Heran Rocky Gerung Sebut FPI Bisa Diajak Debat, Budiman : Saya Pernah Debat di Sarang Khilafah
Menanggapi ucapan Budiman Sudjatmiko, Rocky Gerung mengaku sebenarnya sudah ada perubahan yang dilakukan FPI.
Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Menentang keras soal FPI, Budiman Sudjatmiko justru heran ketika Rocky Gerung menyebut bahwa ormas tersebut bisa diajak berdebat.
Alih-alih gusar, Rocky Gerung pun balik bertanya soal kemampuan debat Budiman Sudjatmiko.
Mendengar pertanyaan Rocky Gerung, Budiman Sudjatmiko lantas mengaku bahwa kata debat sudah menjadi nama tengah dari sosoknya.
Perbincangan sengit soal FPI itu diurai Rocky Gerung dan Budiman Sudjatmiko dalam tayangan Rosi Kompas TV, Kamis (28/11/2019).
Dalam tayangan tersebut, Rosi mengarahkan narasumber yang telah diundang untuk membahas soal FPI.
Bahasan soal FPI sendiri memang tengah menjadi perbincangan publik.
Pemerintah Indonesia sendiri masih mempertimbangkan perpanjangan izin FPI.
Izin FPI telah habis sejak 20 Juni 2019.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan FPI saat ini sudah melakukan permohonan perpanjangan izin.
• Tanggapan Rocky Gerung Soal Wacana Penambahan Masa Jabatan Presiden
• Dituding Stres Gara-gara Gagal Jadi Menteri Prabowo, Rocky Gerung : Saya Anggota Kabinet Said Didu
Namun menurut Mahfud MD, masih ada hal yang perlu didalami oleh Kementerian Agama terkait perpanjangan izin FPI.
"Sampai saat ini, kami masih mempertimbangkan dan memproses lebih lanjut tentang syarat-syarat penerbitan surat keterangan terdaftar (SKT) itu," kata Mahfud MD, usai rapat koordinasi terbatas di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
Mengetahui soal izin FPI yang konon akan diberikan kembali, Budiman Sudjatmiko pun memberikan tanggapannya.
Politisi PDIP itu mengaku tak bisa membayangkan jika negara ini memberikan izin kepada ormas yang punya konstitusi untuk membunuh negara tersebut.
Hal itu seolah merujuk pada ormas FPI.
Mendengar ucapan Budiman Sudjatmiko tersebut, Rocky Gerung pun terkejut.
"Bagaimana sebuah negara mengizinkan sebuah ormas yang dalam konstitusinya ingin membunuh negara itu," kata Budiman Sudjatmiko dilansir TribunnewsBogor.com.
"Wah," imbuh Rocky Gerung.
"Iya dong, Anda tidak bisa mendirikan khilafah di atas NKRI yang hidup," pungkas Budiman Sudjatmiko.

Berbeda dengan Budiman Sudjatmiko, peneliti serta pengamat politik Rocky Gerung justru memberikan tanggapan lain.
Bagi Rocky Gerung, konsep khilafah yang didengungkan FPI itu hanya sebuah konsep yang belum final.
• Rocky Gerung Ungkap Jawaban Kenapa Tidak Pernah Muncul Lagi di ILC, Singgung Nama Karni Ilyas
• Soroti Pernyataan Habib Rizieq soal Presiden Ilegal, Eko Kunthadi : Akui Dulu yang Ngurusnya Legal
Karenanya, Rocky Gerung justru heran kenapa orang-orang justru takut pada konsep yang masih bisa didebatkan seperti khilafah.
"Ada orang yang memahami khilafah itu seolah-olah konsep yang final dan imperatif. Padahal konsep khilafah itu debatable. Jadi ngapain nakutin sesuatu yang debatable ?" tanya Rocky Gerung.
"Tapi poinnya ini enggak sekadar hanya imajinasi. Tapi ini sebuah pemikiran yang lambat laun bisa menjadi kekuatan yang real," ucap Rosiana Silalahi.
"Itu kata kuncinya, lambat laun dan akan sangat lambat dan akan sangat laun," jawab Rocky Gerung.
FOLLOW :
Lebih lanjut, Rosi pun kembali bertanya soal tidak adanya sikap takut terhadap FPI yang diurai Rocky Gerung.
Menjawab pertanyaan tersebut, Rocky Gerung pun berujar bahwa FPI sebenarnya adalah ormas terbuka yang bisa didebat oleh semua orang.
"Mengapa untuk satu orang, FPI bisa berbahaya karena AD/ART nya ? Mengapa menurut Anda ( Rocky Gerung) untuk AD/ART seperti itu enggak ada yang perlu ditakutkan ?" tanya Rosiana Silalahi.
"Apa yang perlu ditakutkan kalau segala sesuatunya terbuka ? FPI mau ngomong apa, kalau terbuka, orang bisa debat itu," ucap Rocky Gerung.
Seolah heran dengan pernyataan Rocky Gerung, Budiman Sudjatmiko pun langsung melayangkan pertanyaan.
Budiman Sudjatmiko menyangsikan bahwa FPI bisa diajak berdebat.
Alih-alih menjawab, Rocky Gerung justru balik bertanya soal kemampuan debat Budiman Sudjatmiko.

Merasa tertantang, Budiman Sudjatmiko pun membeberkan pengalamannya berdebat di sarang khilafah.
Ulasan itu pun akhirnya membuat Rocky Gerung dan Budiman Sudjatmiko kembali berdebat sengit.
"Apakah FPI bisa berdebat ? Anda buktikan, satu peristiwa terkucil kapan bisa berdebat dengan cara konstruktif ?" tanya Budiman Sudjatmiko.
"Sekarang FPI bertanya hal yang sama, emang Budiman bisa berdebat ?" tanya Rocky Gerung.
"Saya pernah berdebat di sarang khilafah," pungkas Budiman Sudjatmiko.
"Saya ceramah di situ," akui Rocky Gerung.
"Saya pernah datang 2001. Saya pernah datang di kelompok yang ingin mendirikan khilafah dan saya berlawanan. Kalau Anda berteman dengan mereka, wajar. Anda merasa aman," kata Budiman Sudjatmiko.
"Risiko yang saya ambil untuk berdebat lebih tinggi daripada Anda. Anda bukan berdebat, Anda mencari afirmasi dari mereka," ujarnya lagi.
"Coba lihat, belum apa-apa dia enggak mau berdebat, dia tuduh orang," imbuh Rocky Gerung.
"Debat is my middle man, bung Rocky," ujar Budiman Sudjatmiko.
• Sebut Jokowi Sedang Bangun Dinasti Sendiri, Rocky Gerung: PDI-P dan Gerindra Akan Jadi Oposisi
• Budiman Sudjatmiko Pakai Kata Sensasi kepada Awkarin, Begini Pendapat Ivan Lanin
Kembali membahas soal FPI, Budiman Sudjatmiko mengurai sosok FPI di matanya.
Kala membahas soal FPI, Rocky Gerung pun kembali tidak setuju.
Namun alih-alih mengalah, Budiman Sudjatmiko justru mengungkap bahwa FPI bak sebuah pentungan yang bisa memukul Rocky Gerung ketika dianggap berbeda.
"FPI itu bukan ide, FPI itu adalah ide yang sudah berwujud menjadi pentungan," kata Budiman Sudjatmiko.
"Bukan FPI nya, ini nih enggak nangkap-nangkap," imbuh Rocky Gerung.
"FPI adalah ide yang sudah menjadi pentungan, yang bisa dipakai untuk memukul Anda ketika mereka mengetahui bahwa Anda minum wine," tegas Budiman Sudjatmiko.
Menanggapi ucapan Budiman Sudjatmiko, Rocky Gerung mengaku sebenarnya sudah ada perubahan yang dilakukan FPI.
Tak terima dengan ucapan tersebut, Budiman Sudjatmiko justru membahas soal eksistensi FPI yang seolah masih bercitra kurang baik.
Guna menengahi perdebatan itu, Rosiana Silalahi pun mengurai kesimpulan.
"Saya itu anti FPI, gue berkelahi sama Munarman walaupun dia teman gue, tapi itu 20 tahun lalu. Sekarang Anda lihat perubahannya ?" ucap Rocky Gerung.
"Berubah di mana ? AD/ART nya masih sama," kata Budiman Sudjatmiko.
"Bertambah enggak kekerasan FPI sekarang ?" tanya Rocky Gerung.
"Berubah enggak eksistensinya ?" tanya Budiman Sudjatmiko.
"Oke udah clear. Sebenarnya kita sama bahwa tidak ada yang bisa membunuh ide selama itu hanya sekadar ide. Tapi ketika itu menjadi sesuatu kekuatan untuk melakukan kekerasan, mengganti dasar negara, itu yang sebenarnya dicemaskan Budiman. Buat Bung Rocky itu bisa diselesaikan dengan KUHP," imbuh Rosiana Silalahi.