Teror Virus Corona

Dampak Virus Corona, Nepal Tutup Pendakian Gunung Everest

Setiap tahunnya, Nepal bisa mendapatkan lebih dari 4,4 juta dollar AS dari izin pendakian dan pengatur ekspedisi.

Editor: Vivi Febrianti
AFP/PROJECT POSSIBLE
Antrean padat pendaki gunung di sebuah area yang dikenal sebagai zona kematian menuju puncak Gunung Everest. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pemerintah Nepal melarang pendakian semua gunung yang ada di wilayahnya, termasuk Gunung Everest, mulai Jumat (13/3/2020).

Langkah itu diambil untuk mengatasi pandemik virus corona yang jadi tantangan berat untuk industri pariwisata.

Sejauh ini, Nepal mengonfirmasi sudah ada satu kasus positif corona.

Setiap tahunnya, Nepal bisa mendapatkan lebih dari 4,4 juta dollar AS dari izin pendakian dan pengatur ekspedisi.

Dilansir dari AFP, selain menunda semua izin pendakian, Nepal juga menghentikan pemberian visa on arrival pada para wisatawan.

"Pemerintah memutuskan untuk menunda semua ekspedisi di musim semi dan melarang izin di waktu dekat ini," ujar Menteri Pariwisata Budaya dan Penerbangan Nepal, Yogesh Bhattarai.

"Keputusan ini akan kembali diulas setelah kami selesai menganalisis skenario global sepanjang satu bulan ke depan," lanjutnya.

Para pengatur ekspedisi dan pelaku industri Nepal mengatakan, setelah China menetapkan penutupan akses dari sisi mereka, langkah ini bisa dibenarkan tapi pasti akan mengakibatkan bencana finansial.

Nepal yang masih berusaha bangkit dari gempa bumi yang terjadi pada 2015 sebenarnya berharap bisa menarik sekitar dua juta turis pada 2020 untuk pertama kalinya.

Furtenbach Adventures, penyelenggara ekspedisi yang berbasis di Amerika Serikat, misalnya, membatalkan rencana mereka untuk memindahkan markas mereka dari China ke Nepal.

"Ini adalah berita yang menyedihkan untuk kami dan para klien kami yang telah berlatih selama berbulan-bulan untuk pendakian tahun ini,” ujar Lukas Furtenbach, pengatur ekspedisi ini seperti tertera dalam rilis di AFP.

DD
Dua perempuan Indonesia pertama dari Tim WISSEMU berhasil mencapai Puncak Gunung Everest pada Kamis (17/5/2018). (DOK. Tim WISSEMU)

Setiap musim semi, ratusan pendaki asing dan staf pendukungnya mendirikan tenda di kaki gunung Everest serta beberapa puncak lainnya.

Karena udara yang sangat tipis di ketinggian ini, bernapas akan jadi suatu kesulitan.

Hal itu akan menambah resiko jika terjadi outbreak di kalangan para pendaki.

"Kami mengerti konsekuensi jika terjadi outbreak corona di base camp para pendaki. Sayangnya, kami harus setuju ini adalah keputusan yang tepat untuk saat ini,” lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved