Breaking News

Teror Virus Corona

Rawat Pasien Covid-19, Perawat RS Persahabatan Dibilang Gini Saat Jajan di Warteg : Kita Jadi Risih

Lakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19, Perawat RS Persahabatan dibilang Gini saat jajan di warteg : Kita jadi risih

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
Gerd Altmann/Pixabay
Ilustrasi tenaga medis menangani Covid-19 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Perawat Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan menceritakan pengalaman tak mengenakan selama merawat pasien Covid-19.

Ada sejumlah perlakuan tak mengenakan dari masyarakat terhadap mereka.

Mungkin, perlakuan itu datang karena ketidaktahuan soal virus corona.

Masyarakat khawatir atas penularan Covid-19.

Meski sempat mendapat perlakuan tak mengenakan, kini berkat sosialisasi yang jelas hal tersebut tak lagi terjadi.

Ridwan Kamil Sarankan Masyarakat Pakai Masker Kain: Masker Bedah Untuk yang Sakit dan Tenaga Medis

Kontribusi Putri Tanjung Bantu Tenaga Medis Tangani Virus Corona, Tak Sekadar Galang Donasi

Berhasil Kumpulkan Rp 2,6 Miliar, Arief Muhammad Akan Salurkan ke Tenaga Medis dan Driver Ojol

Perawat Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Rifaldi merawat dan melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19.

"kebanyakan dikucilkan, dalam arti contohnya aku, aku perantau dari Padang ke Jakarta karena tinggal sama kakak di Jakarta Selatan,

pernah pas wabah ini datang ke Indonesia aku pulang ke rumah malam aku pulang, itu salah satu tetangga ngomong karena dia mau nyamperin 'lu ngapain sih ke sini kan adek lu kerja di rumah sakit Covid, ntar bawa virus lagi',

jadi diskriminasi itu enggan membuat aku pulang udah 3 minggu," katanya dikutip dari Youtube Indonesia Lawyers Club.

Rifaldi menyayangkan, masyarakat yang mestinya memberi dukungan pada tenaga medis, ini malah berbuat sebaliknya.

"ada kejadian yang mriis, seharusnya masyarakat kasih kita support malah judge kita,

kenapa harus dijudge karena di sini kita berbuat baik, " kata Rifaldi.

Berjuang Rawat Pasien Virus Corona, Tenaga Medis Dapat Bantuan Konsumsi

Rawat Pasien Corona, Tenaga Medis Diusir dari Kos hingga Harus Menginap di RS

Hasil Rapid Tes, 150 Tenaga Medis di RSUD Cibinong Negatif Virus Corona

Rawat Pasien Corona, Tenaga Medis Diusir dari Kos hingga Harus Menginap di RS

Bahkan sejak merawat pasien Covid-19 di RS Persahabatan, kini ia merasa agak dijauhi oleh temannya.

"mau ngumpul sama teman bermain malah mereka agak menjauhi karena mereka tau aku bekerja di rumah sakit ini, kontak fisik dengan pasien Covid-19, " katanya.

Padahal menurut Rifaldi, selama bekerja menangani pasien Covid-19 selalu dilengkapi dengan alat pelengkap diri ( APD ).

"malahan di rumah sakit kita alhmadulillah tercukupi APD-nya, sangat bersyukur karena rumah sakit selalu menyediakan APD untuk karyawananya," katanya.

Rifaldi menceritakan lagi ada seorang temannya terpaksa pindah kos.

"ini sebenarnya bukan mengusir, tapi bahasanya agak dirubah, teman beda kos tidak dilanjutkan karena bapak kosnya rumah tersebut mau dipakai untuk anaknya,

aku gak tau ini karena masalah ini atau tidak," katanya.

Pesan Dokter Tirta Demi Cegah Virus Corona, Singgung Covid-19 di Italia : Bantulah Tenaga Medis

Pemerintah Akan Beri Insentif untuk Para Tenaga Medis, Dari Mana Anggarannya ?

Permintaan Jokowi, Rapid Test Covid-19 Diprioritaskan untuk Tenaga Medis

Selain itu, Rifaldi menceritakan juga pengalaman rekannya saat akan beli makan di warteg.

"ada salah satu teman juga mau jajan ke warteg itu aja dibilang perawat Covid-19,
kita yang jadi perawat agak risih, kok gua dijudge seharusnya meraka yang ngasih gua suport tapi malah mereka yang ngedownin kita," katanya.

Saat ini seiring banyaknya sosialisasi soal penularan Covid-19, judge tersebut sudah tak ada lagi.

Kini, kata Rifaldi, judge seperti dulu sudah tak lagi ia terima dari masyarakat.

"dari waktu ke waktu Alhmadulillah sudah nerima mungkin karena mereka sudah melihat bagaimanan penularannya, jadi sampai sekarang kita pun baik saja," kata Rifaldi.

Karni Ilyas menambahkan masyarakat kini sudah lebih melek akan penularan Covid-19.

Dengan informasi tersebut masyarakat tak lagi takut.

"saya kira masyarakat umumnya apalagi kalau nontn ILC uudah dikuliahin terus sama bu Erlina,

kita bicara jaraknya 2 meter, tidak lewat udara, sampai kita bingung ni dokter yang rawat corona kok gak pakai masker padahal mereka berisiko,

rupanya gak gampang tertular kalau tidaka ada sneuthan fisik," kata Karni Ilyas.

Rifaldi menerangkan selama bekerja menangani pasien Covid-19, tenaga medis di RS Persahabatan selalu bekerja sesuai prosedur.

"kita di RS Persahabatan mejelang kontak kita harus lengkap APD dulu, apalagi kita ada crwe ada dokter ketua tim dia selalu intruksikan kita, kita sesuai prosedur kerjanya," kata Rifaldi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved