Teror Virus Corona

18 Hari Virus Corona di Indonesia : Kematian Tertinggi di Asia Tenggara dan Angka Positif Terus Naik

Hingga saat ini, sudah 18 hari atau lebih dari dua pekan pemerintah menyampaikan perkembangan data penularan Covid-19.

Editor: khairunnisa
Gerd Altmann/Pixabay
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 

Sementara itu, di China yang dianggap sebagai negara asal penularan Covid-19 angka kematian hanya sebesar 4 persen.

Adapun kasus positif Covid-19 di China sebanyak 81.139 dengan kasus pasien meninggal dunia sebanyak 3.249 kasus.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, persentase angka kematian tersebut sekitar 8 persen dari total kasus pasien covid-19 yang dirawat.

"Kurang lebih adalah sekitar 8 persen dari total kasus yang kita rawat. Angka ini memang masih tinggi tetapi ini adalah angka yang dinamis yang setiap saat jumlah kasus baru akan bisa meningkat dengan cepat," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Menurut Yuri, kebanyakan pasien yang meninggal berkisar umur 45 hingga 65 tahun dan hanya ada satu kasus yang meninggal berusia 37 tahun.

Pasien yang meninggal juga rata-rata sudah memiliki penyakit awal seperti diabetes dan hipertensi.

"Sebagian besar adalah diabet, hipertensi dan kemudian penyakit jantung kronis. Beberapa di antaranya adalah penyakit paru menahun," ungkap Yuri.

Yuri mengatakan angka kematian ini bersifat dinamis.

Ia berharap tidak ada lagi pasien yang meninggal karena Covid-19.

Sebelumnya, Yuri mengungkapkan, jumlah pasien penderita virus corona atau Covid-19 yang sembuh terus bertambah. Sampai dengan Kamis (19/3/2020), sudah ada 15 orang yang telah dinyatakan sembuh.

"Total keseluruhan kasus yang sudah sembuh adalah 15 orang," kata Yuri.

Nia Ramadhani Kesal Semua Orang di Rumah karena Corona, Teriak Depan Ardi Bakrie : Pusing Ah !

Positif Corona, Bima Arya Akan Diisolasi di RSUD Kota Bogor Selama 14 Hari

Melihat presentase kematian seperti itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, merasa tidak terkejut.

Menurut dia, permasalahan utamanya adalah besar kemungkinan Indonesia mengalami under-diagnosis. Bila lebih banyak kasus bergejala ringan ditemukan, tentu presentase kematian akan menurun.

"Jadi, ada kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis. Mungkin karena sakitnya ringan, mungkin karena RS atau dokternya belum aware kalau itu kemungkinan Covid-19, dan sebab lain. Sebagian di antara yang tidak terdiagnosis ini juga mungkin meninggal," kata Panji saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).

Oleh sebab itu, menjadi besar kemungkinan angka dipenyebut atau jumlah kasus terlalu kecil, sehingga presentase kematian dengan jumlah kasus menjadi tinggi angkanya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved