Breaking News

Tak Tahu Ada Jasad Ayahnya Terkubur, Fatim Dapat Pesan dari Korban Lewat Mimpi

Mufatin tak menyangka jika selama ini ia salat di atas jasad ayah kandungnya yang selama ini ia cari.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
sri wahyunik/surya
Muafatim anak bungsu Surono. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Muafatim (20), anak bungsu Surono (51) tak menyangka jika ayahnya tewas dibunuh.

Terlebih, jasad sang ayah dimakamkan di bawah lantai musala rumah tempatnya biasa salat lima waktu.

Pesan yang disampaikan sang ayah kepadanya sebelum akhirnya jasad Surono ditemukan dicor di bawah lantai musala rumahnya.

Seperti diketahui, jasad Surono ditemukan dalam kondisi dicor di bawah lantai musala rumahnya sendiri beberapa waktu lalu.

Jasad korban ditemukan saat polisi membongkar musala di dapur rumah Surono di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Senin (4/11/2019) lalu.

Mufatim tak menyangka jika selama ini ia salat di atas jasad ayah kandungnya yang terkubur di dalam lantai.

Muafatim merupakan putri bungsu dari pasangan Surono dan Busani (47).

Muafatim tidak pernah menyangka jika ayahnya yakni Surono meninggal dunia karena dibunuh.

Terlebih, pelaku yang membunuh sang ayah adalah orang dek yaitu kakak Bahar, kakak kandung dan ibunya Busani.

Wanita yang akrab disapa Fatim ini menjelaskan, dirinya baru kembali ke rumah orang tuanya enam bulan lalu,.

Sebelumnya, dia bekerja sebagai TKW di Malaysia.

Ketika kembali ke rumah orangtuanya tersebut pada bulan Juni, sang ayah sudah tidak ada di rumah itu.

Kronologi Ibu Guru Ajak Muridnya Berhubungan Intim Bertiga dengan Pacar di Kos, Awalnya Diraba-raba

Polisi menangkap dua pelaku pembunuhan Surono di Jember yang mayatnya dicor di halaman musala.
Polisi menangkap dua pelaku pembunuhan Surono di Jember yang mayatnya dicor di halaman musala. (TribunJatim/istimewa)

Pada bulan April, dia mendapatkan kabar melalui telepon dari sang kakak, kalau ayahnya menikah lagi dan tinggal di Lombok.

Mendengar sang ayah menikah lagi, ia pun hanya bisa pasrah.

"Saya kaget tapi mau gimana lagi, akhirnya hanya bilang ya sudah mungkin tidak jodoh sama ibu," tutur Fatim dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jatim, Sabtu (9/11/2019).

Fatim mengatakan, pada bulan Maret ia masih berbicara dengan ayahnya Surono melalui sambungan telepon.

Saat itu, sang ayah memintanya segera pulang ke rumah.

"Karena sepeda motor yang saya minta sudah dibelikan. Saya kan minta sepeda motor CBR 150. Bapak bilang disuruh nunggu, kalau ada rejeki akan dibelikan. Sebelum dibelikan, saya berangkat kerja ke Malaysia. Sampai bulan Maret itu telepon saya, nyuruh cepat pulang karena sepeda motor sudah dibelikan," imbuh Fatim.

Surono memang membeli sepeda motor CBR itu.

Misteri Kasus Mayat Dicor di Lantai Musala Terungkap, Orang Terdekat Ada Dibalik Skenario Pembunuhan

Setelah memintanya pulang, Fatim tidak lagi pernah berbicara dengan sang ayah.

Apalagi di bulan April, Bahar memberitahu ayahnya sudah pindah ke Lombok.

Awalnya, ia tidak menaruh kecuriagaan apapun soal keberadaan ayahnya yang tak diketahui keberadaannya.

Hanya saja, dia kerap resah karena tidak pernah mendapat kabar dari ayahnya.

Fatim yang beberapa kali meminta nomor telepon Surono kepada sang kakak Bahar juga tidak pernah diberi.

Bahkan Bahar menjawab kalau ibu tirinya alias istri Surono galak dan tidak ingin Surono berhubungan dengan keluarga di Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo.

"Katanya bapak juga ganti nomor telepon," lanjutnya kepada Tribunjatim.com.

Pada Juni 2019, Fatim pulang ke rumah.

Ketika itu, ibunya, Busani sudah menikah siri dengan Jm.

Dapur rumahnya yang awalnya berdinding gedhek dan berlantai tanah, sudah dibangun menjadi dapur permanen yang berkeramik.

Disekitar dapur itu pula ada sebuah tempat salat tempat ditemukannya mayat korban yang dicor didalam lantai.

Di itulah Fatim menunaikan ibadah salat.

Fatim yang sempat resah beberapa kali, tidak bisa berbuat banyak karena cerita ayahnya sudah menikah lagi dan tinggal di luar pulau.

Selama tinggal di rumah itu, setelah kembalinya dia dari Malaysia, Fatim dua kali memimpikan sang bapak.

Pertama, dalam mimpinya, Surono minta dipayungi.

Mimpi itu dia ceritakan kepada ibunya, namun, hanya dijawab singkat oleh Busani.

Busani hanya berucap kepada putrinya jika kemungkinan Surono sakit dan memintanya mendoakan Surono.

Mimpi kedua, tutur Fatim, sang ayah berpesan untuk menjaga ibunya dan bilang kalau dirinya kesal dengan Bahar.

"Dalam mimpi itu bapak bilang 'nduk, lindungi bu e yo, aku kesel karo Bahar'. Saya langsung terbangun setelah mimpi itu," ujarnya kepada Tribunjatim.com.

Beberapa waktu setelah mimpi itu, baru terbongkarlah kalau ayahnya telah meninggal dunia.

Bahkan jasad ayahnya dikubur di dapurnya, di bawah musala. Fatim tidak pernah menyangka, kalau sang kakak tega melakukan hal keji itu kepada ayahnya hanya karena cemburu soal harta (ekonomi).

"Kakak itu memang kerap bilang, apa-apa yang diberi saya oleh bapak. Padahal bapak memberlakukan sama kepada kami. Saya nggak nyangka, juga kaget kok sampai tega begitu. Dikuburnya di situ lagi, tempat saya shalat," ujarnya lirih.

Anak dan Istri jadi Tersangka

Polisi menetapkan tersangka dalam kasus temuan mayat Surono yang jasadnya dicor di lantai musala.

Polisi menetapkan anak dan istri Surono sebagai tersangka atas meninggalnya warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember tersebut

Cerita Ibu Guru saat Ajak Muridnya Berhubungan Intim Bertiga di Kamar Kos, Awalnya Disuruh Nonton

Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, pelaku pembunuhan adalah Bahar Mario (25), anak kedua Surono dan Busani.

Sedangkan istri Surono, Busani (47) mengetahui pembunuhan itu, dan membantunya.

"Anak korban S (Surono) yang bernama Bhr (Bahar) yang membunuh S. Dia memukul memakai linggis saat korban tidur. Sedangkan saudari B (Busani) membantu dengan mematikan lampu depan rumah," ujar Alfian dalam rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019) dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jatim

Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres) tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember
Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres) tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember (SURYA/SRI WAHYUNIK)

Penetapan status tersangka kepada anak dan istri korban ini melalui penyelidikan mendalam selama tiga hari.

Sehingga, misteri pelaku pembunuhan Surono ini berhasil diungkap polisi.

Polisi memeriksa delapan orang saksi, memeriksa alat bukti, serta melakukan olah TKP lanjutan, juga melakukan reka ulang di rumah Surono bersama Busani.

Dari pemeriksaan itulah, polisi kemudian menetapkan dua orang tersangka itu.

Ditemukan Linggis dan Senjata Tajam

Dikutip TribunnewsBogor.com dari TribunJatim, polisi pun memastikan jika jenazah dicor di bawah keramik musala itu adalah jenazah Surono.

Polisi pun memastikan bahwa Surono meninggal karena dibunuh.

Hal itu disampaikan langsung Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat dihubungi TribunJatim.

"Bisa dipastikan jasad adalah jasad Surono. Dan meninggalnya akibat pembunuhan," ujar Alfian.

Polisi memastikan jasad itu Surono dari pakaian dan sarung yang ditemukan di dalam kubur, serta tinggi jenazah itu.

Kepastian Surono korban pembunuhan dapat diketahui dari sejumlah petunjuk.

Petunjuk itu antara lain, polisi menemukan linggis bernoda darah di bawah jenazah Surono.

"Linggis itu ditemukan tepat di bawah jenazah. Masih ada noda darahnya," lanjutnya. Linggis itu berukuran panjang sekitar 65 centimeter, dan lebar sekitar 4 centimeter.

Sesosok Mayat Ditemukan dalam Koper Hitam di Nanggung Bogor

Proses penggalian jenazah pria Jember di bawah musala. Diduga korban pembunuhan.
Proses penggalian jenazah pria Jember di bawah musala. Diduga korban pembunuhan. (ISTIMEWA/TribunJatim)

Selain linggis, polisi juga menemukan sebilah pisau. Pisau itu juga berada di liang kubur, namun agak jauh dari jasad Surono.

Setelah polisi menyatakan proses penyidikan jenazah cukup, polisi membolehkan keluarga menguburkan Surono secara layak. Surono kemudian dimakamkan di TPU Dusun Juroju.

"Langsung dimakamkan setelah proses dari kami selesai," imbuh Alfian.

Meski identifikasi jasad sudah selesai, polisi terus malakukan penyelidikan.

Polisi menyelidiki siapa pembunuh Surono.

AKBP Alfian mengatakan, pihaknya belum menetapkan tersangka.

"Namun kami sudah mengantongi nama orang yang diduga melakukan tindakan itu. Doakan semoga dalam waktu dekat, bisa terungkap pelakunya," tegas Alfian.

Selanjutnya, penyidik akan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Beberapa orang yang dimintai keterangan antara lain keluarga, juga beberapa orang lain.(*)

(TribunnewsBogor.com/Tribun Jatim)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved