Indonesia Ternyata Punya 2.600 Permainan Tradisional Asli, Tersebar di Seluruh Pelosok Nusantara
Indonesia rupanya memiliki ribuan permaian tradisional yang tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TAMANSARI - Indonesia rupanya memiliki ribuan permaian tradisional yang tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Dalam musyawarah nasional (munas) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI dan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) di Bogor disebutkan bahwa ada 2.600 permainan tradisional yang ada di Indonesia.
Rencananya, permainan-permainan tradisional ini akan dipopulerkan permainan.
Diantaranya seperti permainan Surakarta atau bas-basan spur, Teuku Umar Spel, Congklak atau dakon, Catur Jawa, Gasing, Layang-layang, Egrang, Terompah Panjang, Hadang, Tarik tambang, Sumpitan, Balogo atau Logo, Dagongan dan banyak yang lainnya.
"Dari 2.600 permainan tradisional ini, dalam munas akan diputuskan mana saja yang akan jadi prioritas," kata Deputi Pengendalian dan Evaluasi BPIP RI, Rima Agristina kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (10/12/2019).
Rima mengatakan bahwa permainan-permainan tradisional di daerah ini akan diangkat termasuk pengrajinnya, fasilisator, disediakan ruang bermain dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah.
• Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia Dibentuk untuk Perkuat Ideologi Pancasila
• Pemantapan Pembinaan Ideologi Pancasila Melalui Permainan Tradisional Digelar di Bogor
Ketua Umum KPOTI, Zaini Alif menambahkan bahwa anak-anak Indonesia bukan tidak suka pada permainan-permainan tradisional.
Melainkan tidak adanya media untuk memainkan permainan tradisional membuat permainan asli ini semakin hari semakin tak dimainkan lagi.
"Dari survei yang dilakukan, anak-anak itu bukan tidak menyukai permainan tradisional, tapi tidak ada media ubtuk memainkan itu. Satu, datanya gak ada, dua, media luar tidak ada, tiga, materialnya tidak ada," kata Zaini Alif.

Dalam program menasionalkan permainan-permainan tradisional, Zaini mengatakan bahwa pihak akan membuat sesuatu yang masa kini.
Bahkan penggunaan alat-alat digital juga kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk program ini.
"Kita kan sekarang berhadapan dengan millenial, teknologi dan sebagainya. Kita hadir bukan seolah-olah anak-anak itu ke masa lalu, kita hadirkan di masa sekarang, mungkin bisa melalui digital dan sebagainya. Nanti kita akan men-create sesuatu yang sistem itu sangat millenial. Padahal itu permainan tradisional. Karena dari hasil penelitian yang dilakukan. Anak-anak ketika melakukan permainan tradisional, bukan susah mengajak mereka bermain, tapi susah membubarkan mereka saat bermain," ungkap Zaini.