Pengakuan Pria yang Siram Air Keras ke Gadis Anak Guru Besar UGM saat Naik Sepeda Diduga Sakit Hati

Putri dari Guru Besar UGM Prof Budi Wignyosukarto menjadi korban penyiraman air keras.

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
SHUTTER STOCK
Sekelompok pemuda bersepeda bersama 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Putri dari Guru Besar UGM Prof Budi Wignyosukarto menjadi korban penyiraman air keras.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (24/12/2020) sekitar pukul 05.40 WIB di depan Masjid Suciati Sleman.

Saat ini, pelaku penyiraman air keras sudah berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian.

Terduga penyiram air keras takni J pria berusia 37 tahun yang ditangkap di Lapangan Denggung, Jalan Magelang, Sleman, pada Minggu (27/12/2020).

Dari penangkapan itu, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa cairan yang diduga air keras yang dikemas dalam botol kecil.

Baca juga: Gara-gara Ini, Ibu dan 2 Anak Menangis Jalan Kaki di Jalan Tol, Saat Ditolong Kondisi Memprihatinkan

Penyiraman air keras terhadap gadis anak Guru Besar UGM itu saat korban bersama sang ayah sedang bersepeda menuju Candi Borobudur.

Namun, saat tiba di lokasi kejadian ada seorang pengendara sepeda motor berjalan pelan terlihat menyemprotkan cairan ke arah paha kaki putrinya.

“Orangnya naik motor, setelah anak saya kena, orang tersebut tidak lari tetapi tetap pelan seperti tidak terjadi apa-apa,” ujar dia.

Setelah orang tersebut pergi, anaknya merasakan kesakitan dan celananya rusak.

"Anak saya pikir waktu itu ada orang yang tidak sengaja melempar rokok karena ada sepeda motor di dekatnya. Tapi setelah dilihat ada bekas seperti terbakar bentuknya agak memanjang. Menurut saya seperti disemprotkan air keras," ungkap Budi.

Setelah kejadian itu, ia langsung melaporkannya kepada polisi.

Korbannya Wanita

Pelaku rupanya bukan baru sekali menyiramkan air keras kepada pesepeda wanita.

Adapun aksi yang dilakukan pelaku diketahui sudah sebanyak enam kali di wilayah Sleman.

Akibat ulah yang dilakukan pelaku tersebut, tak sedikit kulit korban mengalami luka bakar dan celananya rusak.

Baca juga: Pengakuan Ibu yang Ditemukan Jalan Kaki Sambil Nangis Bareng Anaknya: Diturunkan Ditengah Jalan

Baca juga: Resep Praktis Bikin Ayam Bakar Bumbu Gurih, Cocok untuk Hidangan Malam Tahun Baru

Ilustrasi racun.
Ilustrasi. ((Shutterstock))

Usai anak guru Besar UGM jadi korban, sehari setelahnya tepatnya pada Jumat (25/12/2020) pagi, korban lain seorang perempuan juga mengalami nasib serupa.

Kejadiannya terjadi di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.

Karena kasus teror penyiraman air keras tersebut belakangan marak terjadi di Sleman, polisi langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan.

Motif Pelaku

Setelah melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan korban, saksi, serta mempelajari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku.

Terduga penyiram air keras itu ditangkap di Lapangan Denggung, Jalan Magelang, Sleman, pada Minggu (27/12/2020) pagi.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, pelaku yang diketahui berinisial J (37) warga Temanggung itu mengakui perbuatannya.

“Pelaku juga sudah mengakui semua penyiraman seluruh di wilayah Sleman dilakukan olehnya sendiri.

Baik dari bulan Oktober hingga terakhir yang berada di Jalan Damai,” kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah saat dihubungi wartawan, Minggu (27/12/2020).

Dari penangkapan itu, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa cairan yang diduga air keras yang dikemas dalam botol kecil.

Ketika botol itu ditekan, diketahui bisa memuncrat mengenai korban.

Baca juga: Misteri Kerangka Manusia di Dasar Jurang, Tengkorak Korban Sempat Terinjak: Dikira Batok Kelapa

Baca juga: Kisah Ibu dan 2 Anaknya Menangis Jalan Kaki di Pinggir Jalan Tol, Tubuhnya Basah Kuyup saat Ditolong

Baca juga: Panik Razia Saat Sedang Bersama Suami Orang di Hotel, Wanita di Pontianak Nekat Lompat dari Lantai 4

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Adapun aksi yang dilakukan pelaku diketahui sudah sebanyak enam kali di wilayah Sleman.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan itu, motif pelaku melakukan tindakan itu karena sakit hati kepada seorang perempuan yang memiliki hobi bersepeda.

Sebab, perempuan idamannya yang diketahui berinisial W itu kini menghilang tak ada kabar setelah menerima sejumlah uang dari pelaku.

Merasa dikhianati itu, pelaku melampiaskan dendamnya kepada perempuan yang memiliki hobi bersepeda. Sebab, perempuan yang disukainya itu diketahui juga memiliki hobi serupa dan biasanya gowes di sekitar Ngaglik.

“Jadi ada rasa sakit hati, pelaku ditinggal tidak bisa menghubungi W dan tidak pernah ketemu lagi. Pelaku melakukan itu karena pelaku mengetahui W sering gowes di sekitar Ngaglik, Jalan Palagan, jalan Gito-gati, dan Jalan Damai,” jelas Deni.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved