Mengulik Kisah di Film Joker hingga Kontroversi Kekerasan di Baliknya
Selain Zacharek, ada pula yang berpendapat bahwa film Joker menggambarkan dan dianggap mendukung kekerasan.
Keluarga korban meminta rumah produksi itu menggunakan uangnya untuk membangun komunitas aman tanpa senjata.
Kekhawatiran ini terjadi setelah banyak yang mengaitkan peluncuran Joker dengan kejadian tragedi Aurora 2012.
Saat itu, seorang pria bersenjata menembaki penonton film The Dark Knight Rises.
"Ketika kami mengetahui bahwa Warner Bros merilis sebuah film berjudul 'Joker' yang menghadirkan karakter sebagai protagonis dengan kisah asal yang simpatik, itu membuat kami terdiam," tulis surat tersebut seperti dikutip dari Thrilist.
Selain itu, seminggu jelang rilis, film ini menimbulkan ketakutan dan kegelisahan.
Bahkan, kepolisian di Los Angeles dan New York meningkatkan kewaspadaan khususnya di sekitar kawasan bioskop.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Saat tragedi Aurora pada tahun 2012, si penembak digambarkan seperti Joker, meski ia sendiri tidak menyatakan demikian.
Menanggapi hal ini, Warner Bros mengeluarkan pernyataan bahwa karakter fiksi Joker tidak mendukung kekerasan di dunia nyata dalam jenis apa pun.
"Jika Anda tidak tahu perbedaan antara benar dan salah, maka ada banyak hal yang akan Anda tafsirkan sesuai dengan yang Anda inginkan," ujar Phoenix kepada Associated Press seperti dikutip dari News.com.au.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menelaah Joker dan Kontroversi Kekerasan di Baliknya", .
Penulis : Rosiana Haryanti
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary