Kondisi Dukun Cilik Ponari yang Pernah Viral Dengan Batu Ajaib, Sudah Menikah, Ini Sosok Istrinya
Batu yang dimiliki Ponari ini dikabarkan didapat ketika ada petir atau geledek yang menyambar di dekat Ponari.
Penulis: Damanhuri | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Warga sempat dihebohkan dengan kemuculan dukun cilik bernama Ponari yang dikabarkan bisa menyembuhkan orang lain dengan menggunakan batu ajaib.
Batu yang dimiliki Ponari ini dikabarkan didapat ketika ada petir atau geledek yang menyambar di dekat Ponari.
Sehingga, orang-orang sering menyebutnya sebagai batu ajaib.
Pada tahun 2009 lalu, dukun cilik Ponari viral dan cukup populer lantaran banyak pasien berdatangan ke rumahnya.
Saat itu, Ponari yang masih duduk di kelas tiga SDN Balongsari, Kecamatan Megaluh dikabarkan menemukan batu ajaib yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Banyak orang yang kemudian berdatangan ke rumah Ponari di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang untuk berobat.
Lalu bagaimana kondisi Ponari sekarang?
Ponari sekarang rupanya sudah tumbuh menjadi pria dewasa.
Pemilik nama lengkap Mohammad Ponari Rahmatulloah alias Ponari (21) bahkan baru saja menjadi pengantin baru.
Ponari resmi menikah dengan wanita pujaan hatinya Aminatuz Zuroh (22) gadis asal Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang.
pada Sabtu (1/8/2020).
Pernihakan lelaki yang dikenal sebagi dukun cilik itu pun digelar secara sederhana.
Keduanya mengaku telah berpacaran selama satu tahu sejak 2019 lalu dan sempat melakukan prosesi lamaran pada (1/1/2020).
Aminatuz Zuroh (22) merupakan gadis asal Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang.
Menurut Aminatuz Zuroh, yang membuatnya jatuh hati kepada Ponari adalah orangnya baik hati, pendiam, tapi murah senyum.

Putri bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Solikhin (64) dan Nipah (64) pun kaget ternyata lelaki yang akrab disapanya dengan panggilan Mas Ari merupakan dukun cilik yang perah tenar sekitar 11 tahun lalu.
"Saya baru tahu Mas Ari ternyata dukun cilik yang pernah tenar, ya belakangan ini saja. Itu pun setelah diberi tahu teman-teman," tutur Zuroh mengutip Surya.co.id
Mukharomah, ibunda Ponari, mengaku setuju saja anaknya bersama gadis yang dicintainya, Aminatuz Zuroh.
"Bagi kami, sebagai orang tua Ponari, setuju saja yang atas pilihan anak. Apalagi gadis pilihannya perilakunya juga baik," kata Mukharomah, yang ikut menemui kepada surya.co.id.
Pacaran Setahun
Pacaran antara Aminatus Zuroh dan Ponari rupanya tak berlangsug lama.
Menurut wanita yang sudah dinikahi Ponari pada tanggal 1 Agustus 2020 kemarin, ia menjalin asmara dengan Ponari sejak Juli 2019.
Hubungan asmara mereka pun berbuah manis hingga ke pernikahan.
"Semula sih biasa saja, lama-lama kami akrab, saling dekat. Dan kemudian berlanjut ke hubungan asmara. Itu terjadi bulan Juli 2019," kata Aminatuz Zuroh, di kediaman orang tua Ponari, Jumat (17/1/2020) sore.

Saat itu keduanya masih sama-sama bekerja di perusahaan makanan ringan (snack) di Jombang.
Namun, kini Ponari sudah pindah kerja di sebuah perusahaan pemasaran obat-obat herbal.
"Semula sih biasa saja, lama-lama kami akrab, saling dekat. Dan kemudian berlanjut ke hubungan asmara. Itu terjadi bulan Juli 2019," kata Aminatuz Zuroh, di kediaman orang tua Ponari, Jumat (17/1/2020) sore.
Batu Ajaib
Warga yang datang ke rumah Ponari saat itu meyakini jika bocah lelaki yang masih duduk di kelas 3 SD tersebut memiliki batu ajaib yang bisa menyebuhkan berbagai penyakit.
Pada awal tahun 2009 lalu, Ponari yang masih duduk di kelas tiga SDN Balongsari, Kecamatan Megaluh dikabarkan menemukan 'batu ajaib'.
Batu itu ditemukan saat dia ada geledek menyambar, tak jauh dari dirinya berdiri. Itu terjadi awal 2009.
Batu yang ditemukan Ponari itulah yang kemudian dianggap keramat dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Caranya, batu dicelupkan ke air oleh tangan Ponari, kemudian air tersebut diusapkan ke bagian badan yang sakit.

Kabar tersebut cepat menyebar, dan ribuan warga setiap hari berdatangan dari penjuru Indonesia, ke rumah Ponari untuk mencari kesembuhan.
Ponari yang saat itu masih usia 10 tahun, digendong kerabatnya, Waris, agar bisa mencelupkan batu ke ratusan gelas yang dibawa pasiennya.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pasien Ponari berangsur menyusut.
Meskipun sampai sekarang masih ada saja yang datang ke rumah Ponari untuk mencari kesembuhan dengan batu yang dianggap bertuah tersebut.
Di luar itu, dari kiprah Ponari sebagai dukun cilik tersebut, bisa mengangkat taraf ekonomi keluarganya.
Sebab, setiap 'pasien' yang datang, selalu memasukkan uang ke kotak yang disediakan, secara suka rela.
Selain itu, dari banyaknya warga yang datang, warga setempat juga kecipratan rezeki.
Puluhan lapak pedagang makan dan minuman bermunculan, serta usaha parkir yang dikelola pemuda setempat.
Konon saat itu, uang yang beredar di desa setempat, bisa mencapai ratusan juta setiap hari. Terutama jika hari Jumat, Sabtu dan Minggu.