Sriwijaya Air Jatuh

Cerita Saksi Mata saat Sriwijaya Air 182 Jatuh ke Laut, Ombak Naik: Kami Lagi di Tengah Laut

Tiga orang nelayan yang tengah mencari ikan di laut menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Penulis: Damanhuri | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Sumber :Grafis Tribun Network
Grafis pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tiga orang nelayan yang tengah mencari ikan di laut menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Nelayan yang tengah melaut itu tak menyangka jika benda yang jatuh dari langit ke laut itu merupakan tubuh pesawat yang membawa puluhan penumpang.

Hal itu diceritakan Hendrik Mulyadi salah seorang nelayan di sekitar Kepulauan Seribu.

Menurut Hendrik, saat ini ia sedang berada diatas kapal nelayan bersama dua ABK kapal pencari rajungan.

Posisi kapal nelayan mereka berada di sekitar perairan Pulau Lancang-Pulau Laki, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2020) saat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan.

Saat sedang berusaha mengambil tangkapannya di laut, mereka melihat bayangan menyerupai kilat disertai dentuman keras.

Baca juga: Keluarga Yakin Copilot Sriwijaya Air SJ 182 Selamat, Diego Mamahit Disebut Pernah Belajar Ini

Suara menggelegar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menghujam laut, menggetarkan rumah penduduk di kawasan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Kapten kapal nelayan Hendrik Mulyadi (kiri) dan ABK Solihin (kanan), saksi mata kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sela kegiatan pengecekan kapal penangkap kepiting rajungan di Pulau Lancang, Minggu (10/1/2021).
Suara menggelegar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menghujam laut, menggetarkan rumah penduduk di kawasan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Kapten kapal nelayan Hendrik Mulyadi (kiri) dan ABK Solihin (kanan), saksi mata kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sela kegiatan pengecekan kapal penangkap kepiting rajungan di Pulau Lancang, Minggu (10/1/2021). (Antara/Ricky Prayoga)

Bahkan, kata dia, ombak air laut langsung naik sesaat ia melihat hal tersebut.

"Saat itu hujan cukup besar (kemungkinan berkabut), dan kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan), tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras, puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali, untung kapal saya enggak apa-apa," kata pria 30 tahun itu dalam perbincangannya dengan Antara di lokasi melansir Tribunnews.com.

Saat itu, ia dan dua temannya sempat mengira benda tersebut merupakan bom yang jatuh dan meledak di laut.

Hendrik juga mengaku sesaat sebelum kejadian tidak terdengar suara mesin pesawat sebelum dentuman keras, serta tidak terlihat kobaran api membubung sesaat setelah dentuman keras.

"Suara mesin gak ada. Terus saat kejadian gak kelihatan ada api, hanya asap putih, puing-puing yang berterbangan, air yang berombak besar, dan ada aroma seperti bahan bakar," katanya.

Meski tidak mengalami cedera dan kapalnya tidak mengalami kerusakan, Hendrik mengaku masih terguncang, hingga tidak enak makan dan tidur sampai tak sanggup bekerja mencari rajungan seperti sedia kala.

Baca juga: Kesaksian Istri Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ 182, Bajunya Lecek: Abi Minta Maaf

Temuan Puing dan Korban

Pencarian puing hingga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus dilakukan Basarnas bersama TNI dan Polri.

Hingga hari ini, Senin (11/1/2021) pencarian terhadap pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus dilanjutkan.

Beberapa puing hingga pakaian dan jenazah korban pesawat Sriwijaya Air pun telah ditemukan.

Dikutip TribunnewsBogor.com dari tayangan di kanal Youtube CNN Indonesia, Kepala Basarnas, Marsekal Madya Bagus Puruhito mengurai perihal temuan dari pencarian Sriwijaya Air SJ 182.

Kurang lebih, Basarnas telah menemukan belasan potongan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Tak hanya itu, Basarnas juga menemukan belasan potongan tubuh korban Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

"Sudah ditemukan 10 kantong berisi potongan kecil bagian pesawat. 16 potong atau bagian besar pesawat. Ada roda pesawat, diperkirakan turbin dari pesawat, kursi, dan lain-lain. Dan 17 kantong jenazah yang berisi bodypart dari korban. Dan 6 potong pakaian," pungkas Marsekal Madya Bagus Puruhito.

Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Jasad Korban Ditemukan: Ada 10 Kantong Jenazah

FOTO-FOTO Serpihan Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan semalam, Minggu (10/1/2021)
FOTO-FOTO Serpihan Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan semalam, Minggu (10/1/2021) (Youtube channel Kompas tv)

Lebih lanjut, temuan serpihan hingga pakaian serta jasad penumpang Sriwijaya Air SJ 182 itu pun telah diperlihatkan Basarnas kepada khalayak.

Dikutip dari Kompas TV, Komandan KRI Ciptadi mengurai temuan dari hasil pencarian Sriwijaya Air SJ 182.

Dilaporkan Zeki Rahmat Jurnalis Kompas TV, ada beberapa serpihan yang ditemukan.

Yakni ada serpihan berbentuk mesin hingga badan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Selain itu, tim pencari juga menemukan beberapa potong pakaian diduga berasal dari penumpang korban Sriwijaya Air SJ 182.

Baca juga: Analisa Capt Vincent Raditya soal Sriwijaya Air SJ 182, Curiga Pesawat Oleng Tajam dalam 1 Menit

Baca juga: Istri dan Anak Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Segera Jalani Tes DNA

Terlihat pada foto yang dicantumkan, telah ditemukan pakaian berwarna corak putih dan hitam.

Tak hanya itu, tim juga menemukan pakaian dalam diduga milik korban.

FOTO-FOTO pakaian penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan semalam, Minggu (10/1/2021)
FOTO-FOTO pakaian penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan semalam, Minggu (10/1/2021) (Youtube channel Kompas tv)

Selanjutknya, Tim Kopaska TNI AL juga menemukan pakaian anak kecil.

Temuan tersebut didapat tim pencari kemarin, Minggu (10/1/2021).

"Tim Kopaska TNI AL dan tim penyelaman menyerahkan barang temuan ke KRI Kurau, yakni berupa serpihan ban, baju anak kecil warna pink, dan serpihan pesawat," kata Komandan KRI Kurau Mayor Laut Nurochim di lokasi, Minggu.

Temuan pakaian di sekitar tempat penyelaman tim Kopaska TNI AL saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021).
Temuan pakaian di sekitar tempat penyelaman tim Kopaska TNI AL saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021). (KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Kemudian, turbin pesawat juga turut ditemukan dari pencarian tersebut.

Pada pukul 22.35 WIB, turbin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu pun tiba di JICT 2.

“Ditemukan potongan turbin dari Sriwijaya Air SJ 182 oleh tim penyelam TNI AL yang sebelumnya dicari menggunakan sonar tiga dimensi KRI Rigel,” kata Komandan KRI Cucut Mayor Laut Orri Kaufman Rosnumbre dilansir dari Kompas.com.

Petugas gabungan membawa bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut.
Petugas gabungan membawa bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Selanjutnya, serpihan pesawat akan diserahkan ke KNKT.

Sementara baju anak kecil akan diterima Tim DVI RS Polri.

"Nanti akan kami analisa barang tersebut. Serpihan akan diserahkan ke KNKT, sedangkan baju anak ke Tim DVI," Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman.

Baca juga: Analisa Capt Vincent Raditya soal Sriwijaya Air SJ 182, Curiga Pesawat Oleng Tajam dalam 1 Menit

Baca juga: Keluarga Cerita Kejanggalan Pilot Sriwijaya Air Sebelum Berangkat, Tiba-tiba Minta Maaf

Lokasi Black Box Sudah Ditandai

Black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terdeteksi dan sudah bisa dipantau.

Hal ini diungkapkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

"Dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box tersebut bisa dipantau dan sekarang sudah di-marking (ditandai)," ujar Hadi kepada para wartawan.

Hadi berharap, black box pesawat dalam waktu dekat bisa diangkat. "Sehingga bisa menjadi bahan KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut," tutur Hadi.

Ia menyebutkan, potongan-potongan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berkisar di kedalaman 23 meter.

"Mudah-mudahan berkat doa seluruh masyarakat Indonesia, pengangkatan potongan pesawat yang kini ada di kedalaman kurang lebih 23 meter bisa segera diangkat," tutur Hadi.

Pada konferensi pers Minggu (10/1/2021) sore, Hadi mengungkapkan bahwa tim gabungan pencari telah menandai lokasi yang diduga kuat merupakan black box milik pesawat tersebut.

"Saat ini terus berupaya untuk mendapatkan black box yang posisinya juga diduga kuat adalah posisi black box yang kita cari," kata Hadi dalam konferensi pers yang disiarkan Kompas TV, Minggu (10/1/2021).

Hal ini dibuktikan dari adanya sinyal yang dikeluarkan dari black box tersebut terus dipantau dan telah diberi tanda oleh tim.

Ia berharap, dalam waktu tak terlalu lama, black box segera diangkat.

"Sehingga dapat menjadi bahan bagi KNKT untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut," kata dia.

Sementara itu, tim SAR gabungan melaporkan, kotak hitam terdeteksi di kedalaman 17-20 meter.

Dantim Sar Taifib TNI AL Lettu Marinir Sofi Rahmadani kepada wartawan di atas KRI Teluk Gilimanuk, Minggu sore yang mengabarkan hal tersebut.

Menurut dia, kotak hitam terdeteksi dengan alat yang bisa membaca frekuensi alat itu.

Kemudian, tim penyelam mulai mencari di sekitar tempat diduga lokasi terdeteksinya kotak hitam tersebut.

“Sekarang pencarian sudah dilakukan, difokuskan di sekitar KRI Rigel,” ujar Sofi, Minggu.

Tim penyelaman menurunkan 17 Personel Denjaka, 14 Personel Taifib, 23 personel Kopaska dengan perlengkapan mulai dari searider, perahu karet, peralatan selam, alat komunikasi bawah air, GPS bawah air, dan kamera bawah air.

Diwartakan sebelumnya, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB.

Pesawat tersebut hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (9/1/2020).

Pesawat mengangkut 62 orang, yang terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Tim SAR Gabungan sudah dua hari mencari penumpang dan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut yang mengalami kecelakaan di perairan Pulau Laki dan Lancang Kepulauan Seribu.

Meski secara resmi sudah diumumkan bahwa kejadian ini merupakan kecelakaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut, alangkah baiknya semua pihak bisa melakukan berbagai upaya yang berempati pada semua pihak baik itu keluarga korban, relawan, hingga saksi-saksi kejadian, setidaknya tidak menyebarkan kabar-kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

(TribunnewsBogor.com/Antara/Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved