Tak Gentar Dicopot, Mayjen Dudung Ceritakan Kerasnya Perjuangan Hidup, Sekolah Siang untuk Cari Uang
Mayjen Dudung Abdurachman, Pangdam Jaya menceritakan masa kecilnya yang pernah jadi loper koran.
"Nah jadi kita masuk siang, tapi pagi dari pukul 04.00 WIB sudah berangkat yang beli koran sampai pukul 08.00 WIB," tuturnya.
Dudung menyebut kala itu penjualan koran memang cukup menguntungkan.
Ada ratusan koran tiap harinya yang dijual olehnya.
"Ada 270 buah koran, ada majalah dan segala macam."
"Nah setelah itu antar lagi makanan ke Kodam, ke warung-warung," ujarnya.
Setelah berjualan koran bukan berarti tugas Dudung berhenti.

Dia harus mengambil kayu bakar untuk keperluan memasak.
Karenanya, bila kini jabatannya harus dicopot atas sikap tegasnya itu, dia tak masalah.
"Dulunya (saya) tukang koran. Jadi kalau saya jadi Pangdam (sudah) bersyukur banget dan bapak saya cuma PNS," jelas Dudung
Pernah merasakan kerasnya perjuangan sebagai loper koran, membuatnya tak gentar bila sewaktu-waktu ia harus kehilangan jabatannya yang sekarang.
"Jadi, misalnya dicopot gara-gara ini, copotlah. Saya enggak pernah takut. Benar, saya enggak takut," ia menegaskan.
Pangdam Tak Ambil Pusing
Setelah perintahnya agar baliho Habib Rizieq dicopot menuai pro dan kontra, Dudung tak pernah ambil pusing.
"Menurunkan baliho itu kita membantu pemerintah daerah juga. Kalau Satpol PP enggak sanggup ya kita bantu."
"Hukum tertinggi adalah menjaga keselamatan rakyat," ucap dia.