Fadli Zon Sentil Menaker yang Puji Pekerja China, Yunarto Wijaya: Gak Sekalian Berita Zaman Perang?
Rupanya, berita yang dishare Fadli Zon adalah berita tahun 2017 dan Menakernya pun sudah berganti.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menyemprot Anggota DPR RI Fadli Zon yang menyindir Menteri Ketenagakerjaan.
Hal itu dilakukan Yunarto Wijaya sambil mengungkap fakta kalau berita yang digoreng Fadli Zon adalah berita tahun 2017.
Melalui akun Twitternya, Fadli Zon memposting artikel berita di media online bernama Gelora News.
Artikel berita itu berisi soal pernyataan Menaker yang menyebut kala kualitas pekerja China di atas pekerja Indonesia.
Fadli Zon pun tak terima dengan pernyataan itu dan me-mention akun @KemnakerRI.
Artikel itu berjudul "Menaker Akui Kualitas Pekerja Indonesia di Bawah Pekerja China".
Ia pun mengaku heran kenapa bisa Menaker malah memuji pekerja China.
Padahal Fadli Zon yakin kalau pekerja Indonesia tak kalah dengan pekerja China.
Ia pun menuding Menaker membandingkan hal itu hanya untuk kehadiran TKA China ke Indonesia.
• Jerinx Bicara soal Teori Konspirasi, Ahmad Dhani Beri Komentar Menohok : Buktikan Kamu Intelektual
• Jerinx SID Heran Masyarakat Ikuti Kata WHO soal Covid-19, Yunarto: Minumnya Lain Kali Ditaker Bli
"Kok bisa Menaker RI merendahkan Pekerja Indonesia sambil memuji Pekerja Cina?
Sy yakin Pekerja kita mampu n punya kualitas lebih.
Jgn membandingkan hanya utk mencari justifikasi perlunya kehadiran TKA China.
Menyedihkan. @KemnakerRI," tulisnya.
Rupanya, berita yang diposting Fadli Zon itu adalah berita tahun 2017.
Hal itu disampaikan oleh Yunarto Wijaya.
Bahkan menurut pria yang akrab disapa Toto itu, Menaker yang mengatakan hal itu kini sudah diganti dengan Menaker yang baru.
"Berita tahun 2017 kok tiba2 anda goreng lagi?
Menakernya aja dah jelas beda...
Gak sekalian bahas berita jaman perang kemerdekaan?," tulis Yunarto Wijaya.
• Kapolda Sultra Minta Maaf soal 49 TKA China, Begini Penjelasannya
• Kesal Disebut Tak Punya Dana untuk Bansos, Anies Tegaskan DKI Siapkan Anggara Rp 5 Triliun
Soal 500 TKA China
Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Aris Wahyudi mengatakan, perusahaan yang akan mendatangkan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China sudah berupaya mencari pekerja lokal.
Kedua perusahaan tersebut yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
"Mereka sudah berusaha mencari tenaga kerja lokal Indonesia, namun tak ada yang mau karena lokasi dan ketidakmampuan sesuai jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).
Baca juga: Polemik 500 TKA China, Pengusaha Merasa Miris, Pemerintah Dicap Inferior
Lantaran alasan ketidakcukupan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun pabrik smelter di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), maka Kemenaker pun menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) tersebut.
"Kita sepakat dengan manajemen bahwa penggunaan TKA adalah alternatif terakhir. Yang terjadi di sana adalah pembangunan dan pengembangan smelter, yang masih membutuhkan instalasi dan comisioning peralatan yang spesifik," kata dia.
Sedangkan terkait masukan dari pengusaha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dia mempersilahlan para pengusaha tersebut untuk mencarikan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kedua perusahaan tambang nikel tersebut.
"Kalau ada orang (Kadin) yang bisa mencarikan tenaga kerja lokal sesuai jumlah dan kualifikasi dan etos kerja yang dibutuhkan mereka atau investor, pasti mereka akan senang sekali. Karena pasti akan lebih efisien," ucapnya.
Baca juga: Rekam Jejak Virtue Dragon, Perusahaan Penampung 500 TKA China
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) Suryani Sidik Motik merasa miris mendengar rencana kedatangan 500 TKA China.
• Bantah Roy Kiyoshi Pakai Narkoba, Henry Indraguna : Roy Stres karena di Rumah Terus
• Keliling Rumah Mewah Ruben Onsu, Ivan Gunawan Ngomel Gara-gara Ini : Baru Punya Kolam Renang Sih
"Ada ketidakkonsistenan dari pemerintah. Melihatnya agak miris dan sedih. Pada masa pandemi ini kan yang perlu dijaga panglimanya adalah kesehatan. Kalau minta PSBB agar orang tidak datang, kemudian orang tidak bepergian, tidak pulang kampung, tiba-tiba ada 500 TKA yang datang itu menganggu sekali rasa keadilan," ungkapnya melalui diskusi virtual, Jumat (1/5/2020).
Bahkan dia merasa heran, bila memang kedua perusahaan tambang tersebut tengah mengembangkan pembangunan teknologi nikel dan membutuhkan tenaga ahli, seharusnya cukup dengan bebera orang yang kompeten dalam bidangnya saja.
Harusnya kata dia, perusahaan membuka peluang penyerapan tenaga kerja lokal untuk mengurangi angka pengangguran selama pandemi virus corona (Covid-19) yang terus bertambah.