Borong Mobil Tapi Belum Bisa Nyetir, Begini Nasib Miliarder Tuban, Kondisi Kendaraannya Mengenaskan
Kecelakaan yang menimpa para miliarder dadakan itu diakui Ari Soerjono, salah satu manajer diler Toyota di Tuban, Jawa Timur.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Matrawi (55), salah satu warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mengaku belum bisa menyetir mobil sebelum membeli dua mobil sekaligus dari hasil menjual tanahnya ke Pertamina.
"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," kata Matrawi dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: Dapat Kejutan Tak Terduga dari Baim Wong, Raffi Ahmad Pilih Kabur, Nagita Slavina Nyebut Istighfar
Baca juga: Sederet Gejala Covid-19 yang Muncul Tanpa Disadari, Waspada Jika Mendadak Alami Kerontokan Rambut
Seperti diketahui, Matrawi menerima uang Rp 3 miliar dari penjualan setengah hektare tanah miliknya.
Uang tersebut dia gunakan untuk membeli satu Toyota Rush dan satu mobil pikap.

Hal serupa juga dialami oleh tetangganya, Wantono (40), yang belum mengaku belum tahu apa pun soal menyetir mobil.
Wantono menceritakan, dirinya hanya tahu cara bagaimana mengendarai traktor di sawah.
"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujar Wantono, saat ditemui di rumahnya, seperti dilansir dari Tribunjatim.com, Kamis (18/2/2021).
Namun, setelah menerima Rp 24 miliar dari penjualan tanahnya seluas 4,2 hektar, Wantono membeli Mitsubishi Expander.
Diberitakan sebelumnya, banyak warga di sejumlah desa di Tuban 'kaya mendadak' usai tanah mereka dibeli oleh Pertamina sebagai ganti rugi pembangunan kilang minyak GRR.
Kilang minyak tersebut memiliki luas sekitar 1.050 hektare.
Baca juga: Minta Nissa Sabyan Stop Selingkuh dengan Ayus, Adik Menangis Akui Sang Ibu Dirawat di RS : Lepaskan
Baca juga: Hubungan Nissa dan Ayus Terungkap, Kecurigaan Eks Manajer Sejak 2018 Terbukti : Sering Lakukan Ini
Terdiri dari 821 ha lahan darat yang tersebar di Desa Kaliuntu, Wadung, Sumurgeneng, perhutani dan KLHK serta sisanya reklamasi laut.
Rencananya kilang ini akan beroperasi pada tahun 2024.
Kilang ini merupakan kerja bareng antara PT Pertamina dan Rosneft dari Rusia senilai Rp 225 Triliun.
FOLLOW US :
Rata-rata Warga Terima Rp 8 Miliar