Babak Baru Kasus Penyerangan Anak Buah John Kei, Kedatangan Nus Kei ke Lapas 7 Tahun Lalu Terungkap
Tak hanya penyerangan ke rumah Nus Kei, bahkan seorang anak buah Nus Kei tewas dianiaya oleh kelompok John Kei.
Penulis: Damanhuri | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus penyerangan yang dilakukan anak buah John Kei memasuki babak baru.
Saat ini, kasus tersebut sudah memasuki pelimpahan tahap dua berkas perkara penyerangan di Duri Kosambi, Jakarta Barat, dan Perumahan Green Lake City, Tangerang.
Rupanya, ada fakta baru dibalik penyerangan anak buah John Kei ke kediaman Agrapinus Rumatora alias Nus Kei.
Tak hanya penyerangan ke rumah Nus Kei, bahkan seorang anak buah Nus Kei tewas dianiaya oleh kelompok John Kei.
John Kei pun menceritakan awal mula perseteruan dengan Nus Kei hingga terjadi perusahan dan pertumpahan darah.
Menurut John Kei, perselisihan keduanya bermula dari masalah utang piutang.
Ia juga mengungkap terkait kedatangan Nus Kei ke Lapas Salemba saat ia dipenjara pada 7 tahun lalu.
Ia mencerikatan, Nus Kei mendatanginya di Lapas Salemba pada 2013 silam.
Kedatangan Nus Kei ke Lapas Salemba adalah untuk meminjam uang dalam jumlah besar.
"Dia datang ke (Lapas) Salemba dan pinjam uang Rp 1 miliar," kata John Kei di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/10/2020) seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta.
Menurutnya, Nus Kei berjanji bakal melunasi utangnya dalam waktu enam bulan.
Tak hanya itu, Nus Kei menjanjikan membayarnya dua kali lipat atau senilai Rp 2 miliar.
Namun, Nus Kei mengingkari janjinya.
Bahkan, kata John Kei, Nus Kei tak datang hingga ia bebas dari penjara.
"Nah, dari 2013 sampai saya bebas dia nggak datang," ujar John Kei.
Ia mengaku sudah dua kali mengirim utusan untuk menagih utang kepada Nus Kei.
Pada akhirnya, John Kei memberikan kuasa kepada Daniel Farfar untuk menagih utang.
"Kalau masalah ditagih dan perusakan ya itu masalah kamu (Nus Kei) sama pelaku lah. Saya nggak punya masalah dengan anda," tutur dia.

Sosok Daniel Farfar
Sosok Deniel Farfar sepertinya istimewa di mata John Kei. Perannya signifikan karena diminta menjemput Nus Kei hidup atau mati.
Dari rangkaian rekonstruksi di sejumlah lokasi, Deniel Farfar beberapa kali disebut oleh penyidik dan terungkap peran sentralnya.
Arahan John Kei dalam permufakatan jahat begitu terencana melalui beberapa rapat sebelum menjemput Nus Kei, pamannya. Deniel Farfar ada di sana.
Dalam rekonstruksi di PT ATE, Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (6/7/2020), John Kei diperagakan oleh pemeran pengganti.
Bermula pada Minggu, 14 Juni 2020, pukul 09.00 WIB, John Kei menelepon Deniel Farfar untuk mengumpulkan kelompoknya di PT ATE pada Minggu sore.
"Adegan pertama hari Minggu 14 Juni 2020 sekitar pukul 09.00 WIB John Kei melalui HP menghubungi tersangka Daniel untuk mengumpukan anak-anak di kantor PT ini. Rencana akan dilaksanakan pukul 16.30 WIB," kata salah satu penyidik membacakan adegan rekonstruksi.
Minggu sore, John Kei dan beberapa rekannya mendatangi anak buahnya di PT ATE. Ini merupakan adegan kedua.
"Tersangka John Kei mengatakan ke Deniel, 'Kamu bisa ambil Nus Kei untuk ketemu dengan bu?' Bu artinya kakak. Kemudian Deniel menjawab, 'Siap bu. Saya bisa,'" ucap penyidik menirukan obrolan John Kei dan Deniel yang masuk dalam adegan ketiga.
Dalam pertemuan itu, mereka sepakat mendatangi rumah Nus Kei untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya karena menghina saat live Instagram.
Adegan keempat saat rekonstruksi di PT ATE, Deniel mengambil empat unit kendaraan untuk operasional penyerangan Nus Kei di rumahnya, kluster Australia, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang.
PT ATE merupakan kantor Deniel Farfar. Begitu ucap salah satu pengacara John Kei, Anton Sudanto, yang ikut menyaksikan rekonstruksi di PT ATE.
Pertemuan di Rumah John Kei
Setelah di kantor Deniel Farfar di PT ATE, pertemuan kedua berlangsung di rumah John Kei, perumahan Tytyan Indah Utama X, Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (20/6/2020).
Pada adegan 5 sampai 9, sebanyak 13 anak buah John Kei berkumpul di pelataran di dekat kediaman John Kei, membicarakan rencana eksekusi pada Minggu, 21 Juni 2020.

Ada peran Deniel Farfar dalam rekonstruksi Senin sore, namun diperagakan oleh pemeran pengganti dari pihak kepolisian.
Pada adegan 10 dan selanjutnya, John Kei datang menghampiri dan menyampaikan sesuatu kepada Deniel Farfar untuk menghajar Nus Kei.
"Ambil Nus Kei dalam keadaan hidup atau mati," kata John Kei ditirukan penyidik saat membacakan adegan rekonstruksi.
Dalam adegan ke-11, tampak John Kei memberikan uang operasional sebesar Rp 10 juta kepada Deniel Farfar.
"John Kei memberikan uang Rp 10 juta ke tersangka Deniel Farfar dengan pecahan Rp 50 ribu," kata penyidik Polda Metro Jaya saat membacakan adegan rekonstruksi.
Pertemuan Arcici
Setelah menerima uang Rp 10 juta, Deniel Farfar dan anak buah John Kei berkumpul di Arcici Sport Center, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (21/6/2020) pukul 08.00 WIB.
Inilah lokasi persiapan terakhir sebelum anak buah John Kei menjemput Nus Kei hidup atau mati di rumahnya.
Dalam pertemuan di Arcici Sport Center, John Kei tak hadir. Ia menyerahkan komando kepada Deniel Farfar sebelum bersama anak buah yang lain berangkat ke rumah Nus Kei.
Polisi menghadirkan 26 tersangka dalam rekonstruksi di Arcici Sport Center. Tampak tersangka Deniel menyampaikan arahan John Kei kepada rekan-rekannya di lokasi tersebut.

"Untuk adegan ke-14 ini tersangka Deniel meneruskan perintah dari John Kei untuk para tersangka melakukan pembunuhan kepada Nus Kei," ucap salah satu penyidik.
Tersangka Daniel Farfar juga diperintahkan untuk menculik Nus Kei dengan menggunakan mobil Toyota Fortuner yang telah disiapkan.
Selanjutnya, tersangka Franky mengatakan, jika ada yang takut maka mereka bisa tinggal di tempat dan tidak melanjutkan perjalanan.
Pada adegan ke-15, para tersangka dibagi dan masuk ke kendaraan yang sudah tersedia. Tersangka Franky turut membagikan senjata tajam seperti tombak besi kepada tersangka lain sebelum berangkat.
"Setelah mendapatkan perintah terakhir. Deniel Farfar masuk ke dalam kendaraan yang sudah disiapkan. Tersangka Arnold membagikan senjata tajam kepada para tersangka lainnya," sambung penyidik.
Pada adegan ke-16, Deniel Farfar membuka bagasi kendaraan dan mengambil senjata tajam lainnya. Lalu, dia memberikan senjata tajam kepada anak buah John Kei dan memastikan mereka sudah memegang senjata.
"Tersangka Augustinus mengambil parang dari mobil tersangka Daniel Farfar," ujarnya.
Adegan ke-17, terangka Deniel Farfar mengambil senjata api revolver dari pinggangnya kemudian memberikan kepada Empi.
"Pegang buat jaga-jaga. Pastikan semua anggota yang turun kembali, jika ada yang mengadang hantam," ucap Deniel Farfar ditirukan penyidik.
Pada adegan ke-18, para terangka Deniel Farfar langsung masuk ke dalam lima mobil yang telah disiapkan untuk menuju ke kluster Australia, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang.
Selanjutnya, pada Adegan ke-19, Deniel Farfar kembali mendapatkan telepon dari John Kei yang menanyakan keberadaan anak buah yang dikerahkan untuk menyerang.
"John Kei menanyakan apakah anak-anak sudah pergi. Selanjutnya dijawab oleh saudara Farfar, 'sudah jalan,'" ucap penyidik lagi.
Dari sana, anak buah John Kei mulai mendekati target. Ada kelompok yang menyerang dua anak buah Nus Kei, Angke Rumotora alias Frangky (38) dan Yustus Corwing alias Erwin (45).
Sekitar enam anak buah John Kei menganiaya keduanya saat melajukan motor hendak memasuki Jalan Kresek Raya, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu pukul 11.30 WIB.
Frangky harus kehilangan empat jari tangan kirinya, sedangkan Erwin meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Ia meninggal dengan luka akibat senjata tajam.
Kelompok lain pada pukul 12.16 WIB mendatangi rumah Nus Kei di kluster Australia, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang. Jarak dari Duri Kosambi ke Green Lake City sekitar 2 kilometer lebih.
Mereka tak menemukan, karena Nus Kei saat bersamaan menolong Frangky dan Erwin ke rumah sakit di daerah Kembangan setelah ditelepon Frangky.
Anak buah John Kei sempat mengobrak-abrik dan merusak properti rumah Nus Kei dan mobil berikut mobil tetangganya.
Tak sampai lima menit, mereka meninggalkan rumah Nus Kei dan sempat melepaskan tujuh kali tembakan saat keluar gerbang perumahan.
Akibatnya, satu orang petugas sekuriti perumahan mengalami luka karena ditabrak anak buah John Kei. Sementara satu pengendara ojek online terkena rekoset senjata yang diletuskan salah satu anak buah John Kei.

Polisi menciduk John Kei dan 29 anak buahnya di markas mereka di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat, Minggu sekitar pukul 20.15 WIB.
Polisi menyita sejumlah barang bukti di markas kelompok John Kei, di antaranya 28 tombak, 24 senjata tajam, 2 ketapel panah, 3 anak panah, 2 stik bisbol, dan 17 ponsel.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menuturkan sampai saat ini sudah 37 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Masih ada 8 orang lainnya yang buron dan diburu," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Senin.
Mereka dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 169 KUHP, Pasal 170 KUHP, dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman mati.