Derita ART Dianiaya Majikan, Lolos dari Siksaan Usai Dibawa ke Kantor Polisi karena Dituduh Ini

Cerita asisten rumah tangga (ART) mendapat perlakuan kasar dari majikannya di Semarang Barat.

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang asisten rumah tangga (ART) menceritakan kisah pilu yang dialaminya kala bekerja di rumah majikannya kawasan Semarang Barat.

ART beridentitas IM (20) ini mengaku telah dianiaya majikannya yang merupakan pasangan suami istri.

IM kini telah kembali ke kediamannya di daerah Mlatiharjo Timur, Citarum Semarang.

Walau begitu, IM nampak masih belum dapat melupakan kejadian yang telah dialaminya kala bekerja dengan majikannya itu.

Rasa ketakutan dan trauma pun nampak masih tersimpan dalam benak IM.

IM bercerita bahwa perlakuan kasar majikan terhadapnya harus ia terima setiap hari.

Pukulan, tendangan, dan siraman air panas dari majikan kerap diterimanya.

Akibatnya, IM mengalami luka lebam di wajah dan babak belur di seluruh tubuhnya.

Sejumlah Pasangan Digerebek di Gubuk Terpal saat PSBB, Petugas Temukan Alat Kontrasepsi

Kesal karena Warganya Tak Dirawat dengan Baik, Kades di Lumajang Aniaya Perawat Puskesmas

IM juga mengungkapkan jika dirinya sempat dipaksa memakan 50 cabai dan menenggak air mendidih hingga pita suaranya rusak dan harus menjalani operasi.

Selain itu, IM juga harus menerima enam luka sayatan cutter karena dipaksa majikannya untuk bunuh diri.

Tak tahan dengan perlakuan majikannya, IM sempat berniat kabur dengan meminta pertolongna tetangga sektiar.

Namun ternyata tidak ada yang peduli.

"Dua bulan awal bekerja, majikan masih berlaku baik. Sudah mulai betah, tapi di bulan ketiga mulai berlaku kasar dan mulai disiksa. Setiap hari disiksa oleh majikan saya. Pernah akan kabur dan minta tolong tetangga tapi enggak peduli," ungkap IM, Selasa (21/4/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Ilustrasi pemukulan.
Ilustrasi pemukulan. ((Kompas.com/ Ericssen))

Hingga kini, ia pun mengaku masih trauma akibat kejadian yang menimpanya itu.

"Saya masih takut dan kebayang kejadian itu. Saya trauma kalau keluar rumah harus ditemani orang tua. Gak bisa pergi jauh dari rumah. Lihat air putih takut karena teringat siksaan," kata IM.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved