Sering Berfoto Selfie dan Mengeditnya, Waspada Masalah Ini Akan Terjadi

orangtua perlu mewaspadai jika anaknya itu meluangkan waktu cukup banyak untuk mengedit swafotonya sebelum diunggah ke media sosial.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
KBS
ilustrasi foto selfie 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Berfoto sendiri atau selfie kini menjadi hal yang lumrah dilakukan remaja.

Meski begitu, orangtua perlu mewaspadai jika anaknya itu meluangkan waktu cukup banyak untuk mengedit swafotonya sebelum diunggah ke media sosial.

Mengedit foto selfie dan sangat teliti memilih foto yang dianggap sempurna ternyata terkait dengan self-objectification atau menganggap dirinya sebagai objek.

Hal ini dapat memicu body shaming (perilaku mengomentari fisik) serta membuatnya cemas akan penampilannya.

“Self-objectification merupakan pemikiran bahwa kita adalah objek eksternal untuk dilihat oleh orang lain,” kata Jennifer Stevens Aubrey yang melakukan studi ini.

BREAKING NEWS - Kunjungan Kerja ke Kota Bogor, Krisdayanti Banyak Diajak Selfie

Jakarta Banjir, Sistem Ganjil Genap Tidak Diberlakukan Hari Ini

Ia menambahkan, kondisi itu membuat kita selalu memikirkan apa pendapat orang lain sebelum bertindak atau mengunggah sesuatu di media sosial.

“Fokus pada berfoto selfie yang sempurna akan mendorong gadis remaja melihat diri mereka sebagai eksternal objek untuk dilihat dan dikagumi orang,” katanya. 

Aubrey melakukan penelitiannya dengan menganalisa hasil studi yang melibatkan 278 gadis remaja berusia 14-17 tahun.

Para responden itu mengisi survei online yang menanyakan tentang seberapa sering mereka mengunggah foto selfie dan seberapa sering memakai aplikasi edit foto, seperti membuat tubuh terlihat lebih langsing atau wajah lebih mulus.

Menurut Aubrey, remaja yang berfoto selfie tak perlu dikhawatirkan karena efek negatifnya bukan berasal dari situ.

Namun, remaja yang menghabiskan banyak waktu untuk mengedit fotonya dan merasa dirinya sebagai objek, biasanya akan malu dengan penampilannya.

Bandingkan Unggahan Anies dengan Foto Banjir Jakarta Hari Ini, Yunarto Wijaya: Gak Ada Langit Biru

1 Rajab 1440 H Dimulai Hari Ini, Berikut Amalan-amalan di Bulan Rajab dan Pahalanya

Rentan

Remaja perempuan memang kelompok yang rentan pada self-objectification dibanding remaja laki-laki.

Selain itu, gadis remaja juga cenderung lebih sering mengalami masalah dengan citra tubuhnya.

Jika dibiarkan hal ini akan memicu depresi atau gangguan makan.

“Self-objectification adalah jalur menuju banyak hal yang bisa kita cegah. Intervensi dari orangtua harus fokus pada membesarkan hati remaja untuk melihat diri mereka berharga terlepas dari apa yang orang lain lihat,” katanya.

Orangtua juga harus mewaspadai “bendera merah” jika dalam ponsel remaja ada banyak foto- foto selfie dan aplikasi mengedit foto.

Jika remaja seperti terobsesi pada selfie, maka ini waktunya untuk mengajaknya bicara.

“Mendiskusikannya dengan anak sejak dini adalah cara penting untuk menghindari masalah di kemudian hari,” katanya.

Anak juga bisa diberi pengertian bahwa mengunggah foto selfie seharusnya bertujuan untuk berbagi pengalaman, misalnya saat di tempat liburan atau sedang berkegiatan dengan teman, bukan fokus pada penampilan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Remaja Hobi Selfie, Kapan Perlu Dikhawatirkan?", https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/25/101700320/remaja-hobi-selfie-kapan-perlu-dikhawatirkan-.

Editor : Lusia Kus Anna

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved