Sastrawan Sapardi Meninggal
Sapardi Djoko Damono Meninggal, Dekan FIB UI: Indonesia Telah Kehilangan Anak Bangsa yang Inspiratif
Setibanya di TPBU, pihak keluarga langsung melakukan prosesi pemakaman yang diawali dengan doa dan diakhiri dengan prosesi tabur bunga.
Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, KEMANG - Jenazah sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono dimakamkan di Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU), Giri Tama, Kabupaten Bogor.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Minggu (19/7/2020), iring-iringan jenazah tiba di TPBU Giri Tama, Blok Taman Wijaya Kusuma nomor 146 sekitar pukul 15.45 WIB.
Setibanya di TPBU, pihak keluarga langsung melakukan prosesi pemakaman yang diawali dengan doa dan diakhiri dengan prosesi tabur bunga.
Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Adrianus Laurens Gerung Waworuntu mengaku bahwa Indonesia kehilangan sosok inspiratif.
"Beliau merupakan sosok yang menginspirasi. Bukan hanya FB UI yang kehilangan. Tapi Indonesia telah kehilangan anak bangsa yang inspiratif," ujarnya.
Lebih lanjut, Adrianus menjelaskan bahwa almarhum Sapardi Djoko Damono merupakan sosok yang sangat ramah kepada setiap orang.
"Kami dari FB UI mengucapkan turut beduka cita sedalam-dalamnya. Kami sangat kehilangan sosok beliau. Beliau dikenal akrab dengan siapapun," tegasnya.
Sapardi Djoko Damono menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Jenazah saat ini disemayamkan di Kompleks Dosen UI Ciputat Jl. Ir . H. Juanda no. 113, Tangsel.
Sapardi Djoko Damono lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta.
Ia adalah sastrawan besar Indonesia sekaligus akademisi dari Universitas Indonesia.
Sapardi Djoko Damono pernah menjadi Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1999-2004.
Beberapa puisinya yang terkenal di masyarakat seperti Hujan Di Bulan Juni, Aku Ingin, Yang Fana Adalah Waktu, dan lainnya.