Kisah Penjual Koran di Bogor, Keliling Pakai Sepeda Hingga Sempat Jadi Langganan Wali Kota Bogor
Biasanya dulu Maman menjual koran ke wilayah Terminal, rumah sakit perumahan dan bahkan Balaikota Bogor.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Maman (55) seorang loper koran di Bogor yang berjualan sejak sekitar tahun 1995 sampai saat ini masih tetap bertahan.
Setiap hari Maman duduk di atas sepedanya di depan rumah sakit salak untuk memajang koran yang dijualnya.
Sejak pagi hingga pukul 11.00 WIB Maman duduk di atas sepeda sambil menunggu langganannya.
Bahkan, tak jarang juga ia berkeliling menggunakan sepeda agar koran yang dibawanya laku terjual.
Rutinitas itu Ia lakukan sejak tahun 2010 ketika penjualan koran menurun lantaran banyaknya masyarakat yang sudah menggunakan smartphone.
Maman bercerita sebelum smartphone menjamur, dalam waktu tiga jam ratusan koran yang dijualnya sudah habis dibeli oleh pelanggan.
Biasanya dulu Maman menjual koran ke wilayah Terminal, rumah sakit perumahan dan bahkan Balaikota Bogor.
Ia pun mengenang ketika koran yang dijualnnya seringkali dibeli oleh Wali Kota Bogor yang kala itu dijabat oleh Diani Budiarto.
"Dulu sering ngejual ke Balaikota muter masuk ke komplek Balaikota dulu Pak Diani sering beli jadi langganan," katanya.
Namun saat ini omset penjualan korannya terus menurun.

Bahkan yang awalnya Ia membawa 400 sampai 700 koran dalam sehari saat ini hanya membawa 150 koran.
Langganan korannya pun dari berbagai kalangan.
Namun saat ini langganan korannya hanyalah orang dewasa ataupu orangtua.
"Kalau anak muda jarang, kalau yang laku itu superball itu laku banyak dicari anak muda sekarang paling laku superball," katanya.
Ia pun selalu berharap agar masyarakat terutama kaum milenial kembali gemar untuk membaca koran.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dengan membeli koran kaum milenial juga bisa membantu para loper koran mencari nafkah.