Bagaimana Hukum Rayakan Maulid Nabi Muhammad SAW? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Jika mengacu pada kalender 2019, tahun ini Maulid Nabi Muhammad 1441 Hijriah akan jatuh pada 9 November 2019.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
YouTube (Capture)
Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Umat muslim sebentar lagi akan memperingati Maulid Nabi Muhamamd SAW.

Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal (berdasarkan kalender Islam).

Jika mengacu pada kalender 2019, tahun ini Maulid Nabi Muhammad 1441 Hijriah akan jatuh pada 9 November 2019.

Terkait merayakan Maulid Nabi masih terdapat polemik bagi sebagian kecil masyarakat.

Hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW masih beberapa dipertanyakan.

Lantas apa sebenarnya hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Sholawat Nabi Versi Lengkap dan Salawat Pendek, Bisa Dibaca Saat Maulid Nabi Muhammad SAW

10 Salawat yang Bisa Dibaca Saat Maulid Nabi Muhammad SAW Pada Sabtu 9 November 2019

Ustaz Abdul Somad (UAS) lantas menuturkan tiga dalil terkait merayakan Maulid Nabi.

Dalil pertama yakni Ustaz Abdul Somad menjelaskan kisah Imam Al Hafiz.

Imam Al Hafiz, lanjut UAS, hafal 300 ribu hadis yang pernah mengatakan di tanggal 10 Muharram, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa.

Saat itu, Bani Israil melaksanakan puasa karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa.

Sejak itu, setiap tanggal 10 Muharam, umat Bani Israil sampai umat muslim menjalankan ibadah puasa.

Hal tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.

UAS menegaskan, Imam Al Hafiz pernah berkata bila tradisi tradisi untuk Nabi Musa dibolehkan, maka perayaan Maulid Nabi juga demikian.

Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Arti, Ini Keutamaan Salawat

Jadwal Penerimaan CPNS BKN 2019, Catat Syarat yang Harus Disiapkan

"Kalau selamatnya Musa diulang setiap tahun, apalagi selamatnya Nabi Muhammad SAW. itu bukan kata Abdul Somad, itu kata Imam Al Hafiz, 300.000 hadis di kepalanya tapi ia membenarkan Maulid Nabi," tutur UAS.

"Ada ustaz hafal tiga hadis melarang Mauli Nabi, ambo ikut Al Hafiz, kalau bapak ibu mau ikut ustaz laptop, ikutlah," tambah Ustaz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad saat berada di tanah suci.
Ustadz Abdul Somad saat berada di tanah suci. (Instagram Ustadz Abdul Somad)

Kemudian dalil yang kedua, UAS bercerita soal Imam Al Bhalqi.

Ustaz Abdul Somad membacakan satu hadis yang berbunyi umat manusia harus ingat tentang nikmat Allah.

"Ingatkanlah mereka tentang nikmat Allah SWT, hingga nikmat yang lebih besar dari nikmat sawit, nikmat gas, nikmat minyak bumi, yakni nikmat datangnya Sayyidina Muhammad SAW.

Ingatkan mereka tentang nikmat Allah SWT, ingatkan mereka tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW," jelas UAS.

Liga Santri Nusantara 2019, Pesantren Diharapkan Bisa Berkontribusi dalam Dunia Olahraga Indonesia

Dalil ketiga, Ustaz Abdul Somad menjelaskan soal kelahiran Muhammad SAW.

"Ada seorang laki-laki namanya Abu Lahab, Abu Lahab punya seorang budak namaya Suwaibah yang ditugaska menjaga adik iparnya, Aminah," kata UAS.

Aminah lantas melahirkan Muhammad SAW pada 12 Rabiull Awal, hari Senin.

Maulid Nabi Muhammad
Maulid Nabi Muhammad (TRIBUNJOGJA/NET)

Suwaibah lantas memberi kabar pada Abu Lahab.

Abu Lahab merasa senang karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.

Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.

Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.

Jadwal Penerimaan CPNS BKN 2019, Ini Syarat yang Harus Disiapkan

Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.

"Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia," kata Ustaz Abdul Somad.

Melansir Tribun Wow, Dia pun mengatakan jika ada orang yang tidak pernah salat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.

Sehingga ia menyimpulkan bahwa Maulid Nabi adalah satu di antara amal sholeh asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad SAW.

Ia menambahkan, pemimpin ulama besar dunia, Syeh Yusuf Al Qorbowi menceritakan bahwa sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, salat dengan Nabi, dan menengok Nabi.

Namun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat ada satu di antara sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.

Di sana sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad.

Maka Ustaz Abdul Somad berkata tujuan peringatan Maulid Nabi yakni mengenalkan Nabi, anak Nabi, hingga cucu Nabi. (TRIBUNJAKARTA/TRIBUNNEWSBOGOR)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved