Berkunjung ke Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar, Ada Turnamen Volly hingga Ngopi Sambil Wifi-an
Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar merupakan kampung adat yang terletak di kawasan pedalaman Gunung Halimun Salak.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sebuah kampung adat yang terletak di Kabupaten Sukabumi ini rupanya tidak menjadikan Covid-19 sebagai penghalang untuk berkegiatan dan melaksanakan berbagai ritual adat.
Ya, kampung tersebut adalah Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar.
Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar merupakan kampung adat yang terletak di kawasan pedalaman Gunung Halimun Salak.
Menurut catatan yang ada, Kasepuhan Ciptagelar telah berdiri sejak tahun 1368 dan telah mengalami pergantian kepemimpinan yang dilakukan secara turun temurun.
Sebagai kampung adat yang masih memegang erat budaya leluhur, Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar dikenal sebagai kampung adat yang sarat melakukan tradisi nenek moyang namun tidak menolak adanya penggunaan teknologi.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya stasiun siaran radio dan juga televisi yaitu Radio Swara Ciptagelar dan Ciga TV.
Sebagai kampung adat yang dijadikan destinasi wisata, beberapa mahasiswa IPB University yang merupakan panitia acara The 6th Connection 2020 berkesempatan menyambangi Kasepuhan Ciptagelar dan disambut hangat oleh masyarakat di sana.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai Kasepuhan Ciptagelar? Simak pemaparan berikut ya!
Padi sebagai Simbol Kehidupan
Kasepuhan Ciptagelar dikenal luas oleh masyarakat Jawa Barat khususnya kalangan masyarakat Jawa Barat bagian Selatan.
Kasepuhan ini memegang teguh tradisi nenek moyang khususnya budaya pertanian.
Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar mempercayai keberadaan Dewi Sri atau Dewi Padi.
Masyarakat setempat tidak menanam padi untuk dijual.
Mereka percaya bahwa padi adalah sang pemberi hidup.
Maka dari itu, menjual padi diartikan sama seperti menjual kehidupan.
"Kita hidup oleh padi dan padi hidup oleh kita. Maka seseorang yang menjual beras masuk kategori menjual kehidupan. Menjual kehidupan sama saja dengan menjual nyawa, dan menjual nyawa artinya bunuh diri," ujar Kang Yoyo selaku juru bicara Kasepuhan Ciptagelar kepada panitia acara The 6th Connection 2020.
Hasil panen padi yang ada di Kasepuhan Ciptagelar biasanya dikumpulkan dalam satu rumah yang disebut dengan leuit. Hasil panennya pun dapat disimpan selama sembilan puluh tahun loh! Tidak heran kan jika Kasepuhan Ciptagelar dikenal dengan ketahanan pangannya.

Tradisi dan Ritual Adat yang Unik
Berbagai tradisi dan ritual adat yang ada di kampung adat ini selalu dilakukan secara turun-temurun.
Ada Ngaseuk yaitu ritual yang dilakukan sebelum menanam padi.
Kemudian, Mipit yaitu ritual panen padi. Rangkaian ritual ini dilakukan secara bersama oleh seluruh masyarakat Kampung Adat Ciptagelar.
Berlibur ke Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar
Sudah punya list tempat berlibur saat pandemi usai?
Jika kamu masih bingung menentukan pilihan, Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar ini dapat dijadikan pilihan untuk destinasi berlibur.
Panitia The 6th Connection 2020 yang berkunjung ke sana merangkum beberapa hal yang dapat kamu lakukan ketika berlibur di kampung adat ini:
Bermain voli dengan masyarakat sekitar
Saat sore hari, biasanya masyarakat Ciptagelar berkumpul dan melakukan olahraga volly.
Tidak hanya dijadikan olahraga biasa, masyarakat setempat juga memiliki kegiatan turnamen volly loh.
"Turnamen volly untuk putra dan putri ini diberi nama OISCA CUP. Pada turnamen ini, pengunjung dapat bersosialisasi dan bercengkerama langsung dengan masyarakat Kampung Adat Ciptagelar," kata Rezky, panitia The 6th Connection 2020.
Keliling menikmati udara dan pemandangan
Letaknya yang berada di pedalaman Gunung Halimun-Salak menjadikan kampung adat ini memiliki udara yang sejuk.
Hal tersebut membuat kamu betah berlama-lama mengelilingi kampung ini.
"Selain itu, pemandangan sawah, sungai, dan gunung menjadi pemanis mata acara jalan-jalan," ujar Rezky.
Kamu juga dapat melihat turbin besar yang mengalirkan listrik untuk Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar.
Teknologi tersebut diberi nama micro hidro Indonesia.
Menyaksikan rangkaian adat Kasepuhan Ciptagelar
Kasepuhan Ciptagelar memiliki berbagai ritual adat seperti Ngaseuk dan Ponggokan.
Hal lain yang menarik adalah rangkaian perayaan kesenian yang juga rutin dilakukan masyarakat setempat.
Dalam perayaan kesenian ini, para pengunjung dapat ikut berpartisipasi.
Misalnya melakukan joget atau nyawer bersama warga.
Menikmati kopi di rumah Kang Yoyo
Kang Yoyo sebagai juru bicara Kasepuhan Ciptagelar selalu menyambut hangat pengunjung yang datang di rumahnya. Pengunjung dapat minum kopi roasting yang ditumbuk sendiri.
Kang Yoyo juga menyediakan voucher WiFi bagi pengunjung yang mengalami kendala sinyal saat berkunjung ke kampung adat ini.
Walaupun masih dalam suasana pandemi, Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar tetap menerima pengunjung dari luar dalam jumlah terbatas.
Tentu saja, protokol kesehatan tetap harus ditaati.
Bagi kamu yang penasaran dengan Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar lebih jauh, kamu bisa menonton rekaman live report panitia The 6th Connection 2020 di laman Youtube Himasiera.
Jangan khawatir, acara tersebut disiarkan langsung dari Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar sehingga akan menjawab rasa penasaranmu terhadap kampung adat ini. (*)