Teror Virus Corona

Terisolasi dan Makan Seadanya di Rumah Majikan di Wuhan, Asih Bisa Pulang Tapi Harus di Penjara Dulu

Sudah sekitar 6 tahun, Asih mengadu nasib menjadi buruh migran Indonesia di Wuhan, China.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
dialymail.co.uk
virus corona menyebar di China dan Hongkong 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Himpitan ekonomi memaksa Asih harus berjuang mencari nafkah di Wuhan, China untuk membantu keluarganya di tanah air.

Sudah sekitar 6 tahun, Asih mengadu nasib menjadi buruh migran Indonesia di Wuhan, China.

Disana, Asih bekerja sebagai seorang asisten rumah tangga (ART) dan tinggal di rumah majikannya.

Namun, belakangan ini Asih mulai ketakutan tinggal di wilayah tempatnya bekerja tersbut setelah menyebar kabar adanya virus corona.

Bahkan, sejumlah negara termasuk Indonesia sudah mengevakuasi warganya yang berada di Wuhan, China agar tidak terinfeksi virus corona.

Namun, Asih menjadi satu diantara WNI lainnya yang hingga saat ini masih terisolasi di rumah majikannya tersebut.

Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) asal Lampung ini berharap bisa dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia untuk pulang ke tanah air.

Curhatan TKI Ilegal Asal Subang Ingin Pulang Dari Wuhan, Tiara: Hanya Menunggu Keajaiban Allah

Tim medis mengevakuasi seorang penumpang kapal laut yang diduga terinfeksi virus novel CoronaVirus (nCoV) di Pelabuhan Bandar Deli Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (3/2/2020). Simulasi yang digelar Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan bekerjasama dengan Pelindo I tersebut bertujuan untuk kesiapsiagaan dalam menangani pasien suspect virus Corona di Pelabuhan. (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)
Tim medis mengevakuasi seorang penumpang kapal laut yang diduga terinfeksi virus novel CoronaVirus (nCoV) di Pelabuhan Bandar Deli Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (3/2/2020). Simulasi yang digelar Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan bekerjasama dengan Pelindo I tersebut bertujuan untuk kesiapsiagaan dalam menangani pasien suspect virus Corona di Pelabuhan. (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI) (TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi)

Asih tak memungkiri jika dirinya merasa cemas dengan menyebarnya virus corona di Wuhan.

"Yang namanya manusia, saya waswas. Saya cuma bisa berdoa dan tawakal," kata Asih saat dihubungi dari Jakarta seperti dikutip dari BBC Indonesia via Tribunnews.com.

Menurutnya, sang majikan memintanya untuk tidak keluar rumah selama sepuluh hari terakhir ini.

"Majikan saya bilang, 'Kamu enggak usah khawatir, kamu tanggung jawab saya, pokoknya ikuti perkataan saya'." kata Asih menirukan ucapan sang majikan.

"Makan seadanya, dengan garam pun saya bisa. Tapi hati tidak enak. Waswas. Majikan bilang nanti saya malah bisa sakit," ujar Asih menambahkan.

Asih mengaku sempat berkomunikasi dengan sejumlah WNI di Wuhan terkait pemulangan ke Indonesia.

Ia mendapat informasi bahwa hanya yang berpaspor dan memiliki visa yang dapat dievakuasi.

Jika ingin memaksa agar bisa dievakuasi, kata Asih, dirinya harus mendatangi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing yang berjarak sekitar 1.100 kilometer dari Wuhan.

Itu setara kurang lebih 11 jam perjalanan darat dan delapan jam penerbangan pesawat.

Harga Motor Honda Terbaru Februari 2020, dari Honda BeAT hingga ADV 150

Menurut Asih, TKI yang datang kesana harus mengakui kesalahan bekerja tanpa visa ke pihak imigrasi China.

Jika melakukan hal itu, otomatis ia akan dipenjara terebih dahulu sebelum dipulangkan ke Indonesia karena melanggar izin tinggal dan menjadi TKI ilegal.

"Saya diminta bicara terus terang ke KBRI. Sedangkan saya keluar rumah saja tidak bisa, nanti sampai Beijing harus dipenjara setengah bulan, itu sama saja bunuh diri. Akhirnya saya tidak jadi hubungi KBRI," ujarnya.

Bingung Minta Tolong ke Siapa

Tiara, seorang buruh migran Indonesia atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang masih terisolasi di Wuhan.

Tiara sempat berharap diizinkan masuk rombongan WNI yang dipulangkan dan kini menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau.

TKI asal Subang, Jawa Barat ini berharap dievakuasi oleh pemerintah Indonesia agar bisa pulang ke tanah kelahirannya.

Seorang WNI Positif Terkena Virus Corona di Singapura, Diduga Tertular Majikannya

Tiara, buruh migran asal Subang, Jawa Barat, berharap dievakuasi pemerintah Indonesia dari Wuhan.
Tiara, buruh migran asal Subang, Jawa Barat, berharap dievakuasi pemerintah Indonesia dari Wuhan. (DOKUMEN PRIBADI TIARA via BBC)

Tiara mengungkapkan curahan hatinya agar bisa didengar oleh pemerintah Indonesia.

Menurut Tiara, sejak kabar virus corona menyerang warga, ia tidak diperbolehkan untuk keluar rumah sejak dua pekan terakhir.

Padahal, sempat berharap bisa pulang bersama WNI lainnya yang saat itu dievakuasi oleh pemerintah Indonesia dari Wuhan.

Namun, keinginan Tiara untuk bisa dievakusi hanya bertepuk sebelah tangan.

Sehingga, wanita yang mengaku sebagai TKI ilegal ini terpaksa terus bertahan di tempat majikan.

"Tidak seperti WNI lain, namanya pekerja ilegal, saya takut. Harus minta tolong kepada siapa?" Saya cuma menunggu keajaiban dari Allah," kata Tiara via telepon, Rabu (05/04/2020) dikutip via Tribunnews.com dari BBC Indonesia.

Viral Dokter Asal China Menikah di Tengah Serangan Virus Corona, Begini Suasana Pestanya

Tiara mengatakan, dirinya sudah sekitar empat tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga di Wuhan.

Meski bekerja di sana, Tiara mengaku tidak memegang visa kerja dan paspornya pun sudah kedaluwarsa.

"Harapannya ingin pulang, semoga ada keajaiban boleh pulang bareng-bareng," tuturnya.

Menurutnya, ia merupakan salah satu diantara sejumlah TKI yang saat ini terpaksa bertahan di rumah majikannya karena terisolasi.

Tiara mengungkapkan, WNI yang dievakuasi oleh pemerintah Indonesia dari Wuhan merupakan WNI yang punya paspor dan visa.

Dari ratusan orang yang sudah dievakuasi oleh pemerintah, kata Tiara, tidak ada TKI yang ikut dalam rombongan yang kini masih menjalani observasi di Natuna.

Sejak awal, kata dia, ia pesimis bakal diperhatikan pemerintah karena statusnya sebagai pekerja gelap.

"Itu WNI yang punya paspor dan visa. Tidak ada TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Di China tidak ada TKI yang resmi," ujar Tiara.

Sejumlah WNI yang berasal dari Wuhan, China turun dari pesawat Batik Air di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dipulangkan dari Wuhan, China dikarenakan munculnya virus Corona di Provinsi Hubei tepatnya di Kota Wuhan, China. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah WNI yang berasal dari Wuhan, China turun dari pesawat Batik Air di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dipulangkan dari Wuhan, China dikarenakan munculnya virus Corona di Provinsi Hubei tepatnya di Kota Wuhan, China. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

82 Tim Medis Diterjunkan ke Natuna

Sebanyak 82 orang tim medis gabungan dari sipil dan militer diterjunkan dalam proses observasi 238 warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Wuhan di Kabupaten Natuna.

"Ini bukan masalah Kementerian Kesehatan saja, bukan masalah militer saja, tapi ini masalah negara. Oleh karena itu, pemerintah akan kolaborasikan seluruh kapasitas, yang kemudian totalnya 82 orang tenaga medis," ujar Sekretaris Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (2/2/2020).

Achmad Yurianto mengatakan, tim medis terdiri dari sejumlah dokter spesialis, dokter umum, sanitarian, dan perawat.

"Termasuk tim yang kirim untuk menjemput kemarin yang ada 17 orang, ada dokter spesialis itu 4 orang, yang lainnya itu dokter umum, perawat, itu bersama-sama dan kembali ke natuna, dan ikut berada di Natuna selama 14 hari," terang dia.

Ingin Viral dan Teriak Terinveksi Virus Corona saat di Dalam Pesawat, Lihat Nasib Pria Ini

Lebih lanjut, dalam proses observasi yang berlangsung selama 14 hari sejak kemarin, tenaga medis yang diterjunkan memiliki kapasitas maksimal.

"Kami enggak pandang sipil, siapa militer, tapi kapasitas kita maksimal," tuturnya lagi.

Diketahui, proses observasi dalam rangka memastikan pencegahan menyebarnya wabah virus corona dilakukan di Hanggar Lanud Raden Sadjad, kompleks Militer Kabupaten Natuna.

Proses evakuasi 238 WNI dari provinsi Hubei, China berlangsung pada Sabtu (1/2) menggunakan pesawat milik maskapai Batik Air.

WNI di Natuna Masih Diobservasi

Pemerintah Indonesia sudah mengevakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan China.

Ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China dibawa ke Natuna untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan juga observasi.

"Skenarionya di Natuna adalah pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali dalam sehari, dalam bentuk pengukuran suhu," ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020) mengutip Kompas.com

(Tribunnews.com/BBC Indonesia/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved