Tekan Lonjakan Covid-19, Polresta Bogor Kota Launching Polisi RW
Program Polisi RW bertujuan untuk mengurangi dan mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bogor ini akan menerjunkan sekitar 619 personil
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Polresta Bogor Kota melaunching Polisi RW Satgas Covid-19 di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Kamis (21/1/2021).
Program yang bertujuan untuk mengurangi dan mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bogor ini akan menerjunkan sekitar 619 personil kepolisian di 797 RW se-Kota Bogor.
Kegiatan ini dilakukan mengingat kasus positif Covid-19 di Kota Bogor sudah mencapai 7.041 kasus.
"Kepolisian akan turun langsung ke lapangan untuk melawan dan berjuang menekan tingginya angka Covid-19. Sinergitas diantara kami sampai di level RT/RW sebagai basis terdepan. Ini agar klaster-klaster keluarga di pemukiman bisa ditekan," ujar Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
Kapolresta mengatakan, sedikitnya ada lima tugas utama dari polisi RW yang disingkat menjadi 5M, yakni Mendengar, Melihat, Membina, Membantu dan Mengkoordinasikan.
Ia menjelaskan, Mendengar dalam hal ini pihaknya ingin RT/RW mempunyai saluran dalam upaya 'belanja' masalah, polisi RW harus mendengar semua keluhan masyarakat.
Melihat, jika polisi melihat sesuatu hal yang tidak sesuai dengan Prokes agar segera melapor, Membina dalam hal ini cakupannya lebih luas, bisa melakukan sosialisasi, bisa menegakkan disiplin dan lainnya, Membantu yakni apa yang bisa diberikan kepada masyarakat, dan terakhir Mengkoordinasikan yakni berharap polisi RW ini bisa bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
"Kami juga mendorong program Pemkot Tim Elang dan Tim Merpati sehingga kita bisa bersama-sama 'belanja' masalah dan setiap Rabu akan dilakukan kunjungan langsung ke lapangan. Kami mohon dukungan dari semua untuk memberikan pelayanan terbaik bagi Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, ia melihat ada satu ironi yang telah terjadi di Kota Bogor yakni di sisi lain lonjakan Covid-19 terus naik dan semakin ganas, namun di sisi lain kepedulian warga semakin turun dan semakin tidak peduli.
"Ini perang, kita tidak boleh kalah perang, kalau warganya jenuh Wali Kota, Kadis, Camat, Lurah, Polri, TNI tidak boleh jenuh. Kalau pemimpinnya menyerah apalagi warganya. Jadi saya melihat bahwa rumus kita terhadap perang ini harus betul-betul kita kerjakan bersama-sama," tegasnya.
Bima Arya melanjutkan, kekalahan akan terjadi ketika mayoritas warga terjangkit Covid-19 dan rumah sakit kolaps hingga tidak bisa menampung pasien.
Sebaliknya akan menang jika vaksin berhasil dan dapat menurunkan angka positif dan terjadi nol kasus dengan stabil.
"Namun per-hari ini secara akumulatif, warga Bogor yang dinyatakan positif 7.041 orang, 1.252 orang masih dinyatakan positif, 5.200 orang sudah sembuh dan 159 orang meninggal dunia," sebutnya.
Ia menuturkan, berdasarkan kajian pakar Epidemiologi jika vaksin efektif 80 persen dengan kondisi masih seperti ini, maka di Desember tahun ini atau di akhir tahun Kota Bogor akan memiliki 11 Ribu kasus positif Covid-19.
Untuk itu kuncinya hanya pemerintah tidak boleh kendor, tidak boleh menyerah, tidak boleh jenuh, dan bergerak di aspek preventif yang sangat gencar.