Korban G30S/PKI, Begini Kebaikan dan Kedekatan Pierre Tendean dengan Keluarga Jenderal AH Nasution
Sekilas sosok Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani yang menjadi korban peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andries Tendean menjadi satu di antara korban peristiwa G30S/PKI.
Saat itu Pierre Tendean merupakan ajudan dari Jenderal Abul Haris (AH) Nasution.
Selama bertugas, Pierre Tendean terbilang memilik hubungan keluarga yang dekat dengan kedua anak Jenderal Nasution.
Mereka adalah Ade Irma Suryani dan Hendrianti Sahara Nasution.
Hal itu pun dibenarkan Hendrianti saat bicara tentang sosok Pierre Tendean dalam wawancara bersama Kompas TV beberapa waktu lalu.
Dilansir dari Youtube Kompas TV, Hendrianti mengatakan jika dirinya begitu menghargai Pierre Tendean.
"Saya takut sama dia, buat saya, tetap menghargai dia sebagai om saya," ungkanya.
• Melihat Koleksi Unik Museum Sasmitaloka Ahmad Yani, Saksi Bisu Tragedi G30S/PKI
• Keberanian Istri AH Nasution saat G30S/PKI, Firasatnya Soal Suami Diungkap Putri Sulung: Mamah Kuat
Hendrianti tak menampik jika Pierre Tendean kerap bermain dengan Ade Irma Suryani.
"Karena Ade umur 5 tahun kan, jadi suka dibeliin coklat juga," terangnya.
Kedekatan Pierre Tendean dengan Ade Irma Suryani lainnya juga dapat dilihat dari foto mereka yang kini terpampang di Museum AH Nasution.
Hendrianti pun sedikit menjelaskan tentang foto Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani itu.

Ia mengatakan bahwa momen tersebut diambil ketika adik Pierre Tendean Rooswidiati melangsungkan pernikahan.
Pernikahan itu dilangsungkan sebelum terjadinya Gerakan 30 September.
Berdasarkan penelusuran TribunnewsBogor.com, pernikahan adik Pierre Tendean itu berlangsung bulan Juli 1965.
Terkait hal itu, Hendrianti sendiri mengaku merasa ganjil.
"Terakhir itu memang aneh, Adenya (Pierre Tendean) Ibu Roos itu kan menikah, kok bisa dia berdua sama ade saya berfoto bersama, ada fotonya, memang rupanya mau pergi bersama ya," ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa dalam tragedi G30S/PKI, Ade Irma Suryani meninggal dunia setelah diberondong pasukan Tjakrabirawa.
• Kisah Ade Irma Suryani Putri Jenderal AH Nasution, Jadi Korban Keganasan Tjakrabirawa dalam G30S/PKI
• Momen Soekarno Tiba-Tiba Hentikan Pidato Pasca G30S/PKI karena Selembar Nota
Tonton video lengkapnya:
Detik-detik Ade Irma Nasution tewas diberondong Tjakrabirawa
Diketahui bahwa Ade Irma Suryani tewas karena ditembak.
Ade Irma Suryani tewas ditembak dari jarak dekat.
Hal itu disampaikan Hendrianti saat menghadiri acara yang disiarkan TV One beberapa waktu lalu.
Kejadian itu diawali sekira pukul 3.30 WIB dini hari setelah Jenderal AH Nasution dan istrinya Johanna terbangun dari tidur.
"Pukul 3.30 pagi, ibu saya dan ayah terbangun gara-gara nyamuk. Terdengar pintu digerebek, ibu saya melihat pasukan Tjakrabirawa masuk," kata Hendrianti.

Menyadari hal tersebut, istri AH Nasution langsung menutup pintu.
"Itu yang akan membunuh kamu sudah datang," kata Johanna kepada suaminya.
Kemudian, pasukan Tjakrabirawa menembaki pintu tersebut.
"Lalu bapak (AH Nasution) bangun dan bilang biar saya hadapi, tapi ibu bilang jangan," kata Hendrianti.
Saat penyerbuan terjadi, Ade Irma Suryani bersama ayah dan ibunya.
Johanna berusaha melindungi AH Nasution, ia menyerahkan Ade Irma Suryani kepada adik iparnya.
"Ibu bilang ke adik bapak, tolong pegang Irma, karena dia harus menyelamatkan bapak. Sementara ibu beliau nangis lihat ayah ditembak," carita Hendrianti.
Adik AH Nasution menuruti permintaan Johanna, ia menggendong Ade Irma Suryani.
Namun, ia panik dan tak sengaja membuka pintu yang diberondong oleh pasukan Tjakrabirawa.
"Langsung, (pasukan Tjakrabirawa) menembak adik saya. Jaraknya segini (sambil menunjuk diorama tempat ditembaknya Ade Irma dalam jarak dekat)," katanya.
• Sebelum G30S/PKI, Soeharto Dikirimi Patung Oleh Sosok Misterius, Begini Kisahnya
• Kisah Sukitman saat Lolos Dari Pasukan Pemberontak G30S PKI, Gara-Gara Lakukan Ini di Kolong Truk
Peluru tersebut akhirnya menembus badan Ade Irma Suryani.
"Adik saya ditembak, peluru masuk ke tangan tante saya, dan menembus ke badan adik saya," ujarnya.
Setelah Ade Irma Suryani tertembak, pintu ditutup kembali oleh Johanna Nasution.
Ia langsung menggendong tubuh anaknya yang bersimbah darah, sambil mengantar AH Nasution utnuk menyelamatkan diri.
Bahkan Hendrianti mengatakan darah versi asli lebih banyak dibandingkan yang ada di diorama.
Ternyata ada sekitar tiga peluru yang bersarang di punggung kecil Ade Irma Suryani.
(TribunnewsBogor.com/Intisari)