Bocah 5 Tahun Ditemukan Tewas di Toren Air, Nenek Beri Kesaksian : Sekarang Baru Bisa Mandi

Olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan polisi di lokasi toren di rumah kontrakan tempat toren berada. Sejumlah pihak sudah dimintai ketera

Penulis: Damanhuri | Editor: khairunnisa
Istimewa dan TribunJabar.id/Ery Chandra
Nasib nahas dialami oleh bocah perempuan berusia 5 tahun di Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Ia ditemukan sudah tak bernyawa di tempat penampungan air atau toren, Jumat (17/7/2020). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus bocah ditemukan meninggal dunia di dalam toren menyita perhatian publik.

Baru-baru ini, Nenek dari bocah 5 tahun yang ditemukan tewas di dalam toren air memberi kesaksiannya sebelum sang cucu menghilang.

Entin Kartini (43), nenek dari mendiang AP bocah 5 tahun yang tewas di toren air tak menyangka cucunya ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Sementara itu, jasad AP gadis kecil yang ditemukan tewas di dalam toren air saat ini sudah dimakamkan oleh keluarganya setelah dilakukan otopsi oleh pihak kepolisian, Sabtu (18/7/2020).

Gadis kecil itu sempat dinyatakan menghilang pada Kamis (16/7/2020).

Kemudian, pada hari Jumat (17/7/2020) pagi, gadis kecil berinisial AP itu ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa di dalam toren air berkapasitas 1000 liter kontrakan rumah korban  yang berlokasi di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Misteri Jasad Gadis Kecil Tewas Dalam Toren, Korban Sering Ikut Ngamen Bareng Ibunya

Polisi cek toren di Cicalengka tempat ditemukannya jasad bocah 5 tahun, Jumat (17/7/2020).
Polisi cek toren di Cicalengka tempat ditemukannya jasad bocah 5 tahun, Jumat (17/7/2020). (Tribunjabar.id/Ery Chandra)

Entin Kartini menceritakan, dirinya sempat ikut mencari keberadaan sang cucu saat dinyatakan hilang disekitar rumah kontrakan korban.

Namun, saat itu pencariannya tidak membuahkan hasil.

"Sempat mencari dari jam enam pagi sampai setengah delapan. Lalu mau ke polsek laporan orang hilang. Tapi, ayahnya datang ke sini bilang dedek ada di atas," katanya.

Lantas, bersama dengan suami dan beberapa kerabat lainnya mendatangi rumah kontrakan tersebut.

"Kami ke sana naik ke atas. Suami saya lihat sudah dalam toren, meninggal.

Baju terakhirnya masih pakai saat masih ke rumah. Bukan saya yang melihat pertama, bahkan kami enggak kepikiran ada di toren. Hanya melihat di pelataran ada boneka," ujarnya.

Sejak cucunya ditemukan dalam kondisi menginggal dunia, Entin mengaku baru sempat beristirahat dan membersihkan dirinya.

"Sekarang baru bisa mandi. Sebelumnya dari kemarin sampai ke kantor polisi belum sempat apa-apa," ujar Entin kepada Tribun di kediamannya, Jalan Babakan Stasiun, RT 01/09, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/7/2020).

Sembari duduk depan pintu kediamannya, dia mengenang saat masih bersama cucunya tersebut. Sesekali mengusap kedua matanya. Namun, tak menitikkan air mata.

"Padahal hari Kamis kemarin, masih di sini cucu saya. Dari jam 11 siang sampai jam tiga sebelum asar," katanya.

Namun, dia bilang AP menyatakan keinginannya untuk kembali ke rumah kontrakan yang tak ada kedua orang tuanya. Namun, dia tak menceritakan detail setelah itu cucunya langsung pergi atau tidak.

"Pas di sini nanya, 'mama kemana?' Saya bilang sudah berangkat kerja (mengamen)," ujarnya.

Sebut Tak Ada Lebam

Entin menyebut tubuh cucunya tak ada lebam saat ditemukan di dalam toren.

Menurut Entin, saat berada di Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka hasil pemeriksaan cucunya menunjukkan tak terdapat tanda-tanda kekerasan.

Nasib nahas dialami oleh bocah perempuan berusia 5 tahun di Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Ia ditemukan sudah tak bernyawa di tempat penampungan air atau toren, Jumat (17/7/2020).
Nasib nahas dialami oleh bocah perempuan berusia 5 tahun di Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Ia ditemukan sudah tak bernyawa di tempat penampungan air atau toren, Jumat (17/7/2020). (Istimewa dan TribunJabar.id/Ery Chandra)

Dia membantah mengenai kabar terjadi dugaan kekerasan terhadap mendiang cucunya.

"Enggak ada lebam, memar, enggak ada apa-apa. Dari kepala sampai kaki enggak ada bekas apa-apa. Cuma tangannya sedikit lecet. Dibilang juga enggak ada keluar cairan dari perut setelah diperiksa," katanya.

Etin kemudian menjalani pemeriksaan di Kantor Polsek Cicalengka, berlanjut hingga ke Polresta Bandung dari pukul 16.00 WIB hingga 01.00 Jumat dini hari.

"Kami berenam ditanya-tanya petugas. Kami berharap semoga cepat selesai ini. Enggak ada info yang simpang-siur lagi," ujarnya.

Ayah Tiri Korban Menghilang

Melansir Tribun Jabar, kematian bocah berusia 5 tahun hingga saat ini masih menjadi misteri.

Sementara itu, ayah tiri korban Hamid Arifin (25) pun hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Menurut Aisah, suaminya pegi entah kemana sejak sang anak ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam toren.

Menurut Aisah, sang suami pun tidak ikut saat diri mendatangi kantor polisi.

"Belum tahu lokasi di mana sekarang. Ke kantor polisi enggak ikut," katanya.

Anaknya Tak Bisa Naik

Siti Aisyah (29) memastikan jika gadis kecilnya itu tak mungkin bisa naik seorang diri ke atas toren.

Terlebih, toren tersebut berukuran besar dengan daya tampung air 1000 liter.

"Enggak mungkin naik ke toren karena memang tinggi," ujar Aisah di kediaman orang tuanya dii Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/7/2020).

Ia menceritakan, anaknya AP dihari itu memang tak itu dengannya pergi mengamen di wilayah Bandung.

Aisah mengaku baru pulang ke rumah pada Jumat (17/7/2020) dini hari.

"Paginya saya dan suami ada di rumah kontrakan. Sebelum pergi (mengamen) jam dua siang hari Kamis, nitip ke ibu saya. Pulang setengah satu malam, lihat di kontrakan enggak ada," ujar Asih, sapaannya, di kediaman orang tuanya dii Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/7/2020).

Menurutnya, sejak dini hari hingga Jumat pagi, dia berupaya mencari putrinya di sekitar kontrakan, rumah bibi, hingga temannya.

Namun tak membuahkan hasil.

"Sampai pagi hari cari enggak ada. Tahu dalam toren jam sembilan pagi. Bilang ke ibu, suami," katanya.

Dia menyakini, putrinya tersebut tak mungkin bisa naik hingga menuju toren yang berukuran cukup tinggi tersebut.

Diduga Dibunuh

Melansir Tribun Jabar, Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agtha Bhuwana, menduga anak usia 5 tahun yang ditemukan di dalam toren di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, meninggal akibat dibunuh.

"Ada dugaan pembunuhan. Saat ini jenazahnya sedang diautopsi. Hasil autopsi akan menunjukkan penyebab kematiannya," kata Agta via ponselnya, Jumat (17/7/2020).

Dugaan pembunuhan itu dikuatkan dengan temuan yang mencurigakan di tubuh korban.

Dari temuan itulah, polisi berani menduga anak itu tewas dibunuh.

Lokasi toren kapasitas 1000 liter berwarna kuning, di Kampung Babakan Stasiun, RT.01/08, Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, tempat ditemukannya bocah usia 5 tahun tewas, Jumat (17/7/2020). (Tribunjabar.id/Ery Chandra)
Lokasi toren kapasitas 1000 liter berwarna kuning, di Kampung Babakan Stasiun, RT.01/08, Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, tempat ditemukannya bocah usia 5 tahun tewas, Jumat (17/7/2020). (Tribunjabar.id/Ery Chandra) ()

"Ada luka di tangan kiri. Dari situ diduga ada sesuatu yang tidak beres. Makanya langsung diautopsi," ujarnya.

Olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan polisi di lokasi toren di rumah kontrakan tempat toren berada. Sejumlah pihak sudah dimintai keterangan. Seperti dari orang tua dan paman korban.

"Empat orang saksi yang merupakan keluarganya telah dimintai keterangan," kata Agtha.

Sementara itu dalam kesehariannya, warga juga bersaksi sering melihat AP menjadi korban kekerasan.

"Semua juga banyak tahu, dia sering dipukul, tampar, pokoknya kasihan," ujar warga, sebut saja A, kepada Tribun, Jumat (17/7/2020) malam.

Warga lainnya, sebut saja B menuturkan, perlakuan ringan tangan kerap kali diterima oleh anak berumur lima tahun itu. Meski tak menyebutkan secara spesifik, siapa yang melakukannya.

"Ringan tangan sekali, kasihan anak ini," katanya.

Hal serupa disampaikan oleh warga lainnya, sebut saja C.

Menurutnya, pada Kamis (16/7/2020) merasakan kejadian hal yang kurang lazim.

"Anehnya semalam itu seperti terdengar suara mengetuk pakai palu berulang kali. Tapi saya enggak keluar," ujarnya.

Ketua Rukun Warga 08, Kecamatan Cicalengka, Pepen Efendi, juga mengungkapkan keraguannya atas hal yang membuat anak kecil tersebut meninggal.

"Kasihan anak tiri ini. Ada kejanggalan kalau dilihat. Masa anak lima tahun bisa naik ke toren tersebut. Tapi tentu hasil akhirnya pasti dari pihak kepolisian," ujar Pepen saat diwawancara Tribun, di kediamannya.

(TribunnewsBogor.com/Tribun Jabar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved