Teror Virus Corona

Curhat Pedagang Pakaian Dalam 10 Hari Diam di Rumah : Gimana Mau Istirahat Kalau Perut Anak Lapar

Menurutnya ia berdagang di kawasan Perumahaan Kirana Surya, Cisoka, Tangerang. Yernis bercerita, awalnya ia berdagang makanan.

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube ILC
Pedagang kaki lima di Tangerang, Yernis 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ibu pedagang kaki lima di Tangerang viral setelah curhat sambil menangis ketika dirazia oleh Satpol PP.

Dalam video tersebut, Yernis diminta untuk menutup lapak jualannya.

Pedagang pakaian dalam ini menangis mengeluhkan tak adanya bantuan yang datang.

Ia mengaku terpaksa kembali berdagang setelah 10 hari diam di rumah.

"di luar mati karena corona, mana yang mana kalau ga racunin aja kami semua,

bu minta makan gak ada yang buat dimakan, 10 hari kami sampai utang ke tetangga," kata Yernis di video.

Yernis lantas diundang ke Indonesia Lawyers Club.

Ia kembali bercerita soal video yang viral tersebut.

Menurutnya ia berdagang di kawasan Perumahaan Kirana Surya, Cisoka, Tangerang.

Yernis bercerita, awalnya ia berdagang makanan.

Setelah 4 tahun, usahanya tersebut bangkrut.

Ibu empat anak ini lantas beralih berdagang pakaian dalam.

"akhirnya beralih pakaian dalam, saya jualan keliling dari pasar malam," kata Yernis.

Setelah pandemi Covid-19 ini, ia dilarang berjualan.

Yernis menurut, 10 hari lamanya ia diam di rumah.

"kan dari adanya corona kan udah gak boleh lagi pasar malam itu ditutup sama sekali kita gak boleh jualan.

pas kebenaran ada yang dagang sayur, lumayan ada pembeli yang lewat saya coba buka karena saya sudha 10 hari di rumah ,

namanya saya butuh kebutuhan banyak, anak masih kecil kami masih butuh biaya harus nyetor rumah juga,

gak ada lagi pegangan, daripada kami mati kelaparann kami nekat jualan pak,

itu saya lakukan untuk menyambung hidup, kalau gak gimana nasib kami pak, anak kecil-kecil," kata Yernis.

Yernis juga mengeluhkan cicilan rumahnya tak tidak ditangguhkan.

Hal tersebut bertolak belakang dengan intruksi Presiden Jokowi soal cicilan selama pandemi Covid-19.

" tunggakan rumah kan katanya ditangguhkan pembayaran itu gak ada pak, katanya presiden ditangguhkan pembayaran kredit rumah itu, ke Bank BTN,

saya kan operan dari tetangga itu juga belum saya bayar semua,

rencananya abis lebaran ini mau saya lunasin,

makanya saya pikir gimana kita buat makan gak ada, gimana mau lunasi makanya saya nekat jualan. " kata Yernis.

10 hari diam di rumah, tak ada bantuan yang ia dapat dari pemerintah.

Yernis mengaku sudah tak ada lagi pegangan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"saya mikir gini, kalau pikiran saya karena gak ada bantuan sama sekali jadi saya nekat,

kita dalam rumah mati sekeluarga keluar juga kita mati,

daripada mati sia-sia mending saya mati berjuang untuk anak-anak saya," katanya.

Yernis juga menceritakan soal video yang viral.

Ia mengaku ditanya petugas soal keluhan selama diam di rumah.

"pas polisi datang sebenarnya kami sudah siap-siap mau nutup, itu mungkin gak tau mungkin ada yag provokasi ternyata disuruh tutup ga boleh jualan lagi,

terus bapak itu nanya, nah itu yang saya rasakan tolong bantu kami, tolong kami pak,

bantu kami buat makan, tolong banget buat makan itu nomor satu butuh,

kalau cicilan rumah nanti kalau usah udah klancar lagi kami bayar.

kami mau istirahat tapi gimana kalau perut anak kami lapar," katanya.

Setelah videonya viral, kini Yernis sudah tak lagi berjualan.

Selama diam di rumah, kini Yernis mengaku sudah mendapat bantuan sembako dari pemerintah.

"pak camat ke rumah udah ngirim sembako, insallah mungkin dapat bantuan dari pemerintah kata pak camat," ujar Yernis.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved