Raker Apeksi di Pontianak Bahas Persaingan Global, Wajah 'Sembilan Wali' Jadi Perhatian

Kota Singkawang juga dapat belajar dengan Kota Bogor yang telah dijadikan referensi kota lain dalam mencapai target pembangunan

Istimewa/Pemkot Bogor
Kota Singkawang sangat dikenal sebagai salah satu kota paling rukun dan toleran di Indonesia, dan banyak potensi pariwisata kultural. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ada pemandangan menarik dari suasana Rapat Kerja Komisariat Wilayah (Raker Komwil) V Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Pontianak, Kalimantan Barat, 24-25 Maret 2021.

Dari pantauan, suasana kekeluargaan dan jauh dari kesan formal terlihat di wajah-wajah “Sembilan Wali” (9 orang wali kota) se-Kalimantan.

Pada setiap kesempatan di sela-sela rapat kerja tersebut, para Wali Kota terlihat kompak dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selain membahas topik serius terkait persoalan SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah) dan isu strategis terkait implementasi kebijakan penyederhanaan birokrasi di daerah, pada Raker di Kota Khatulistiwa ini jadi ajang untuk saling belajar dan bertukar pikiran antar sesama kepala daerah, terutama dalam menghadapi pandemi dan upaya membangkitkan ekonomi serta penanganan Covid-19 di kota masing-masing.

Dalam sambutan Ketua Dewan Pengurus Apeksi Bima Arya di hadapan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan seluruh peserta menyatakan hasratnya untuk belajar dan mampir ke Kota Singkawang selepas Raker di Pontianak melalui jalur darat.

Alasan Ketua Apeksi menyempatkan diri melakukan lawatan singkat ke Singkawang memang sangat beralasan.

Kota tersebut memang sudah sangat dikenal sebagai salah satu kota paling rukun dan toleran di Indonesia, dan banyak potensi pariwisata kultural di sana.

Sementara sebaliknya, Kota Singkawang juga dapat belajar dengan Kota Bogor yang telah dijadikan referensi kota lain dalam mencapai target pembangunan dan diganjar dengan aneka penghargaan setiap tahunnya.

Kedua kota ini, Bogor dan Singkawang memiliki kesamaan dari segi kekuatan kultural masyarakatnya.

Selain sama-sama mewarisi warisan budaya sebagai “Kota Pusaka Indonesia”, kedua kota ini memiliki event besar tahunan yang sama, yakni Festival Cap Go Meh yang menjadi salah satu kalender pariwisata nasional Visit Indonesia.

Setiap tahun pesta rakyat di kedua kota tersebut sangat meriah dan dihadiri masyarakat luas, serta para tokoh dan pejabat publik.

Hanya saja, seperti berbagai kegiatan besar lainnya, kemeriahan Festival Cap Go Meh tahun ini, baik di Kota Singkawang ataupun di Kota Bogor harus dibatalkan karena situasi pandemi.

Kota Singkawang, dikenal sebagai salah satu kota paling rukun dan toleran di Indonesia, dan banyak potensi pariwisata kultural.
Kota Singkawang, dikenal sebagai salah satu kota paling rukun dan toleran di Indonesia, dan banyak potensi pariwisata kultural. (Istimewa/Pemkot Bogor)

“Saya belajar banyak dari Wali Kota Bogor Bapak Bima Arya, tentang berbagai hal. Sesama wali kota kami juga sama-sama mengurus warga yang beragam dan pengalaman dalam menjaga kerukunan dan melayani warga di kota masing-masing,” ujar Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie.

Di tempat yang sama, Ketua Apeksi Bima Arya juga menyatakan, suasana belajar dalam keakraban persahabatan sesama anggota Apeksi ini yang sangat dijaga.

“Ibu Wali Kota Singkawang sangat open minded dan terbuka untuk berbagi pengalaman. Saya sempatkan berkunjung ke sini, melihat dan bertemu aparat pemerintahan, pelaku ekonomi dan warga di Singkawang. Saya banyak belajar dari upaya-upaya beliau menjaga keberagaman yang merupakan modal utama kemajuan di Singkawang,” kata Bima.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved