Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Jokowi Ancam Reshuffle Menterinya, Haris Azhar : Itu Hanya Sekedar Ancaman

Menurut Haris Azhar, yang perlu disalahkan pada kasus ini bukan para menterinya, tapi kepada Jokowi selaku pemimpin tertinggi.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Youtube/Talkshow TV One
Haris Azhar bicara soal ancama reshuffle yang disampaikan Jokowi. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM --  Pakar Sosial dan Aktivis HAM Haris Azhar mengatakan, bidang yang tengah dibidik Presiden Jokowi pada videonya beberapa waktu lalu yakni bidang kesehatan.

"Kalau saya sih dibidik dalam artian dikorbankan tapi memang harus bertanggung jawab, ya di bidang kesehatan lah ya, kalau dalam isu soal pandemi ini," kata Haris Azhar dikutip dari Youtube Talk Show tvOne Rabu (1/7/2020).

Tak hanya itu, menurut Hariz Azhar yang perlu disalahkan pada kasus ini bukan para menterinya, tapi kepada Jokowi selaku pemimpin tertinggi.

"Tapi sebetulnya saya juga mau bilang pandemi ini kan kalau menurut WHO, kerja bersama, jadi enggak cuma soal bidang kesehatan saja, yang lain juga seperti itu. Nah saya justru malah ingin menyasarnya bukan ke kabinet tapi ke pimpinan-pimpinan kabinetnya, yaitu Presiden," jelasnya.

Misalnya dari sisi video, menurut Haris Azhar kenapa video itu baru dirilis seminggu setelah Jokowi marah-marah.

"Yang kedua kenapa harus marah-marah, karena dia punya kewenangan, apakan kewenangan dia sebagai Presiden sudah tidak bisa lagi digunakan untuk mengendalikan, memaksa dan mengorganisir menteri-menterinya, itu kan. Nah itu yang saya mau lihat," bebernya.

Kemudian dalam soal keadilan lebih luas lagi, kata dia, kenapa Jokowi hanya marah-marah dalam soal pandemi ini, padahal ada soal-soal yang lain.

"Nah padahal gini loh, ini juga dilema, Jokowi hanya marah-marah dalam soal penyerapan anggaran, tetapi juga apakah Jokowi sebelum marah-marah dia sudah lihat kondisi bagaimana di kantor Kementerian Sosial. Ya kan?," kata dia.

Di sana, kata Haris Azhar akan terlihat bagaimana orang datang menyerbu kantor Kementerian Sosial.

"Bantuan sosial itu akhirnya jadi proyek, siapa yang punya akses dengan orang di dalam, dan bahkan juga saya mencurigai. Dari komunikasi yang saya lakukan dengan sejumlah orang, itu enggak gratis, gak bisa hanya datang bawa diri, dan itu diberikannya kepada orang-orang besar, perusahaan-perusahaan besar," ungkapnya.

Rocky Gerung Anggap Jokowi Marah sebagai Drama Korea, Fahri Hamzah: Menurut Saya Ini Bukan Drama

Heboh Isu Reshuffle Menteri, Pengamat Sebut Jokowi Tak Akan Berani Ganti Prabowo, Ini Alasannya

Menurutnya, apa yang dibicarakan di istana ketika briefing dan bicara dengan pra kabinet, dengan apa yang terjadi di masyarakat, tak 100 persen cukup.

FOLLOW JUGA:

"Seperti yang dikatakan, presiden merasakan kemudian presiden mereplay, mungkin iya ada beberapa hal secara statistik data keuangan memang penyerapannya rendah, tetapi ini dilemanya, ketika di level negara angka penyerapannya dikit tidak terbukti bisa sukses, di lapangan sendiri pun memang orang enggak minta duit sama negara, orang mau kerja tapi orang dipaksa untuk masuk ke birokrasi tapi itu tidak fair ketika mengakses pekerjaan untuk mendistribusikan bansos," bebernya.

Kemudian ia pun menyebut bahwa ancaman reshuffle tidak benar-benar akan dilakukan presiden.

"Saya mau bilang begini, ancaman reshuffle itu hanya sekedar ancaman, tetapi situasi yang rilnya, dalam penanganan pandemi ini kita memang tidak melihat leadership yang konkrit, yang punya-punya tahap yang akan menyelesaikan pandemi ini," jelasnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved