Pengakuan Pembunuh Remaja di Bekas Galian, Sempat Dihantui Arwah Korban: Dipanggil oleh Almarhum

Usai membunuh korban, remaja di Gresik ini mengaku dihantui arwah korban yang memanggil namanya.

Kolase Foto Istimewa/Surya/Willy Abraham
Remaja Pelaku pembunuhan Achmad Arinal Hakim dan jenazahnya dibuang di lubang bekas galian C dekat wisata Bukit Jamur, Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Gresik, Rabu (4/11/2020). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pelaku pembunuhan remaja di bekas galian di Gresik mengaku dihantui sosok arwah korbannya.

Bocah yang masih duduk di bangku SMP itu mengaku tak tenang karena namanya sempat dipanggil oleh korban yang sudah meninggal dunia.

Hal itu terungkap saat Polres Gresik menggelar rekonstruksi secara tertutup di Mapolres Gresik pada Senin (9/11/2020).

Kedua pelaku berinisial MSK (15) dan SNI (16) memeragakan 23 adegan dalam rekonstruksi pembunuhan itu.

Diketahui, kedua remaja itu membunuh temannya berinisial AH (14) yang ditemukan dengan tangan terikat di dalam kubangan di sekitar Bukit Jamur, Kecamatan Bungah, Gresik.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com Senin (9/11/2020), Kuasa hukum pelaku, Sulthon Sulaeman mengatakan, kedua remaja itu memeragakan puluhan adegan mulai dari perencanaan hingga pembunuhan terhadap AH.

"Adegan ke-20 hingga 23, menunjukkan korban dianiaya oleh pelaku.

Dari mulai dipukul (menggunakan balok kayu) hingga ditenggelamkan (ke dalam kubangan air)," kata Sulthon saat dikonfirmasi, Senin.

Berdasarkan rekonstruksi itu, kata Sulthon Sulaeman, terungkap bahwa korban sempat menangis dan meminta ampun saat dianiaya pelaku.

Korban juga sempat memanggil nama ibunya.

Baca juga: Gara-gara Hal Sepele, 2 Remaja Nekat Bunuh Temannya Sendiri, Kuasa Hukum Sebut Pelaku Tidak Menyesal

Baca juga: Misteri Siswa SMP Tewas dengan Kondisi Terikat, Sempat Dilaporkan Hilang hingga Ada Luka di Kepala

Menurut Sulthon Sulaeman, kedua pelaku nekat membuang korban ke kubangan karena tak kunjung diam.

"Dilempar ke dalam kubangan air, kondisinya masih hidup," kata Sulthon Sulaeman.

Sempat Kembali ke Lokasi

Pada keesokan harinya, pelaku berinisial MSK kembali ke tempat kejadian perkara (TKP).

Sulthon Sulaeman mengatakan, tujuan MSK kembali ke TKP yakni ingin memastikan korban telah meninggal.

Setibanya di lokasi, MSK sempat mendorong jasad korban yang mengambang menggunakan kayu.

Tapi karena tak kunjung tenggelam, MSK kemudian menginjak jasad korban.

"Akhirnya korban diinjak ke dalam air agar tenggelam. Baru kemudian ditinggalkan," kata Sulthon Sulaeman.

Dihantui Arwah Korban

Sulthon Sulaeman menyebutkan, pelaku mengaku sempat dihantui arwah korban usai pembunuhan itu.

Pelaku mengaku tak tenang karena sempat dipanggil oleh korban yang sudah meninggal.

Sementara itu, Kasat Reskrim Prolres Gresik AKP Bayu Febrianto Prayoga menjelaskan alasan rekonstruksi pembunuhan itu dilakukan secara tertutup.

Baca juga: Diduga Korban Pembunuhan, Jenazah Pria dengan Luka di Wajah Ditemukan di Lapangan

Baca juga: Polisi Ungkap Peran ART dalam Kasus Pembunuhan Guru Ngaji, Sempat Diperiksa Sebelum Suami Ditangkap

"Sebab, (pelaku) masih di bawah umur," kata Bayu saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto mencurigai korban belum meninggal saat dibuang ke kubangan.

"Bisa jadi belum meninggal (saat kejadian), karena dari hasil otopsi diketahui ada air bercampur lumpur di saluran pernafasan korban," kata Arief saat rilis di Mapolres Gresik, Jumat (6/11/2020).

Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 76 C juncto Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peradilan terhadap Anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Tidak Menyesal

Sulthon Sulaeman juga mengatakan, pembunuhan ini terjadi karena pelaku sakit hati kepada korban.

Menurutnya, sakit hati itu karena korban mengolok-olok orang tua pelaku, dan menggoda kekasih pelaku.

"Kedua pelaku mengakui semua perbuatannya, mereka sakit hati dengan korban," ucap Sulton, Kamis (5/11/2020).

Sebelum melakukan pembunuhan, kedua pelaku itu terlebih dahulu mengajak korban jalan kaki ke Bukit Jamur.

Saat tiba di lokasi, kedua pelaku kemudian mengikat dua tangan dan kaki korban.

Setelah kaki dan tangan korban terikah, dua pelaku itu lalu membuang korban ke kubangan air bekas galian C Bukit Jamur.

Baca juga: Pamit Maulid Nabi, Siswa SMP Ditemukan Tewas dengan Kaki & Tangan Terikat, Diduga Korban Pembunuhan

Baca juga: Ini Tampang Pelaku Pembunuhan Selingkuhan di Kolam Buaya, Jejak Terlacak Usai Jasad Korban Ditemukan

Bahkan sebelum meninggalkan korban, satu pelaku mengambil ponsel di saku celana korban.

Setelah itu korban ditinggalkan dalam keadaan tak berdaya.

Kedua pelaku langsung berpencar, ada yang sembunyi di Sidoarjo, ada pula yang memilih tinggal di kediaman.

"Handphonenya dibawa kabur salah satu pelaku ke Sidoarjo, digunakan main game dan facebook," terangnya.

Saat diamankan, lanjut Sulton, tidak ada penyesalan dari kedua pelaku usai melakukan aksi pembunuhan keji.

Korban diikat dan dibuang ke kubangan.

"Mereka juga tidak ada penyesalan," pungkasnya.

(TribunnewsBogor.com/KOMPAS.com/Suryamalang.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved