Trend JPO di Media Sosial Naik Pesat hingga Melewati RAPBD DKI, Ernest Prakasa: Berkat Jasa Pandji

Ernest Prakasa menyindir rekannya, Pandji Pragiwaksono yang menurutnya berjasa menaikkan trend JPO di media sosial.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Instagram @pandji.pragiwaksono dan Twitte @ernestprakasa
Ernest Prakasa menyindir Pandji Pragiwaksono soal JPO di Sudirman. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa menyindir rekannya, Pandji Pragiwaksono pasca Tweet jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Sudirman Jakarta yang membuat viral.

Sebab, trend JPO itu naik dengan pesat hingga melewati trend Rancangan APBD DKI Jakarta yang sempat viral sebelumnya.

Di mana sebelumnya anggota DPR DKI Jakarta William Aditya mengungkap anggaran aneh di Dinas Pendidikan.

Anggaran aneh itu di antaranya anggaran untuk lem aibon hingga bolpoin dengan jumlah fantastis.

Sontak saja, perbincangan tentang rancangan APBD itu ramai di media sosial.

Namun rupanya, trend rancangan APBD itu dengan cepat bisa dikalahkan oleh JPO.

Menurut Ernest Prakasa, hal itu dikarenakan jasanya Pandji Pragiwaksono.

Di mana awalnya, Pandji Pragiwaksono mengomentari artikel berita soal pandangan pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga yang mengatakan JPO tak beratap tidak berguna saat musim hujan.

Menurut Pandji Pragiwaksono, jika alasannya seperti itu maka semua yang berhubungan dengan pejalan kaki juga sebaiknya dibongkar, yakni trotoar, zebra cross dan pelican crossing.

Sebab menurut Pandji Pragiwaksono, fungsi JPO dan beberapa yang ia sebutkan itu adalah sama-sama untuk menyeberang dari trotoar ke trotoar.

Hanya bedanya, JPO berada di atas jalan sementara zebra cross ada di tepi jalan.

Pandji Sebut Penyebrang Bisa Lewat MRT Jika Ogah Panas di JPO, Yunarto Tepuk Tangan: Keren Anies

Pengamat Sebut JPO Tak Beratap Tidak Berguna Saat Hujan, Pandji: Kalau Gitu Trotoar Juga Bongkar Aja

"Kalau gitu trotoar juga bongkar aja. Zebra Cross.

Pelican Crossing juga. Pokoknya apapun yg dipake pejalan kaki utk berjalan kaki selama ini, ilangin aja.

Kalau alasannya adalah tidak berguna kalau hujan (ataupun panas)," tulisnya.

Ia pun kemudian membandingkan antara zebra cross dengan JPO.

Ia tampak heran kenapa JPO tak beratap jadi masalah sementara zebra cross selama ini juga tidak diberi atap.

"Bantu gue berpikir dong. JPO yg dicabut atapnya ini kan nyebrangin org dari trotoar ke trotoar.

Persis zebra cross tapi di atas jalan. Fungsinya sama dgn trotoar.

Gue & semua org yg jalan kaki & naik transportasi umum, ga ngomel trotoar ga ada atap. Kenapa yg ini jadi masalah?," tulisnya lagi.

Pendapat Pandji Pragiwaksono juga mendapat komentar dari Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya.

Di mana Yunarto Wijaya menyindir Pandji Pragiwaksono bahwa apapun yang dilakukan Anies Baswedan selalu keren.

Banyak publik yang menyayangkan atap JPO dibongkar hanya untuk spot selfie.

Kata Pandji Penyebrang Bisa Lewat Stasiun MRT Jika Ingin Teduh, Yunarto Wijaya: Keren Anies Pokoknya

Youtube Calon Sarjana Disebut Plagiat Nyomot Konten Asing, Ernest Prakasa Geram: Bikin Malu Negara!

Beberapa mengatakan kalau masyarakat akan tidak nyaman saat menyeberang di tengah hujan atau terik matahari.

Kemudian Pandji Pragiwaksono pun menyarankan agar pejalan kaki menggunakan akses ke Stasiun MRT.

"Kyknya krn pilihan nyebrang dgn peneduhnya udah ada Bang lewat stasiun MRT Setiabudi Astra.

Sehingga JPO dijadikan bagian dari lanskap udara terbuka," tulisnya.

Hal itulah yang kemudian dikomentari oleh Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya pun menyindir Pandji Pragiwaksono yang menganggap semua yang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah hal keren.

"Keren deh anies pokoknya...," tulis Yunarto Wijaya sambil memberikan emoji tepuk tangan.

Kemudian Yunarto Wijaya pun meminta publik untuk tidak terbawa ke perdebatan JPO.

"Ayo fokus ke lem aibon alias transparansi anggaran...

Jangan teralihkan sama Perdebatan JPO lepas atap...

Ada berapa ratus JPO bisa hilang dari anggaran kalo APBD digarong karena tidak transparan?," tulis Yunarto Wijaya.

Benar saja, tak perlu menunggu waktu lama, rancangan RAPBD DKI Jakarta langsung dikalahkan oleh trend JPO ini.

Founder Drone Emprit and Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi melakukan analisis terhadap keduanya.

Ibu Guru Ajak Murid Hubungan Intim Bertiga dengan Pacar, dr Boyke Ungkap Psikologi Pelaku Threesome

Surya Paloh Singgung Parpol Ngaku-ngaku Pancasila, Politikus PDI-P: Bukan Kami

Hasilnya, kata kunci JPO ini naik pesat pada Jumat (8/11/2019).

"Drone Emprit menggunakan kata kunci "JPO", yg difilter dengan "Anies, jakarta, sudirman, roof, atap, selfie, heatstroke".

Trennya meningkat pesat hingga tgl 8 Nov. Mulainya tgl 6 Nov. Tren berikutnya bisa naik, tp bs turun kl disadari polemik tsb menguntungkan promosi JPO ini," tulisnya.

Menurutnya, kenaikan itu langsung mengalahkan trend APBD DKI Jakarta.

"Dibandingkan dengan (R)APBD, tampak jelas tren JPO ini naik pesat hingga mampu melewatinya.

Isu (R)APBD pada tanggal 8 Nov kalah oleh isu JPO," tulisnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved