Kepergok Berduaan dengan Oknum Perwira Polda, Istri Malah Usir Suami Lalu Ngamar dengan Selingkuhan

Nasib naas dialami GD usai memergoki istrinya sedang selingkuh, ia malah diusir dan sang istri asyik ngamar dengan selingkuhannya.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Tribun Bali/Rino Gale
GD saat dimintai keterangan di Dit Krimum Polda Bali, Kamis (7/11/2019). 

Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa banyak pria berpikir pasangan asli mereka juga lebih unggul dalam hal lainnya, hanya 25 persen pria yang mengatakan wanita simpanan mereka juga lebih menarik.

Selingkuh itu tentang peluang (kesempatan)

Dalam sebuah survei anonim yang ditugaskan oleh MSNBC mengungkapkan bahwa tidak ada tingkatan atau presentasi yang jelas dari sebuah perselingkuhan terjadi.

Semua bisa terjadi terhadap pasangan yang lebih tua dan lebih muda, pasangan yang sudah menikah dan belum menikah, dan pasangan dengan dan tanpa anak, semuanya memiliki tingkat perselingkuhan yang sebanding.

Namun, dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar perselingkuhan itu terjadi karena, mereka dihadapkan dengan godaan untuk berselingkuh.

Pada penelitian lainnya yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research, yang melibatkan 423 orang, penelitian menemukan bahwa pria dan wanita sering berselingkuh karena alasan oportunistik.

Dengan kondisi pemikiran, satu sisi "orang-orang memukul saya," dan "orang lain benar-benar ada untuk saya".

Hal inilah yang kemudian terjadi dan memicu orang tersebut memilih melewati batas, dan lebih mengambil kesempatan untuk berada di tempat yang baik untuk dirinya.

Sifat alamiah sejak anak-anak

Ada bukti bahwa ketika salah satu pasangan dalam suatu hubungan menunjukkan gaya keterikatan yang cemas dan dicirikan oleh rasa takut akan penolakan atau pengabaian, mereka lebih cenderung untuk berselingkuh.

Hal itu sesuai dalam konteks Teori Lampiran (Attachment Theory), dan beberapa penelitian lainnya juga telah mengkonfirmasi bahwa gaya keterikatan individu yang terbentuk pada masa bayi dan anak usia dini dapat memiliki dampak yang bertahan lama pada hubungan romantis.

Seperti yang dikatakan oleh seorang peneliti tentang perselingkuhan ini, bahwa hal itu merupakan proses yang sebagian besar terjadi secara spontan dan tanpa usaha, dan mereka mungkin telah dibentuk oleh faktor biologis atau pengalaman anak usia dini.

Tidak banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah pasangan Anda selingkuh, menurut ahli.

Strategi seperti membatasi perilaku kasar atau mengendalikan perilaku pasangan, mengisolasi dia dari orang lain, memata-matai, menguntit, mengancam perselingkuhan, manipulasi emosional, merendahkan pasangan dan mengancam, tidak akan membuat rumah tangga utuh.

Sebuah rumah tangga akan berhasil bila menekankan cinta dan kepedulian terhadap pasangan, menjadi pasangan yang baik, menjaga penampilan fisik dan juga perilaku yang dapat membuat pasangan bahagia dan sehat, terlepas dari ancaman perselingkuhan itu.

Hal yang sederhana namun itulah cara terbaik untuk mencegah perselingkuhan.

Adalah dengan melakukan apa yang akan dilakukan pasangan sehat lainnya. (TribunnewsBogor.com/TribunBali/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved