15 Tahun Tsunami Aceh 2004: Gempa 9,3 SR Luluhlantakkan Serambi Mekkah, Ratusan Ribu Orang Tewas

26 Desember 2004 15 tahun lalu, Gempa besar dengan magnitudo 9,3 SR mengakibatkan tsunami yang melanda wilayah Aceh, bumi Serambi Mekkah

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
serambi.tribunnews
Masjid Baiturrahman di Aceh seusai tsunami Aceh 2004 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tepat hari ini, 26 Desember 15 tahun lalu, Gempa besar dengan magnitudo 9,3 SR mengakibatkan tsunami yang melanda wilayah Aceh, bumi Serambi Mekkah

Kala itu, masyarakat Aceh yang wilayahnya masih bernama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merasakan kepedihan mendalam akibat kehilangan keluarga, kerabat, tetangga, dan teman dekat.

Berikut sejumlah fakta pasca-peristiwa tersebut yang berhasil dihimpun Kompas.com:

Jenazah Wanita Tanpa Busana di Kebun Jagung Ngawi Diduga Korban Perampokan, Ada Luka di Kepala

Sopir Bus Sriwijaya 4 Kali Izin ke Ibunya Sebelum Tewas Bersama 34 Penumpang: Aku Tidak Pulang Mak!

1. 167.000 orang meninggal dan hilang

Foto masjid yang menjadi satu-satunya bangunan utuh di wilayah Meulaboh yang diambil pada 2 Januari 2005, menjadi salah satu foto yang paling diingat Eugene Hoshiko, fotografer Associated Press yang meliput tsunami Aceh. Tsunami meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004(AP/Eugene Hoshiko)
Foto masjid yang menjadi satu-satunya bangunan utuh di wilayah Meulaboh yang diambil pada 2 Januari 2005, menjadi salah satu foto yang paling diingat Eugene Hoshiko, fotografer Associated Press yang meliput tsunami Aceh. Tsunami meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004(AP/Eugene Hoshiko)

Melansir data Bank Dunia, jumlah korban mencapai 167.000 orang, baik itu yang meninggal dunia maupun hilang.

Selain itu, tak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal. Jumlah korban jiwa itu belum termasuk korban tsunami di wilayah lain.

Seperti diketahui, Tsunami Aceh diakibatkan Gempa dangkal di laut bermagnitudo 9,3, yang jaraknya sekitar 149 kilometer dari Meulaboh. 

Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pun menetapkan tiga hari masa berkabung pasca kejadian pada 26 Desember 2004 silam.

Ruben Onsu Nekat Lakukan Ini pada Sarwendah, Betrand Peto Pasang Badan: Jangan Sakiti Bunda!

Citra Kirana Bilang Spaghetti Buatannya Sempurna, Rezky Adhitya Protes: Keras! Masih Mentah Itu

2. Pusat ambil alih

Pasca-kejadian, kendali pemerintahan di Aceh diambil alih pemerintah pusat. Hal itu berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2004 tentang Langkah-langkah Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi NAD dan Sumatera Utara.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, dalam instruksi itu disebutkan seluruh pejabat eselon I Departemen Dalam Negeri (Depdagri) harus melakukan dukungan langkah-langkah komprehensif untuk bencana alam di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut).

Langkah itu meliputi penanganan darurat, pemulihan mental, rehabilitasi, serta dukungan penyelenggaraan pemerintah daerah (pemda) terutama di NAD.

Untuk itu dibentuk Tim Asistensi Pemulihan Pemda NAD dan Sumut yang beranggotakan pejabat eselon I dan II.

Dalam pelaksanaannya, tim asistensi dibantu para praja tingkat III (nindya praja) dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Pinjam Ponsel Ayah, Bocah 6 Tahun Ini Asyik Belanja Online hingga Habiskan Rp 141 Juta

3. Gempa terbesar

Bencana Tsunami Aceh terjadi akibat interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Interaksi ini menimbulkan Gempa bermagnitudo 9,3 di dasar laut pada kedalaman 10 kilometer.

Besarnya magnitudo tersebut menjadikan Gempa ini sekaligus sebagai bencana paling mematikan di abad modern.

Tak sampai di sana. Sebelum Gempa terjadi, juga diikuti Gempa sebelumnya dengan durasi antara 8-10 menit, yang sekaligus menorehkan sejarah tersendiri.

Naik Motor ke Mal, Jokowi dan Kaesang Bikin Pengunjung Botani Squere Berebut Selfie dan Salaman

4. Gelombang tinggi

Setelah rentetan Gempa panjang, permukaan air laut sempat surut.

Hal itu menjadi tanda permulaan sebelum tsunami menerjang wilayah pesisir pantai.

Dengan kecepatan gelombang hampir 360 kilometer per jam, tinggi Tsunami Aceh diperkirakan mencapai 30 meter.

Hal itu sama saja seperti tinggi 17 kali dari tinggi rata-rata orang dewasa dengan ketinggian rata-rata 170 sentimeter bila berdiri sejajar ke atas.

Namun, ketinggian gelombang ini tidaklah sama untuk semua wilayah.

Meski Berpotensi Turun Hujan, Warga Jawa Barat Masih Bisa Lihat Gerhana Matahari Cincin

5. Puluhan triliun rupiah

Pemerintah saat itu menaksir kerugian akibat tsunami mencapai puluhan triliun.

Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akhirnya melakukan pinjaman ke Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Djoko Kirmanto menyatakan, pemerintah telah menetapkan tiga tahap program pembenahan Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) pascagempa.

Pertama, program tanggap darurat yang dilakukan sampai akhir tahun 2005.

Kedua, program rehabilitasi yang dimulai sejak pertengahan tahun 2005 sampai pertengahan tahun 2006.

Ketiga, program rekonstruksi yang dikerjakan sampai akhir tahun 2009.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Gempa dan Tsunami Aceh, Tragedi yang Terjadi 15 Tahun Lalu...", https://nasional.kompas.com/read/2019/12/26/10570861/5-fakta-Gempa-dan-tsunami-aceh-tragedi-yang-terjadi-15-tahun-lalu?page=all.
Penulis : Dani Prabowo
Editor : Bayu Galih

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved