Said Didu Ragu Ahok Lulus Tes Direksi BUMN, Disarankan Ubah Gaya seperti Sosok Ini : Keras ke Dalam

Said Didu Ragu Ahok Bisa Lolos Tes Direksi BUMN, Disarankan Ubah Gaya seperti Jonan bila Ingin Jadi Bos BUMN

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Tribunnews.com
Said Didu ragu Ahok bisa jadi Bos BUMN 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Andri Rosiade meyakini Ahok tidak akan menempati posisi direksi di BUMN.

Andre Rosiade mengatakan berdasar informasi yang ia terima, Ahok akan menempati posisi komisarin di BUMN.

Ahok sendiri diisukan akan menempati posisi sebagai Direktur di Pertamina atau PLN.

Jokowi, Luhut Binsar Panjaiatan sampai Erick Thohir pun menyebut Ahok akan gabung dengan BUMN bidang energi.

Meski begitu belum diketahui pasti posisi apa dan BUMN mana Ahok akan ditempatkan.

Andre Rosiade mengaku mendapat informasi bahwa Ahok akan menjadi Komisaris Utama PLN.

"kalau menurut informasi intelejen saya komisaris utama PLN, " kata Andre Rosiade dikutip dari Sapa Indonesia Malam Kompas TV.

Pasalnya menurut Andre Rosiade hingga saat ini ada empat posisi kosong di PLN.

"karena PLN itu ada empat posisi direksi yang kosong, diretur dan tiga direksi termasuk komisaris utama dan mereka dalam pores asesment di Kementerian BUMN, saya rasa itu yang kan jadi posisi pak Ahok, " kata Andre Rosiade.

Andre Rosiade Minta Ahok Klarifikasi Sumber Waras Sebelum Jadi Bos BUMN, Aiman Singgung Kasus Anies

Tolak Ahok di Pertamina, Foto Presiden FSPPB Hadiri Reuni 212 di Monas Tuai Sorotan

Maruf Amin Sebut Nama Ahok Belum Dibahas di Rapat Tim Penilaian Akhir BUMN

Ungkap Mafia yang Akan Dihadapi Ahok Bila Jadi Bos BUMN, Arief: Banyak Berasal dari Lingkaran Jokowi

Apalagi, kata Andre Rosiade, sinyal Ahok ke PLN juga sudah disampaikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.

"apalagi kan sinyalnya udah sampai ke pak Luhut, salah satu BUMN di bidang energi, PLN menerangi semua orang, energi kan," kata Andre Rosiade.

Menurut Andre Rosiade, sampai saat ini Pertamina sendiri belum melakukan proses apapun untuk penempatan posisi.

"setahu saya Pertamina belum ada proses apapun, tapi yang beproses di Kemeterian BUMN itu adalah PLN," kata Andre Rosiade.

Ahok diminta ubah gaya komunikasi oleh Andre Rosiade jika jabat BUMN.
Ahok diminta ubah gaya komunikasi oleh Andre Rosiade jika jabat BUMN. (Kolase Kompas.com)

Menurut Andre Rosiade juga, pemanggilan Ahok oleh Kementerian BUMN pada saat kandidat-kandidat dipanggil.

"seluruh kandidat direksi sudah dipanggil untuk fit and proper test diwawancarai untuk disiapkan oleh menteri sebelum dikirim TPA ke presiden, kalau gak salah senin selasa, Ahok dipanggil mirip-mirip, menurut saya posisi yang paling utama untuk ahok itu komisarsis utama PLN," kata Andre Rosiade.

Andre Rosiade menyebut Ahok tidak mungkin menjadi direksi di BUMN.

"kalau direksi kita tau salah satu aturan baik inpres nomor 5 tahun 2005 maupun per 02/mbu 02 2005 atau per 03/mbu/02 soal pengangkatan dan pemberhentian direksi BUMN, direksi harus memahami perseroan yang akan dipimpin, kalau direksi pak Ahok harus paham soal listrik, persoalanya pak Ahok mengerti gak ?" kata Andre Rosiade.

Said Didu sependapat dengan Andre Rosiade.

Ditanya Jadi Bos Pertamina atau PLN, Ahok Ungkap Kemungkinan Lain : Untuk Kepentingan Orang Banyak

Ahok Bakal Pimpin BUMN, Segini Gaji yang Akan Diterimanya Jika Jadi Bos Pertamina

FSPPB Tolak Ahok Jadi Bos Pertamina, Foto Presiden Serikat Pekerja Hadiri Reuni 212 Tuai Sorotan

Novel Bamukmin Sebut Ahok Produk Gagal, Yunarto Wijaya Beri Sindiran: Fitza Hat

Jawaban Ahok saat ditanya jadi bos Pertamina atau PLN
Jawaban Ahok saat ditanya jadi bos Pertamina atau PLN (Youtube channel Kompas tv)

Menurut Said Didu, penempatan Komisaris di BUMN tak perlu melewati proses fit and proper test.

"komisirasi itu gak fit and proper test, yang fit pro itu direksi 10 tahapan, " kata Said Didu.

Untuk fit and proper test direksi BUMN dilakukan oleh pihak ketiga.

Said Didu ragu Ahok bisa melewati tes tersebut.

Mengintip Gaji Ahok Jika Jadi Bos Pertamina, Capai Rp 3,2 Miliar Per Bulan

Awal Desember, Posisi Pasti Ahok di BUMN Akan Terjawab

"saya punya keyakinan yang melakuakn fit and proper tes dikresi itu pihak ketiga, saya belum yakin kalau Ahok ikut tes bisa lulus, untuk direksi, direksi mana saja, kalau komisaris bisa," kata Said Didu.

Pasalnya menurut Said Didu, pihak ketiga yang melakukan tes untuk direksi BUMN sangat sulit untuk diintervensi.

"saya agak paham karena itu sulit sekali diintervensi saya menseleksi hampir 10 ribu orang dan saya paham karakter seperti itu, bobot tertinggi disitu adalah kepemimpinan, saya gak tau cocok dimana gaya kepemimpinan pak Ahok," kata Said Didu.

"saya masih was-was," tambah Said Didu.

Said Didu berujar karakter atau gaya Ahok yang keras bisa bertentangan dengan pihak-pihak di BUMN.

"itu dalam BUMN kita tau karakter BUMN masing-masing, tidak ada yang salah pengusulan pak Ahok masuk BUMN tapi harus cari tempat yang pas sehingga karakternya berguna,

saya takutnmya semua nanti BUMN itu detlok berunding kalau tidak berubah gayanya," kata Said Didu.

Menurut Said Didu karakter Ahok yang keras tidak cocok dengan jajaran Direksi di BUMN.

"gaya beliau kan merasa paling benar, kalau dia gak setuju maka anda yang slaha

Kalau saya, saya carikan tempat dia yang bobot penugasan pemerintahnya besar," kata Said Didu.

Maka dari itu, menurut Said Didu, Ahok lebih cocok bila menempati posisi Komisaris.

Ini yang Dibicarakan Ahok saat Bertemu Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN

Bila Jadi Bos BUMN, Erick Thohir : Ahok Harus Mundur dari PDI-P

"kalau ditingkat komisaris masih ok karena dia memarahi direksi, tapi kalau direksi memarahi orang lain, saya takutnya seluruh mitra ngapain ke pak Ahok gak ada yang berani, tapi kalau sebagai komisaris dia hanya memarahi ke dalam," kata Said Didu.

Said Didu bahkan menyarankan Ahok untuk mengubah gayanya seperi Ignasius Jonan.

"Jonan itu keras lho tapi keras ke dalam, dan melakukan perbaikan, dirut, kalau Ahok bisa beurbah keras ke dalam bisa saja memberi manfaat seperti jonan,

karakter Jonan marah ke dalam, karakter Ahok marah ke luar," tutup Said Didu.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved