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage meminta kepada masyarakat untuk menghentikan pemakaian istilah 'asli Papua' dan 'pendatang.'

Istilah-istilah tersebut harus benar-benar segera dihentikan secara serius.

"Kita mesti stop berbicara orang asli Papua dan pendatang. Istilah-istilah ini mesti kita hentikan mulai detik ini," kata Syaiful saat ditemui TribunnewsBogor.com di Jayapura, Papua, Rabu (2/10/2019).

Anak-anak masyarakat Wamena yang mengungsi di sejumlah posko di Distrik Sentani, Jayapura, mengikuti trauma healing, Selasa (1/10/2019)
Anak-anak masyarakat Wamena yang mengungsi di sejumlah posko di Distrik Sentani, Jayapura, mengikuti trauma healing, Selasa (1/10/2019) (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Dia menjelaskan bahwa selama sesama warga Indonesia entah dari mana dia mendatangi wilayah Papua tetap saudara.

Hal ini kata dia berlaku selama Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kalau dia adalah warga negara Indonesia, dia adalah suadara kita, sebangsa dan setanah air. Tidak ada istilah pendatang dan orang asli. Selama ini Papua bagian dari NKRI maka kita adalah bersaudara," katanya.

Semua ini, kata dia, bukan hanya slogan karena sudah terbukti di sejumlah wilayah di Papua.

"Sudah banyak terbukti di Jayapura yang sudah banyak terjalin, bercampur aduk antara orang asli dan saudara-saudara kita yang datang. Di Wamena juga begitu, Merauke juga begitu, Fakfak, Biak juga sudah terjadi. Harapan saya semoga ini tetap terpelihara sehingga kesatuan kita dalam bingkai NKRI," ungkapnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved