Klaim Obat Virus Corona

Temuan Hadi Pranoto hingga Kalung Eucalyptus, Media Asing Soroti Indonesia, Sindir Obat Virus Palsu

Mulai dari tanaman Eucalyptus, arak hingga yang terbaru Hadi Pranoto yang mengaku peneliti obat herbal untuk menyembuhkan Covid-19.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Miguel Á. Padriñán/Pixabay
llustrasi virus corona atau Covid-19 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ditengah pandemi Covid-19, Indonesia disorot media asing di Amerika dengan adanya banyak pemberitaan pengobatan alternatif untuk menyembuhkan virus corona.

Mulai dari tanaman Eucalyptus, arak hingga yang terbaru Hadi Pranoto yang mengaku peneliti obat herbal untuk menyembuhkan Covid-19.

Seperti di nytimes.com jurnalisnya menuliskan judul : Di Indonesia, Pengobatan Virus Palsu Didorong oleh Mereka yang Seharusnya Tahu Lebih Baik

Dengan tidak adanya pesan terpadu dari pemerintah nasional, pejabat lokal dan oportunis telah mengisi kesenjangan dengan informasi yang salah dan obat herbal dari Dukun, begitu tulis jurnalis dari Newyorktimes.com, Jumat (31/7) yang dikutip Wartakotalive.com (grup Tribunnews.com) pada Senin (3/8/2020).

Sebut Video Anji dan Hadi Pranoto Menyesatkan, dr Dirga Rambe: Jangan Lakukan Pembodohan Publik

Pertama, menteri pertanian Indonesia mempromosikan memakai kalung yang berisi ramuan kayu putih ( Eucalyptus) untuk menyembuhkan virus corona.

Tidak mau kalah, gubernur Bali, sebuah pulau resor yang populer, mendorong obatnya sendiri: menghirup uap dari arak rebus, alkohol tradisional yang terbuat dari kelapa.

Apa yang disebut influencer dan pakar gadungan juga telah mendorong penyembuhan Dukun mereka sendiri dan informasi yang salah di media sosial Indonesia, termasuk rumor yang tersebar luas bahwa senjata termometer inframerah populer menyebabkan kerusakan otak.

Karena Indonesia terus kehilangan nyawa saat pandemi, pemerintah mengalami kesulitan untuk menyampaikan pesan berbasis ilmu pengetahuan yang konsisten tentang virus corona dan penyakit yang ditimbulkannya, Covid-19.

Namun bahkan di provinsi-provinsi yang dilanda bencana, sebanyak 70 persen orang pergi tanpa topeng dan mengabaikan persyaratan jarak sosial, menurut pemerintah, sering berkerumun di toko-toko dan pasar dan nongkrong di kafe dan restoran yang sibuk.

Penjelasan Kementan Soal Kalung Eucalyptus yang Disebut Sebagai Antivirus Corona

Indonesia bukan satu-satunya negara yang memerangi informasi yang salah atau yang para pemimpinnya telah mempromosikan pengobatan Dukun.

Organisasi Kesehatan Dunia telah menyebut di mana-mana informasi palsu yang berbahaya sebagai "infodemik".

Di Kenya, gubernur Nairobi telah mendorong cognac sebagai obat ajaib.

Presiden Trump terus mempromosikan hydroxychloroquine, obat yang digunakan untuk mengobati malaria, sebagai obat coronavirus meskipun ada bukti medis yang bertentangan.

Dia bahkan menyarankan bahwa suntikan di dalam tubuh manusia dengan desinfektan seperti pemutih dapat membantu memerangi virus.

Tetapi Indonesia unik karena populasinya yang besar, geografi yang luas di ribuan pulau dan campuran identitas budaya.

Akan cukup sulit bagi pemerintah untuk mengimplementasikan rencana yang jelas dan terpadu untuk memerangi virus, tetapi masalah telah diperburuk oleh promosi informasi yang kacau dan seringkali berbahaya.

Tidak Percaya Virus Corona, 14 Anggota Keluarga di Texas Positif Covid-19

Inovasi yang Diklaim Efekif Lawan Covid-19

Di Indonesia, ada sejumlah produk yang diklaim maupun masih dikembangkan untuk melawan virus corona ini.

Namun demikian, hingga kini, secara global, belum ada obat ataupun vaksin yang dipastikan dapat menyembuhkan atau melawan virus corona ini.

Melansir berbagai pemberitaan, berikut adalah beberapa produk inovasi yang diklaim efektif untuk melawan Covid-19 seperti dikutip dari artikel Kompas.com berjudul Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona",

1. Obat herbal dari LIPI

Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal antivirus Covid-19.(Dok. LIPI)
Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal antivirus Covid-19.(Dok. LIPI) ()

Melansir Harian Kompas, 15 Juni 2020, sejak 8 Juni lalu, dilakukan uji klinis dari bakal produk immunomodulator kepada 90 pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran.

Immunomodulator merupakan senyawa peningkat daya tahan tubuh untuk pasien yang tertular Covid-19. Setidaknya ada dua produk herbal yang dikembangkan sebagai immunomodulator.

Salah satunya merupakan hasil ekstraksi dari Cordyceps militaris.

Bahan baku ini merupakan jenis jamur di Indonesia yang dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengatasi gangguan pernapasan.

Adapun jenis obat lainnya menggunakan bahan dasar kombinasi herbal seperti daun sembung, daun meniran, jahe merah, dan sambiloto.

"Dari berbagai studi dan literatur menunjukkan bahan-bahan tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Dengan begitu, produk ini diharapkan juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh pasien Covid-19 sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat," tutur Peneliti dari Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Masteria Yonuvilsa Putra.

Penelitian tentang produk-produk ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara LIPI, Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2. Kombinasi obat dari Unair

Melansir Harian Kompas, 16 Juni 2020, para peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan riset terkait kombinasi regimen obat yang berpotensi menjadi obat Covid-19.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Purwati menyebut ada lima kombinasi regimen obat yang sedang dikembangkan.

WHO menghentikan hydroxychloroquine, obat HIV, dalam uji coba sebagai obat Covid-19 setelah gagal mengurangi kematian pasien. (reuters)
WHO menghentikan hydroxychloroquine, obat HIV, dalam uji coba sebagai obat Covid-19 setelah gagal mengurangi kematian pasien. (reuters) ()

Kombinasi obat itu terdiri dari lopinavir atau ritonavir dengan azithromicyne; lopinavir atau ritonavir dengan doxycycline; lopinavir atau ritonavir dengan chlaritromycine, hydroxychloroquine dengan azithromicyne; dan hydroxychloroquine dengan doxycycline.

Purwati menyebut bahwa obat-obat ini belum diperjualbelikan secara bebas tetapi telah diproduksi dan disebarkan ke sejumlah rumah sakit yang membutuhkan.

Adapun penelitian terkait kombinasi obat ini merupakan kerja sama dari Universitas Airlangga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Badan Intelijen Negara.

Kalung Eucalyptus
Kalung Eucalyptus (ist)

3. Produk eucalyptus dari Kementan

Melansir KompasTV, 4 Juli 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung antivirus corona dengan bahan eucalyptus pada 8 Mei 2020 lalu.

Produk ini diklaim mampu mencegah corona dan siap diproduksi massal pada Agustus mendatang.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut bahwa pemakaian kalung ini selama kurang lebih 15 menit dapat membunuh kurang lebih 42 persen virus corona.

Adapun 4 produk antivirus corona yang dibuat oleh Kementan adalah sebagai berikut: Formula Aromatik Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003578 Ramuan Inhaler Antivirus Berbasis Eucalyptus dan Proses Pembuatannya dengan nomor pendaftaran paten P00202003574

Ramuan Serbuk Nanoenkapsulat Antivirus Berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580 Minyak atsiri eucalyptus citridora sebagai antivirus terhadap virus avian influenza subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Fadjry Djufry menjelaskan kalung antivirus corona merupakan produk eucalyptus yang dibuat dengan teknologi nano.

Proses izin untuk produk eucalyptus tersebut, imbuhnya masih dalam proses.

Fadjry menegaskan meski nantinya menggunakan kalung antivirus ini, masyarakat diharapkan tetap patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Media Asing Soroti Indonesia yang Sering Ungkap Penelitian Obat Covid-19 Palsu, .

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved