Beda Tes Covid-19 GeNose, Rapid Antigen dan PCR, Lebih Akurat Mana? Intip Perbandingan Harganya
Perbedaan GeNose dengan tes antigen dan PCR. GeNose merupakan alat deteksi buatan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Selain CePAD, kini hadir alat deteksi Covid-19 GeNose.
GeNose merupakan alat deteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada ( UGM ).
Sebelumnya GeNose telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Kabar terbaru, alat deteksi Covid-19 buatan UGM itu akan digunakan di stasiun kereta api mulai 5 Februari mendatang.
Lalu, apa bedanya GeNose dengan tes antigen CePAD buatan Universitas Padjajaran ( Unpad ) dan PCR?
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, alat GeNose dan CePAD tidak bisa menggantikan perangkat Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam pengetesan Covid-19.
Menurut Bambang, kedua alat hasil penemuan anak bangsa tersebut digunakan untuk deteksi cepat.
"Jadi tidak bersifat menggantikan diagnosis yang memang hanya bisa dilakukan dengan gold standard PCR. Jadi tidak mungkin alat lain bisa menjadi pengganti," tutur Bambang dalam konferensi pers virtual, Senin (28/12/2020).
Baca juga: Deteksi Sejak Dini, Waspadai Gejala Awal yang Menandakan Orang Terjangkit Covid-19
Namun, GeNose dan CePAD diklaim memiliki cara kerja yang lebih baik dibanding rapid test dari luar negeri.
"Jadi intinya alat ini bisa dianggap sebagai alat yang akurat, cepat, aman, terjangkau dengan teknologi dan disain lokal," tutur Bambang.
Keakuratan dan harga
GeNose
Seperti dilansir dari Kompas.com, GeNose C19 berbeda dengan PCR test yang membutuhkan waktu pemeriksaan lebih lama.

Diketahui GeNose C19 hanya membutuhkan beberapa puluh detik.
Untuk hasil data yang didapatkan, hanya membutuhkan waktu dua menit.
Hal ini dapat diperoleh karena alat ini menggunakan teknologi analisis data berupa Artificial Intelligence yang bisa mendeteksi partikel yang dikeluarkan pasien atau Volatile Organic Compound di orofaring atau tenggorakan.
Diketahui GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 lewat embusan napas seseorang.
Baca juga: Cara Kerja GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 Lewat Hembusan Napas Bisakah Gantikan PCR ?
Tingkat sensitifitas GeNose dapat mencapai 90 persen dengan tingkat akurasi 93 persen.
Dengan tingkat sensitifitas dan akurasi tinggi, alat ini dibanderol dengan biaya per test antara Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu dan hasil yang cepat sekitar 2 menit.
"Jadi, kita ingin punya alat screening yang mudah, artinya operasionalisasinya mudah dan murah. Murah karena harga unitnya Rp 62 juta, tapi bisa dipakai hingga 100.000 kali," ujar Bambang dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/1/2021) siang.
Tes Antigen CePAD
Alat milik tim Universitas Padjajaran, CePAD juga memiliki tingkat sensitifitas tinggi mencapai 85 persen dan akurasi hingga 84 persen.

Sesuai nama dari alat ini, "Biar CePAD asal selamat" alat ini menggunakan metode mutakhir dengan deteksi antigen bukan lagi antibodi seperti yang selama ini dipergunakan.
Bahkan alat ini memiliki sistem sistem Trace (Portal CePAD ) yang memudahkan proses tracing dan tracking.
Mekanisme tracing menggunakan ada barcode untuk mengaitkan NIK sehingga mempercepat aksi penanganan orang yang positif.
"Keunggulannya, harga jauh lebih murah dari PCR Test. relatif cepat sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi tinggi. Tentunya harus dilihat dari sensifitas dan spesifitasnya," tambahnya.
Baca juga: Ganjar Prabowo Usulkan GeNose C19 Sebagai Alat Uji Resmi Covid-19, Ini Tanggapan Pemerintah
Untuk harga, Bambang menjelaskan harganya hanya Rp 120 ribu per unit.
Alat Antigen Test ini juga sudah direkomendasikan WHO dan juga mendapat rekomendasi dari Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia.
"Sudah digunakan beberapa Rumah Sakit di Jawa Barat, contohnya RS Pendidikan Unpad, Lab Kesehatan Pemprov Jabar, dan RS Sentosa Bandung,” terang Menteri Bambang.
Rencananya, melalui kerja sama demgam beberapa mitra alat ini akan diproduksi sebanyak 500 unit per bulan.
CePAD telah ditetapkan sebagai satu dari 27 produk inovasi hasil Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
(TribunnewsBogor.com/Kompas.com/Tribunnews.com)