Sriwijaya Air Jatuh

Misteri Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182, Black Box Ditemukan di Dasar Laut, Ini Kata KNKT

Benda yang diyakini dapat mengungkap misteri jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 itu dikabarkan sudah ditemukan pada Selasa (12/1/2021) sore.

Penulis: Damanhuri | Editor: khairunnisa
Tribunnews/Fahdi Fahlevi
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh - Tim SAR dari Komando Pasukan Katak Angkatan Laut menemukan serpihan ban dan celana anak kecil berwarna pink. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Rekaman dalam kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga saat ini masih menjadi misteri.

Benda yang diyakini dapat mengungkap misteri jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 itu dikabarkan sudah ditemukan pada Selasa (12/1/2021) sore.

Sebelumnya diberitakan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dipastikan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat tujuan Jakarta-Pontianak itu dikabarkan hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB.

Pesawat itu mengangkut 56 penumpang, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak.

Melansir Tribunnews.com, kotak hitam ditemukan oleh tim penyelam dari TNI AL.

Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan
Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

Kotak hitam ini nantinya akan diserahkan kepada pihak KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) untuk dianalisa.

Belum terlalu banyak informasi mengenai hal tersebut.

Sebagai informasi, Black box atau kotak hitam adalah istilah umum yang digunakan dalam industri penerbangan untuk merekam data selama pesawat diterbangkan.

Meski disebut kotak hitam, nyatanya black box dibalut warna yang terang menyala atau cerah agar mudah teridentifikasi dalam operasi pencarian.

Blackbox yang ditemukan tersebut lalu dimasukkan di container box  warna putih bertutup biru seukuran 40 x 30 cm di atas perahu karet

Blackbox selanjutnya dinaikkan di KRI RIgel dan akan dibawa ke JICT.

Evakuasi 74 kantong Jenzah

Basarnas sudah mengevakuasi 74 kantong jenazah terkait musibah pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah tiga hari pencarian.

Dilansir artikel Kompas.com dari Antara, hingga Senin (11/1/2021) pukul 22.05 WIB, Basarnas mendapatkan tambahan 29 kantong jenazah yang diduga bagian tubuh penumpang pesawat rute Jakarta-Pontianak itu.

Hal ini disampaikan Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito di JICT II Tanjung Priok, Jakarta, Senin malam.

"Yang berarti kita sudah menemukan total sebanyak 74 kantong jenazah," ujar Bagus.

Di samping itu, Basarnas juga telah menemukan tambahan barang bukti berupa 16 kantong puing kecil dan potongan besar pesawat sebanyak 24 kantong.

Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut.
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Bagus menjelaskan, semua bagian tubuh korban yang sudah ditemukan sudah diserahkan ke Tim Disaster Victim Investigation (DVI) RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sementara untuk material pesawat diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Semua temuan dari pencarian pesawat merupakan hasil dari kerja sama tim SAR gabungan di antaranya Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, KPLP, KNKT, BMKG, dan seluruh potensi SAR baik di permukaan maupun di dasar air.

Diduga Mesin Hidup saat Jatuh

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) Soerjanto Tjahjono menyatakan bahwa KNKT telah mengumpulkan data radar (ADS-B) dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).

Dari data tersebut, tercatat pesawat berada pada ketinggian 250 kaki sebelum akhirnya hilang kontak.

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data," kata Soerjanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Dengan demikian, pihaknya menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air.

Secara lengkap data tersebut menjelaskan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengudara pada pukul 14.36 WIB.

Kemudian, pesawat terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.

Namun, selanjutnya pesawat menurun dan data terakhir pun menunjukkan SJ 182 berada pada ketinggian 250 kaki.

Data lain juga didapat KNKT dari KRI Rigel berupa sebaran puing-puing atau wreckage dengan besaran lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," jelasnya.

Grafis pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.
Grafis pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. (Sumber :Grafis Tribun Network)

Tambah Soerjanto, temuan pesawat yang telah dikumpulkan Basarnas salah satunya adalah bagian mesin turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.

"Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," ungkap dia.

Adapun pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru aktif, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu jatuh di antara Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021). Sedianya, pesawat akan tiba di Bandara Soepadio, Pontianak.

Namun, pada pukul 14.40 WIB atau empat menit seusai lepas landas, pesawat itu hilang kontak dan jatuh di Kepulauan Seribu.

(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved