Ini yang Harus Dilakukan Perempuan Saat Menghadapi Pertanyaan Kapan Nikah

Pertanyaan "kapan kawin" mungkin menjadi satu dari sekian banyak ekspektasi lingkungan terhadap seorang perempuan.

Editor: Vivi Febrianti
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi olahraga lari 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Pertanyaan "kapan kawin" mungkin menjadi satu dari sekian banyak ekspektasi lingkungan terhadap seorang  perempuan.

Bagi sebagian orang, banyaknya tuntutan tak jarang mengakibatkan stres. 

Apalagi bagi orang-orang yang ingin sempurna alias perfeksionis. 

"Perfeksionisme sama dengan self judgement. Ketika itu terjadi, kita tidak mendengarkan hati dan menjadi diri kita sendiri," kata Meditation practitioner dari The Golden Space, Silvia Basuki beberapa waktu lalu pada acara Indonesian Women's Forum 2019.

Silvia menambahkan, banyak perempuan takut dengan penghakiman (judgement) dari lingkungan sekitar. 

Ditambah lagi, banyak perempuan kesulitan mengungkapkan kebenaran.

Sejak kecil, banyak perempuan kerap diarahkan untuk melakukan hal-hal tertentu dan dilarang untuk melakukan hal-hal lainnya. 

Kondisi ini membuat perempuan kerap kesulitan mengekspresikan apa yang dirasakan dan diinginkan.

Tekanan-tekanan yang ada akhirnya membuat perempuan semakin sulit menjadi diri sendiri.

"Padahal kita bisa jadi diri sendiri, otentik, tidak perlu menjadi orang lain. Terbukalah dan jadi diri sendiri," ujarnya.

Tak masalah jika kamu ingin marah dengan segala tekanan yang ada. Namun, penting bagi setiap orang untuk bisa mengendalikan amarahnya dan belajar mencintai dirinya sendiri.

Silvia menambahkan, banyak perempuan terlalu sibuk mengurusi orang-orang di sekitarnya hingga lupa mengurus dirinya sendiri.

"Ya, kita memang perlu mencintai mereka. Tapi tanpa mencintai diri sendiri, bagaimana mau berbagi cinta dengan mereka?"

"Setelah ini, belajarlah untuk memprioritaskan diri sendiri. Ketika kita merasa segar, orang-orang di sekitar kita juga akan merasakan dampak positifnya," kata Silvia.

Meditasi

 
Menurut Silvia, banyak orang lupa bahwa dirinya punya kekuatan yang hebat. 

Hal yang harus dilakukan adalah percaya 100 persen dengan diri kita sendiri bahwa kita bisa.

"Ketika kita percaya 100 persen, mengerahkan upaya 100 persen, maka semesta akan mendukung. Semuanya ada di pikiran kita," ujarnya.

Ketika pikiran sedang kacau dan lingkungan seolah membuat keadaan semakin parah, cobalah bermeditasi.

Mulailah dengan  meditasi di pagi hari. Ketika pikiran segar dan fokus, maka sisa hari akan berjalan lebih baik.

"Tutup matamu dan bicaralah dengan hatimu. Lakukan secara konsisten, jangan hanya di hari-hari di mana kamu merasa harimu kacau saja," kata Silvia.

Meditasi terbukti bisa mengurangi stres. 

Silvia menjelaskan bahwa amigdala (otak yang mengatur stres) akan menjadi kurang aktif setelah pelatihan meditasi konsisten setelah delapan minggu.

Meditasi juga membantu kita bisa terhubung dengan hati kita dan mendengarkannya.

Sebelum mengubah orang lain, kata dia, mulailah dengan perubahan pada diri sendiri dan segalanya akan mengikuti.

"Ketika kita bisa mendengarkan hati kita, kita akan bisa melakukan apapun," katanya.

Jika ingin mencobanya, kamu bisa melakukannya sekitar 10 menit setiap hari. 

Tutup mata, kemudian mulailah fokus untuk mendengarkan hatimu.

Jika pikiran sedang sibuk, cobalah meminta pikiranmu untuk tenang dan katakan bahwa kamu akan segera menyelesaikan urusan tersebut setelah sesi ini selesai.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved