Misteri Dibalik Catatan Tangan Siswi SMP yang Tewas Digorong-gorong, Ditulis Sebelum Meninggal Dunia
Catatan tersebut ditemukan ibu kandung korban yakni Wati Fatmawati dibuku milik putrinya yang telah meninggal dunia.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kematian siswi SMP yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong depan sekolahnya hingga saat ini masih menjadi misteri.
Korban diketahui berinisial DS berusia 13 tahun siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Jawa Barat.
Korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan masih memakai seragam pramuka pada hari Senin (27/1/2020) sore.
Polisi pun belum berhasil mengungkap siapa sosok pelaku pembunuhan siswi SMP yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong depan sekolahnya itu.
Dibalik misteri kematian DS yang masih belum terungkap, rupanya korban telah menulis catatan dibukunya.
Catatan tersebut ditemukan ibu kandung korban yakni Wati Fatmawati dibuku milik putrinya yang telah meninggal dunia.
• Walikota Risma Sebut Orangtuanya Direndahkan Oleh Akun Facebook Zikria Dzatil: Saya Manusia

Wati masih tak menyangka jika DS yang ia besarkan sejak kecil seorang diri tanpa kehadiran sang suami itu kini telah pergi untuk selama-lamanya.
Mimpi dan cita-cita besar DS dimasa depan pun kandas bersama jasadnya yang kini telah terkubur.
Menurut ibunda DS, catatan itu ditulis putrinya saat lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) atau setahun sebelum DS meninggal dunia.
Banyak mimpi yang dituangkan DS dalam catatan harian yang ditulis oleh tangannya itu.
Dalam catatan yang ditulisnya, DS memberi judul 'Cita-Citaku'
Rupanya, mimpi besar DS ingin menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan) jika kelak menyelasikan sekolahnya.
Dalam catatanya, DS bercita-cita ingin menjadi seorang polwan lantaran ingin membasmi kejahatan.
"Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan.
Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang," tulis DS dalam penggalan catatan berjudul 'Cita-Citaku' yang ditulisnya.
• Misteri Menghilangnya Bocah SD - Muncul di Tumpukan Sampah, Tetangga Ditangkap saat Ikut Melayat

Tak hanya itu, ia juga ingin punya banyak teman di sekolah.
"Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman," kata DS dalam penggalan tulisannya.
Namun dalam kenyataannya, belum ada setahun bersekolah, DS diduga menjadi korban bully di sekolahnya tersebut.
Bahkan, Ia menjadi murung sepekan sebelum ditemukan tewas.
• Kegelisahan Ibunda Siswi SMP Sebelum Anaknya Ditemukan Tewas di Gorong-gorong Depan Sekolahnya
Hal itu dikemukakan oleh seorang kerabat DS bernama Ade Munir (56).
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," kata Ade.
Berikuti ini catatan lengkap DS yang ditulisnya sebelum meninggal dunia dalam buku yang biasa dipakai untuk belajarnya seperti dikutip dari Kompas.com.
'CITA-CITAKU'
Pertama, Saya ada dikelas 6 sebentar lagi saya akan melaksanakan perpisahan dan keluar dari SDN 2 Lewo.
Setelah saya keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima, mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum.
Dan tidak perlu diberi uang yang banyak oleh orang tua cukup uang saku saja. Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan.
Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang.
Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas SMP 6 Negeri saya akan mendengarkan bila ibu guru meneragkan dan
bila bu guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya degan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman.
• Pengakuan Suami yang Tusuk Istrinya Pakai Pisau Dapur, Pelaku Histeris Ketakutan di Sel Tahanan

Ada luka lebam di kepala DS
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Sudiantoro mengataka bahwa, siswi SMP itu ditemukan pertama kali oleh sekuriti sekolah.
"Kali pertama ditemukan kaki korban setelah dilakukan galian tembok beton drainase untuk memastikan ada mayat. Sekarang kita masih mengumpulkan keterangan dan hasil otopsi jenazah," jelasnya.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab kematian siswi SMP tersebut.
"Kalau penyebabnya sampai saat ini belum bisa menyimpulkan. Hanya saat ditemukan masih berseragam lengkap Pramuka. Kita cek ke lapangan betul di gorong-gorong dekat sekolah," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ditemukan bekas ikatan pada lengan kanan korban.
Selain itu, kepala kiri korban terlihat lebam.
"Dari hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban oleh dr Dippos, telinga kiri korban mengeluarkan darah, lengan kanan korban terdapat bekas ikatan, kepala kiri korban lebam, lidah posisi tergigit, dan tangan kiri ada lebam," kata AKP Dadang Soediantoro.
(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)