Teror Virus Corona
UPDATE Covid-19 di Indonesia 26 Mei 2020, Pasien Sembuh dari Corona Mencapai 5.877 Orang
Achmad Yurianto, kembali menyampaikan angka terbaru terkait perkembangan kasus virus corona di Indonesia.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kembali menyampaikan angka terbaru terkait perkembangan kasus virus corona di Indonesia.
Ia mengungkapkan pada Selasa (26/5/2020) pukul 12.00 WIB, masih terdapat penambahan kasus corona di Tanah Air.
Hal ini disampaikan Yurianto dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha (BNPB), Jakarta, dan disiarkan langsung Selasa sore.
Tercatat kata Yuri, pada hari ini terdapat penambahan kasus positif virus corona sebanyak 415 orang.
Penambahan ini membuat pasien yang terkonfirmasi positif corona di Indonesia secara total menjadi 23.165 orang.
"Kasus konfirmasi positif Covid-19 untuk hari ini naik 415 orang, sehingga total menjadi 23.165 orang," tegas Yuri yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Yuri menyebut seluruh provinsi di Indonesia telah terdampak virus corona.
"Sudah 406 kabupaten/kota di 34 provinsi telah terdampak (Covid-19)," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan terkait pasien virus corona yang meninggal dunia.
Data yang sama menyebutkan bahwa tercatat ada penambahan 27 pasien yang meninggal dalam 24 jam terakhir.
Hal ini membuat angka kematian di Indonesia saat ini menjadi 1.418 orang.
Kabar baiknya, Yuri mengatakan penambahan juga terus terjadi dalam pasien yang berhasil sembuh dari virus tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun, pada hari ini terdapat 235pasien yang berhasil sembuh.
"Pasien sembuh meningkat 235 orang," kata Yuri.
Penambahan ini membuat total pasien sembuh di Indonesia telah mencapai 5.877 orang.
Achmad Yurianto Ungkap Kelemahan Pada Virus Corona
Dilansir Tribunnews.com, Achmad Yurianto, mengungkapkan titik lemah dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Ia menegaskan kelemahan Covid-19 ini terletak pada struktur kimia penyusun virus yang menyerang sistem pernapasan itu.
“Virus ini karakternya memiliki tubuh terbungkus oleh dinding dari struktur kimia lemah yang sangat mudah hancur apabila terkena sabun."
"Oleh karena itulah kenapa alasannya harus cuci tangan pakai sabun," ujar Yuri.
Tak hanya itu, cuci tangan menggunakan sabun harus diiringi jaga jarak fisik dengan orang lain lebih dari 1 meter.
Yurianto meyakini jaga jarak kurang dari 1 meter akan mengurangi kemungkinan penularan lebih besar.
“Kita tidak pernah tahu siapa yang berada di luar rumah yang mengidap dan membawa virus Covid-19, belum lagi jumlah kasus positif terus bertambah."
"Di sinilah penting nya jaga jarak,” katanya.
Covid-19 dapat menempel pada benda di sekitar kita, terutama di tempat-tempat umum yang bisa saja kita sentuh.
Cuci tangan menjadi cara paling ampuh membunuh virus itu yang menempel di tangan kita.
“Faktor pembawa virus Covid-19 adalah manusia yang terinfeksi virus tersebut. Virus akan tumbuh menjadi banyak di sepanjang saluran pernapasan mulai dari rongga hidung, mulut, sampai paru-paru."
"Dia akan keluar pada saat orang berbicara, bersin, dan batuk, menyebar bisa sampai radius 1 meter lebih dari dan menempel di benda-benda sekitar,” ungkapnya.
Pemerintah Ajak Masyarakat Hidup 'New Normal' di Tengah Corona
Sebelumya Achmad Yurianto menyebut selama vaksin atau obat untuk virus corona atau Covid-19 belum dapat ditemukan, masyarakat diminta untuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new Normal).
Yakni menjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan, serta terus produktif selama pandemi virus corona atau Covid-19.
"Dalam situasi seperti ini, virus corona belum ditemukan vaksin dan obatnya."
"Kita harus mengedapankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."
"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," ujar Yuri.
Artinya kata Yuri masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Kemudian yang kedua, yakni masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.
"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagai physical distancing," ungkapnya.
Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.
Kemudian Yuri juga menekankan masyarakat selektif terkait kapan harus keluar rumah di tengah pandemi Covid-19.
"Kalau tidak penting sekali tidak perlu ke luar rumah," tegas Yuri.
Kendati demikian Yuri menuturkan berada di rumah tidak diartikan masyarakat tidak dapat produktif.
Menurutnya, masayarakat masih dapat terus produktif dan berkarya, tetapi dengan mengedepankan prinsip-prinsip untuk tetap aman dari Covid-19.
"Artinya produktif dan aman dari Covid-19."
"Ini yang disebut dengan normal yang baru (new normal)."
"Kita menginginkan kehidupan normal dalam artinya tetap bekerja, produktif dan bisa berkarya, tetapi barunya adalah kita aman dari Covid-19," jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya/Endra Kurniawan)