Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun
Soroti Tulisan Tangan Siswi SMP yang Bunuh Bocah, Psikolog: Anak Ini Sebenarnya Butuh Kasih Sayang
Menurut Psikolog Klinis Mellisa Grace, pelaku NF (15) sebenarnya sangat membutuhkan kasih sayang. Hal itu terlihat dari salah satu tulisan tangannya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Psikolog Klinis Mellisa Grace ikut mengomentari kasus pembunuhan yang dilakukan siswi SMP di Sawah Besar, Jakarta.
Menurut Mellissa Grace, berdasarkan salah satu tulisan yang dibuat remaja berinisial NF (15) tahun itu, pelaku sebenarnya sangat membutuhkan kasih saya.
Seperti diketahui, NF membunuh anak tetangganya yang berusia 6 tahun berinisial APA dengan cara sadis.
Setelah menghabisi nyawa bocah yang merupakan teman adiknya itu, NF lalu menyimpan jenazahnya di lemarinya semalaman.
NF pun melaporkan perbuatannya sendiri ke kantor polisi keesokan harinya.
Dilansir dari Youtube Talk Show tvOne Senin (9/3/2020), orangtua korban, Kartono mengatakan kalau anaknya itu memang sering main di rumah pelaku.
"Kalau saya nggak terlalu tahu (pelaku), hanya sepintas saja, tidak tahu pribadinya, anak saya dekat dengan adik tiri pelaku, sering main ke rumah pelaku," kata Kartono melalui sambungan telepon.
Kartono pun mengakui kalau dirinya tidak pernah mengobrol dengan pelaku karena cenderung tertutup.
"Kalau sama orangtuanya kadang ngobrol," kata dia.
Menurut Mellissa Grace, dalam kasus ini tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan pelaku melakukan tindakan sadis seperti itu.
• Ekspos Berlebih Terhadap Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun Dikhawatirkan Menginspirasi Anak Lain
• Siswi SMP yang Bunuh Bocah Tinggal Bersama Ibu Tiri, Pakar Lihat Rasa Sakit : Dipaksa untuk Tahan
"Perlu kita kembali menelaah bahwa menurut saya tidak ada satu faktor tunggal yang mampu menjadi penjelasan sebuah perilaku, selalu ada dinamika kompleks, terlebih perilaku yang abnormal atau maladaptif," jelasnya.
Menurut Mellissa Grace, setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi, yakni faktor individual dan faktor lingkungan.
"Faktor individu yaitu faktor genetik misal orangtuanya punya riwayat memiliki gangguan mental juga, faktor bilogis bawaan, fungsi otak, dan sifat bawaan," kata dia.
Kemudian faktor individu itu bisa berkombinasi dengan faktor lingkungan.
"Faktor lingkungan yaitu faktor pola asuh, stimulasi yang dia terima di lingkungan, mungkin salah satunya tayangan atau hobi yang dia tonton. Kemudian hubungan dia dengan signifikan others. Kita perlu pertimbangkan banyak sekali aspek seperti itu dan aspek itu tidak bisa dipisahkan satu persatu karena berkaitan satu sama lain," bebernya.