Tunjukan Bukti Rekaman CCTV di DPP PDIP, Adian Napitupulu : KPK Minta Maaf Saja

Adian Napitupulu juga menunjukan bukti rekaman CCTV saat petugas KPK datang ke kantor DPP PDIP. Isu yang merembak KPK gagal menggeledah kantor DPP PD

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas.com
Politisi PDIP, Adian Napitupulu saat ditemui di Denpasar, Sabtu (21/9/2019).(KOMPAS.com/ IMAM ROSIDIN) 

"saya minta KPK klarifikasi ini, kenapa ? apa yang disampaiakan media massa ketika tidak ada kejadian itu masing-masing pihak harus menjelaskan sesuai fakta, tanpa ditambahain dan dikurangin," kata Adian Napitupulu.

Adian menyangkal adanya keributan saat petugas KPK datang ke kantor DPP PDIP.

"Adian Napitupulu menyangkal berdasarkan bukti video CCTV bahwa ada keributan di DPP PDIP, tidak ada, videonya ada," kata Adian.

Adian Napitupulu juga menantang KPK untuk menunjukan bukti bahwa ada keributan di kantor DPP PDIP.

" saya mau nanya KPK punya video gak ? kalau ada kita adu, biar jelas dong, polemik yang tidak mendidik rakyat harus kita selesaikan jangan membiarkan rakyat menjalani hidupnya dalam kebingungan," kata Adian Napitupulu.

Mengaku Empat Kali Tolak Tawaran Posisi Menteri, Adian Napitupulu : Ampun Pak Presiden!

Prabowo Akan Masuk Kabinet Jokowi, Najwa Shihab Kenang Ucapan Adian Napitupulu Terdahulu

Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Najwa Shihab Ingat Firasat Adian Napitupulu Terdahulu: Jadi Kenyataan ?

Adian Napitupulu juga meminta agar KPK tidak asal berbicara.

"saya minta KPK tidak asal bicara, itu bisa ditangkap berbeda oleh banyak orang," kata Adian Napitupulu.

Menurut Adian Napitupulu sebaikan KPK segera meminta maaf.

"penggeledahan dan upaya penyegelalan kantor DPP PDIP tidak dilengkapi dengan surat ya minta maaf aja,

kalau gua salah lalu minta maaf itu tidak membuat diri gua menjadi rendah,

kalau KPK salah lalu minta maaf itu tidak kemudian menghilangkan kredibiltas di di mata rakyat, justru kita akan semakin kagum dia katakan saya lembaga buatan manusia yang bisa salah, " kata Adian Napitupulu.

Bocoran Lengkap Calon Menteri Jokowi, Ada Nama Bos Gojek hingga Adian Napitupulu, Prabowo ke Mana?

Untuk diketahui kasus ini bermula ketika caleg Nazarudin Kiemas meninggal dunia setelah lolos menjadi anggota DPR 2019-2024.

Lalu PDIP menguji materi PKPU Nomor 3 tahun 2019 berkaitan dengan perolehan suara calon yang meninggal dunia.

Hingga tanggal 19 Juli 2019, Mahkamah Agung mengabulkan sebagian permohonan PDIP.

Dengan modal keputusan MA, PDIP meminta KPK untuk melantik Harun Masiku.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kedua kiri) mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2020) dini hari. KPK menetapkan empat orang tersangka dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Rabu (8/1/2020) yakni WSE Komisioner KPU, ATF mantan anggota Bawaslu serta HAR dan SAE dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji penetapan anggota DPR Terpilih 2019-2024 dengan barang bukti uang sekitar Rp 400 juta dalam bentuk mata uang dolar Singapura dan buku rekening.
Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kedua kiri) mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2020) dini hari. KPK menetapkan empat orang tersangka dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Rabu (8/1/2020) yakni WSE Komisioner KPU, ATF mantan anggota Bawaslu serta HAR dan SAE dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji penetapan anggota DPR Terpilih 2019-2024 dengan barang bukti uang sekitar Rp 400 juta dalam bentuk mata uang dolar Singapura dan buku rekening. (ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO)

Namun KPUJ tetap menolak dan justru melantik Rezky Aprilia sebagai caleg PDIP yang notabennya memiliki suara terbanyak di Dapil Sumsel I.

Terkait persoalan PAW itu, KPK menjerat Wahyu Setiawan dalam OTT di Jakarta.

KPK mengungkap kasus ini turut menjerat Harun Masiku.

KPK mendugha Wahyu Setiawan menerima hadia terkait penetapan anggota DPR terpilih 2019-2024.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved