Prabowo Belum Tentukan Gabung Koalisi atau Oposisi, Pengamat: Bukan Malu-malu Tapi Takut Ditipu Lagi

Menurut Pengamat, Gendira sampai saat ini belum bisa menjawab akan jadi oposisi atau masuk koalisi dikarenakan khawatir ditipu lagi.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Youtube
Hendri Satrio dan Andre Rosiade 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Analis Komunikasi Politik KedaiKOPI Handri Satrio menilai langkah yang diambil Partai Gerindra ini sudah tepat.

Ia juga mengatakan bahwa Gerindra bukan malu-malu untuk menyatakan diri masuk koalisi Jokowi-Maruf, tapi takut ditipu lagi.

Sebab, sebelumnya Gerindra sempat diisukan akan mendapatkan kursi Ketua MPR RI, tapi nyatanya tidak.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube CNN Indonesia Kamis (17/10/2019), Hendri Satrio mengatakan wajar kalau sampai saat ini Gerindra tidak bisa menjawab saat ditanya apakah memutuskan masuk koalisi atau tetap jadi oposisi.

Sehingga apa yang disampaikan oleh juru bicara Prabowo Subianto Dahnil Anzar usai Rapimnas di Hambalang Bogor pada Rabu (16/10/2019) itu merupakan penjelasan yang mencari aman.

"Sulit kalau ditanyanya sekarang, kalau hari ini dia (Gerindra) katakan berkoalisi, terus kemudian gak dikasih menteri, mau ke oposisi tiba-tiba gara-gara gak dikasih menteri? kan susah. Kalau hari ini bilang oposisi, nanti gak jadi dikasih menteri. Jadi memang apa yang disampaikan oleh Dahnil itu memang amannya begitu," bebernya.

Ia juga mengatakan, Prabowo Subianto dan Gerindra sudah menyerahkan konsepsinya kepada Jokowi, dan menyerahkan keputusannya akan dipakai atau tidak.

"Jadi nggak bisa kalau sekarang kita tanya oposisi atau koalisi, ya nanti dulu, tergantung nanti keputusan tanggal 21, setelah pelantikan lalu pengumuman menteri. Kalau dapet koalisi, kalau nggak dapet berarti oposisi. Sudah cocok, emang sengaja mengambang gitu, apalagi kan tadi bahasanya indah, ini semua demi Indonesia, di atas kepentingan Prabowo, Gerindra, memang harus begitu ngomongnya," jelasnya.

Sementara itu, host menanyakan bukannya harus ada deal dulu sebelum pengumuman kabinet.

Menurut Hendri Satrio, justru itulah yang jadi penjelasan, kalau sudah ada deal lebih dulu, maka Prabowo Subianto tidak perlu melakukan safari politik ke pimpinan partai.

Ditanya Menteri yang Cocok untuk Prabowo, Jusuf Kalla Jawab Ini & Sebut Najwa Shihab Pintar Menjebak

7 Politisi Gerindra Digadang Bakal Jadi Menteri Jokowi, Mulai dari Prabowo-Sandi hingga Fadli Zon

"Ini kan dalam rangka usaha mendapatkan minimal tiga kementrian yang ada konsepsinya yang diserahkan. Makanya kalau sekarang ditanya akan bulat, muter aja jawabannya, karen semua kan tergantung Pak Jokowi," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa Jokowi kerap mengambil keputusan tak terduga di detik-detik terakhir.

"Nah apakah belum ada deal sebetulnya dengan Prabowo? Pak Jokowi ini kan ngeri-ngeri juga kadang-kadang, bisa berubah juga di injury time. Makanya apa yang disampaikan Bang Dahnil ini main aman saja, jadi ibaratnya lagi pertandingan sepak bola, dua-duanya lagi membaca permainan lawan," ungkapnya.

Pernyataan Hendri Satrio itu kemudian dibantah oleh Wasekjen Gerindra Andre Rosiade.

Ia menjelaskan bahwa safari politik Prabowo Subianto itu merupakan safari politik kebangsaan.

"Pak Prabowo melihat ada ancaman resesi ekonomi, ancaman keamanan, sehingga kita butuh silaturahim kebangsaan, bertemu banyak tokoh, bertemu banyak pimpinan bangsa ini agar kita semua bersatu. Sehingga Pak Prabowo melakukan safari kebangsaan agar bangsa ini bisa bersatu tanpa perlu melihat pilihan politiknya A atau B. Jadi bukan karena soal urusan soal koalisi, itu saya ingin klarifikasi," bebernya.

Ia pun membiarkan pandangan yang mengatakan kalau Gerindra hanya mencari aman.

"Kalau mau berpendapat seperti itu silahkan saja, tapi yang jelas beliau melihat kondisi bangsa dan Pak Prabowo melihat kondisi," katanya lagi.

Meski begitu, Hendri Satrio mengatakan bahwa sulit untuk menampikan bahwa ini adalah safari politik untuk mempersiapkan Gerindra masuk ke pemerintahan.

"Karena dari penyampaian para petinggi partai politik setelah menerima Prabowo pun demikian, Surya Paloh menyampaikan kesepakatan amandemen menyeluruh 1945, Cak Imin juga to the point masuk ke pemerintahan, jadi sulit kita menapikan ini hanya safari politik yang mengedepankan bangsa saja, jadi kita harus bersiap nanti koalisi Pak Jokowi akan gemuk," ungkapnya.

Jika Ketum Gerindra Masuk Kabinet,Rocky Gerung Sebut Prabowo Bisa Gantikan Maruf Amin Secara Politik

Isu Prabowo Calon Menhan Jokowi, Dahnil Anzar : Bagaimana Dibahas Kalau Tidak Ditawarkan

Kemudian saat ditanya soal sikap Gerindra yang tampak masih malu-malu masuk koalisi Jokowi, Hendri Satrio memiliki pandangan lain.

"Memang sebetulnya kan indonesia pada dasarnya tidak mengenal oposisi, yang diwariskan oleh para pendiri bangsa ini musyawarah untuk mufakat memang. Jadi memang diharapkan itu dikedepankan. Tapi kalau kemudian tadi Gerindra malu-malu, itu sih bukan malu-malu menurut saya takut ditipu lagi kali ya, itu lebih tepat," bebernya.

Ia pun mengaku kasihan kepada Gerindra.

"Kan isunya dapat ketua MPR dan menteri, tapi karena ketua MPR nya gak jadi jadi tambah menterinya ditambah dua jadi tiga , tadinya kan 1 dan ketua MPR, tapi ketua MPR gak jadi. Sekarang selesai, nah ini ada lagi, perlu gak kita ngomong koalisi atau oposisi sekarang?," katanya.

"Menurut saya pertimbangannya yakin sekali, nanti kalau bilang koalisi terus gak dapet menteri gimana? mau berubah oposisi? terus mau ngomongin apa? Walaupun dalam politik boleh, tapi ujungnya diketawain," tandasnya.

3 Sikap Politik Prabowo

Rapimnas atau Konferensi Nasional (Konfernas) dan Apel Kader Partai Gerindra digelar di kediaman Prabowo Subianto di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (16/10/2019).

Acara itu digelar secara tertutup dan hanya dihadiri orang-orang dari internal Partai Gerindra

Juru Bicara Prabowo Subianto dan Kader Gerindra, Dahnil Anzar menjelaskan bahwa dalam acara tertutup tersebut, Prabowo Subianto menyampaikan tiga poin sikap politik dalam pidatonya.

Acara itu sendiri, kata Dahnil Anzar dihadiri sekitar 4.000 kader Partai Gerindra.

Poin pertama, lanjut Dahnil, Prabowo sudah menyerahkan konsepsi besar ekonomi, ketahanan pangan, energi dan keamanan.

Rocky Gerung Hadiri Rapimnas Gerindra sebagai Oposisi, Andre Rosiade Singgung Putusan Prabowo

Isu Calon Menteri Pertahanan, Ali Ngabalin Sebut Prabowo Punya Karier Militer Luar Biasa

Kemudian poin kedua, Prabowo mempersilahkan kepada Presiden Joko Widodo jika konsepsi itu akan digunakan untuk kepentingan bangsa.

"Kedua, bila ingin digunakan Pak Jokowi untuk pemerintah 5 tahun ke depan, Gerindra mempersilahkan. Tapi jika tidak, kita tetap akan bekerja sama untuk kepentingan NKRI," kata Dahnil Anzar dalam jumpa pers di Bojongkoneng, Rabu (16/10/2019).

Lalu pada poin ketiga, Prabowo Subianto memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan serta berkomunikasi, bermusyawarah demi kepentingan berbangsa dan bernegara.

Lanjut Dahnil, Prabowo juga memahami betul pentingnya komunikasi pasca Pilpres 2019 demi kerukunan berbangsa dan bernegara.

"Itu tiga sikap politik beliau (Prabowo Subianto). Alasannya membantu bangsa dan negara. Pak Prabowo Ingin membantu saja, kalau diterima ya silahkan, tergantung Pak Jokowi. Yang jelas Pak Prabowo memastikan bahwa dirinya tak berhenti ingin berkontribusi demi negara," ungkap Dahnil Anzar. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved