Dikatai Kasar Oleh Duta Kuliner Ade Londok, Bocah yang Dibonceng Simpan Kisah Pilu : Ibunya TKW
Ade Londok merekam video pengendara serta anaknya itu secara diam-diam di dalam mobil.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pengendara motor serta anak yang dikatai Duta Kuliner Jawa Barat Ade Londok dengan kata kasar ternyata punya kisah pilu.
Ade Londok merekam video pengendara serta anaknya itu secara diam-diam di dalam mobil.
Dalam Instagram Ade Londok tampak pria yang terkenal lewat video ucapan kasarnya itu merekam pengendara motor.
Motor terlihat mengangkut sejumlah kardus.
Mulai dari depan, hingga belakangnya.
Di posisi belakang terlihat seorang anak mengenakan helm.
Ia duduk di paling belakang karena di tengahnya ada kardus.
Baca juga: Carikan Jodoh untuk Ade Londok Odading, Raffi Ahmad Kaget Karyawan Rans Ini Masuk Kriteria
Baca juga: Diceramahi Ade Londok Odading soal Dosa Berzina, Nikita Mirzani Mendadak Protes : Kok Megang-megang
Sementara itu Ade Londok di dalam mobil lalu merekamnya.
"tingali budak di tukang, kumaha mun labuh nya, dasar bapak g****k (lihat anak di belakang, gimana kalau jatuh, dasar bapak g****k)," kata Ade Londok di video.
"Dasar Bapa gob*g! Eta kumaha lamun labuh, gobg! Dasar Bapa gob*g!" ceroscos Ade di mobil.
Penelusuran Tribun Jabar, pengendara motor itu bernama Ganis Hari, warga RT 1/5/, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Sementara itu yang dibonceng adalah RD, anak angkat Ganis yang masih berusia 8 tahun.
Menurut Ganis orangtua RD masih ada, hanya memang bekerja di luar kota.
Ibu RD menjadi TKW di Arab.
Sedangkan ayahnya bekerja di Sulawesi.
Baca juga: Pembuat Video Promosi Odading Mang Oleh Kebanjiran Endorse, Ade Londok Berikan Emas untuk Sang Ibu
Baca juga: Sosok Mang Oleh Pedagang Odading yang Dipromosikan Ade Londok, Sudah Jualan Sejak 1987
Baca juga: Dapat Banyak Endorse Setelah Promosi Odading Mang Oleh Viral, Ade Londok Haru Kasih Emas ke Ibu
"Orangtuanya masih ada," kata Ganis dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jabar.
Ganis menerangkan, RD merupakan bungsu dari 4 bersaudara.
Tiga saudara RD tinggal bersama nenenknya di wilayah Nagreg, tak jauh dari tempat Ganis.
"Ketika RD usianya dua tahun, ibunya kerja ke luar negeri. Tapi sejak bayi dia sudah diasuh sama saya sampai sekolah sekarang, ibunya juga nitipin ke saya," katanya.

RD rutin ikut dengan Ganis Hari belanja kebutuhan warung menggunakan motor.
"Saya juga minta maaf karena mungkin saya bawa anak kecil dan duduknya berbahaya, membawa barang banyak," katanya.
Ganis sendiri mengetahui soal video yang direkam Djuta Kuliner Ade Londok.
Malahan menurut Ganis Hari, RD sempat syok ketika melihat video Ade Londok.
"Sampai nangis, saya jadi ikut sedih juga," kata Ganis Hari.
Ganis Hari lalu memberi penjelasan.
RD pun semakin tenang dan sudah mau bermain lagi.
"Awalnya dia sedih sampai panas dingin, sama saya ditenangin. Kalau sekarang sudah tenang sedang main," ucapnya.
Dikatakan Ganis, dalam video yang diunggah Ade Londok itu sebenarnya RD sedang makan roti, sehingga kepalanya menunduk sehingga terhilat sedang mengantuk.

"Itu hari Sabtu, habis saya belanja dari Cinunuk, mau pulang ke Nagreg. Saya juga tahu anak saya terlalu belakang (duduknya), jadi saya suruh pegangan ke jaket saya, satu tangannya lagi saat itu memegang roti," katanya.
Penjelasan soal videonya pun, kata Ganis, sudah disampaikan kepada Ade Londok melalui direct message (DM) ke akun Ade Londok. Namun, belum ada jawaban.
"Tidak ada sama sekali konfirmasi, saya sudah komentar juga ke IG-nya cuma tidak ada balasan," ucapnya.
Ade Londok Viral Lewat Ucapan Kasar
Odading buatan Mang Oleh disebut Ade Londok rasanya seperti Anda jadi Iron Man.
Berkat unggahan di media sosial, odading Mang Oleh kian tenar.
Odading Mang Oleh ramai dibicarakan banyak orang.
Bahkan orang nomor satu Jawa Barat pun Ridwan Kamil pun menulis dalam postingan akun Instagramnya, bahwa setelah disuntik vaksin Covid-19 pada Senin (14/9/2020), saatnya membeli odading Mang Oleh.
Lantas bagaimana sosok Mang Oleh sang pedagang odading yang kini sedang populer?
Odading Mang Oleh sendiri dijual di gerobak PKL.
Letaknya di Jalan Baranang Siang, di sekitar Gedung Rumentang Siang, Kota Bandung.
Odading Mang Oleh yang bernama resmi Mang Sholeh ini sudah menjadi jajanan khas yang bisa didapat di sekitar Pasar Kosambi, sejak puluhan tahun lalu.
Odading Mang Oleh menjadi viral setelah beredar video endorse atau review dari seseorang yang berjuluk Ade Londok, di media sosial. Videonya beredar di Twitter sampai Instagram.
Suara yang berapi-api atau ngegas bahkan jadi tren kemudian digunakan dalam suara latar oleh para pengguna TikTok.
"Odading Mang Oleh, rasanya seperti Anda menjadi Iron Man. Belilah odading Mang Oleh, didieu, karena kalau Anda teu ngadahar odading Mang Oleh, maneh teu gaul jeung aing. Lain balad aing," kata Ade Londok dalam video yang beredar tersebut.
Penuturannya yang berapi-api dan terkesan lucu ini pun membuat orang yang menonton videonya jadi penasaran dengan odading Mang Oleh. Akhirnya, orang pun semakin banyak yang berdatangan membeli odading Mang Oleh.
Tidak hanya ibu-ibu yang baru berbelanja dari Pasar Kosambi seperti biasanya, kini muda-mudi, pegawai kantoran, sampai wisatawan pun ngantre untuk membeli odading Mang Oleh.
Banyak di antaranya yang berselfie dengan latar gerobak Mang Oleh atau membuat konten video, untuk diposting di akun media sosial pribadinya.
Saat ditemui di tempat jualannya, Mang Oleh mengatakan sebelum video tersebut viral empat hari lalu, biasanya hanya membuat cakue dan odading dengan 25 kilogram tepung terigu.
Namun kini, bisa menghabiskan sampai 120 kilogram terigu seharinya.
Untuk menjaga protokol kesehatan tetap berjalan, katanya, ia menambah satu gerobak lagi supaya bisa dengan aman melayani pembeli, sekaligus untuk meningkatkan ruang produksinya.
"Saya sendiri sudah berjualan odading sejak 1987, terus tahun 90-an pindah ke lokasi sekarang. Dulu yang terkenalnya cakue, sekarang odading sama cakue sama-sama terkenal, sejak ada video viral itu dari Ade Londok," kata pria yang akrab disapa Mang Oleh ini, Selasa (15/9/2020).
Mang Oleh mengatakan selain terigu, bahan utama yang digunakan untuk membuat odadingnya adalah soda kue, mentega, ragi, gula, dan minyak.
Sedangkan untuk membuat cakue, gula diganti dengan garam.
"Saya berusaha mempertahankan resep dari dulu sampai sekarang. Kualitas bahan dan kesehatannya dijaga. Harga juga tidak naik sejak lima tahun lalu, Rp 1.500 satunya. Syukurlah sekarang jadi banyak yang datang," katanya.